Mohon tunggu...
Inovasi

Mengenal Lebih Dekat dengan Novel "Ayah" Karya Andrea Hirata

21 Februari 2018   17:36 Diperbarui: 21 Februari 2018   17:40 6564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
jukkumairo.wordpress.com

Memiliki latar belakang cerita dari sahabat Andrea Hirata, novel Ayah karya Andrea Hirata diterbitkan pada akhir Mei 2015 oleh Bentang Pustaka. Beliau mengangkat cerita sahabatnya karena menurutnya cerita ini pantas untuk dibaca dan akan memberikan kesan seorang ayah yang sangat mendalam. Novel ini mengangkat tema kisah cinta dengan bumbu persahabatan yang mengambil latar kebanyakan di Kepulauan Belitong, Indonesia. 

Novel Ayah menceritakan tentang kehidupan Sabari yang mengejar mati-matian cintanya kepada Marlena. Meski dalam keadaan yang susah dalam hal asmara, Sabari selalu menjalaninya dengan sabar, sesuai namanya. Sabari tidaklah sendiri, dia ditemani oleh sahabatnya Ukun, Tamat, Toharun, dan beberapa sahabat lainnya. Cerita semakin menyentuh perasaan pembaca dengan adanya puisi-puisi dramatis yang disajikan sebagai penyela cerita dalam novel.

Alur dalam cerita ini menggunakan alur campuran. Andrea Hirata memulai cerita ini dengan situasi Sabari yang sudah terpuruk karena ditinggal istrinya sendirian. Kemudian direka ulang bagaimana semua itu bisa terjadi serta dilanjutkan pemecahan masalah Sabari tersebut. Sesuai dengan bukti dibawah ini.

"PERTANYAANNYA sekarang, bagaimana mulanya sehingga Sabari tergila-gila kepada Lena?" (halaman 9)

Disisi lain, penulis menggunakan sudut pandang orang ketiga. Penulis menggunakan nama orang dan kata ganti orang. Seperti yang ada di kutipan berikut.

"Dulu, di antara kawan-kawannya, Sabari paling terlambat pandai naik sepeda. Dia juga terakhir pandai mengaji, pandai menulis dan membaca, semua itu lantaran kesabarannya." (halaman 32)

Sabari hadir dalam bentuk orang yang lugu, jujur, serta penyayang. Sabari begitu menyayangi Marlena, walau Marlena tidak pernah mengharapkan kehadiran Sabari di hidupnya. Semakin Sabari mendekat, semakin cintanya Lena menjauh. Sesuai dengan kutipan halaman 43.

"Malangnya, seluruh prestasi Sabari yang fenomenal itu membuat Lena malah semakin brutal menolaknya. Jika dulu dia sekadar tidak membalas surat Sabari, sekarang surat-surat itu dirobeknya kecil-kecil lalu dihamburkan di tempat parkir."

Tak hanya memiliki rasa cinta yang kuat, dia juga memiliki watak pekerja keras yang sangat khas, tidak biasa, pantang menyerah, serta terus berjuang meski hal itu adalah hal yang terlihat mustahil bagi kebanyakan orang.

"Adakah kemudian Sabari membenturkan kepalanya ke pohon nangka? Tidak. Adakah dia mengumpankan lehernya ke gergaji mesin? Tidak. Adakah dia mengikat tangan dan kakinya sendiri lalu memplester mulutnya? Tak tahu bagaimana caranya, sebab bukankah tadi tangannya terikat? Lalu, menceburkan diri ke Sungai Lenggang agar ditelan buaya muara bulat-bulat? Tidak. Ataukah dia menggunakan cara-cara yang picik, bahkan anarkis, untuk menarik perhatian Lena? Maaf, Sabari tak punya sifat-sifat obsesif semacam itu." (halaman 44)

Hal yang paling terkenang dalam diri Sabari adalah cinta sejatinya yang tidak main-main, dia sungguh-sungguh mencintai Lena dalam keadaan apapun, sesusah apapun, seperih apapun, cintanya hanya kepada Lena. Meski Lena menceraikan Sabari, meski Lena minggat jauh dan membawa anak kesayangan Sabari, meski sabari dibuat hampir gila, meski air mata mengalir terus seiring kisah asmara mereka berlanjut, Sabari tetap mencintai Lena.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun