Mohon tunggu...
Raditya Dharmanta keswira
Raditya Dharmanta keswira Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

hobi olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Filsuf Arthur Schopenhauer

9 Januari 2024   01:00 Diperbarui: 11 Januari 2024   13:36 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Arthur Schopenhauer, seorang filsuf Jerman abad ke-19, dikenal dengan pandangannya yang pesimistis terhadap hidup dan konsep kehendak. Karyanya, khususnya "Die Welt als Wille und Vorstellung" ("Dunia sebagai Kehendak dan Representasi"), memberikan kontribusi signifikan terhadap pemikiran filosofis. Artikel ini akan membahas teori Schopenhauer dan mencari contoh fenomenanya dalam kehidupan sehari-hari.

Pemahaman Dasar Teori Schopenhauer

  1. Kehendak Sebagai Pusat Penderitaan:Schopenhauer meyakini bahwa kehidupan di dunia ini penuh dengan penderitaan dan bahwa penderitaan berasal dari kehendak untuk hidup. Menurutnya, kehendak adalah keinginan tak terbatas dan tak terpuaskan yang mendorong manusia untuk mencari kebahagiaan yang selalu sulit dicapai.

  2. Niat dan Pemuasan:Schopenhauer berpendapat bahwa kehendak menciptakan dunia dan manusia bekerja tanpa henti untuk memuaskan kehendak mereka. Namun, pemuasan kehendak hanya memberikan kebahagiaan sesaat, karena kehendak selalu kembali mendorong untuk lebih.

  3. Moksha atau Pembebasan dari Penderitaan:Salah satu tujuan utama dalam pemikiran Schopenhauer adalah mencapai moksha, pembebasan dari siklus penderitaan. Dia melihat bahwa melalui penolakan kehendak, manusia dapat mencapai kedamaian dan pembebasan dari penderitaan.

Contoh Fenomena Teori Schopenhauer dalam Kehidupan Sehari-hari:

  1. Konsumisme dan Penderitaan:Dalam masyarakat konsumtif, manusia seringkali berusaha memuaskan kehendak mereka dengan mengakumulasi barang dan pengalaman. Namun, Schopenhauer akan menunjukkan bahwa pemuasan ini hanya memberikan kebahagiaan sesaat dan bahwa keinginan untuk lebih akan selalu muncul, menyebabkan penderitaan yang berkelanjutan.

  2. Hubungan Antarpribadi:Dalam hubungan, terkadang penderitaan muncul karena kehendak untuk mencari persetujuan, cinta, atau pemuasan lainnya. Schopenhauer mungkin mengatakan bahwa pemuasan ini hanya memberikan kebahagiaan sesaat dan dapat menyebabkan penderitaan lebih lanjut jika hubungan tersebut tidak memuaskan kehendak manusia.

  3. Ambisi dan Penderitaan Karir:Ambisi untuk sukses dalam karir atau mencapai tujuan tertentu dapat mengarah pada penderitaan. Meskipun pencapaian tersebut mungkin memberikan kebahagiaan sesaat, Schopenhauer akan menekankan bahwa kehendak untuk mencapai lebih banyak atau lebih baik dapat terus-menerus mendorong manusia, menyebabkan penderitaan yang tak terhindarkan.

  4. Keinginan untuk Panjang Umur dan Kesehatan:Upaya manusia untuk menjaga kesehatan dan mencari umur panjang dapat dilihat sebagai manifestasi kehendak untuk hidup. Namun, Schopenhauer mungkin akan mengkritik bahwa ini hanya menghasilkan penderitaan tambahan karena kehendak ini selalu memunculkan keinginan untuk tetap hidup lebih lama dan lebih sehat.

  5. Kontemplasi dan Pembebasan:Individu yang melibatkan diri dalam praktik kontemplatif atau meditasi untuk merenungkan hakikat kehidupan dan menolak kehendak mungkin dapat menemukan kedamaian dan pembebasan dari penderitaan, sesuai dengan pandangan Schopenhauer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun