Konsep paling berpengaruh Barthes adalah mitos. Bagi Barthes, mitos bukanlah dongeng atau legenda kuno, melainkan sistem komunikasi yang mengubah sejarah dan ideologi menjadi sesuatu yang terlihat alamiah dan abadi.
Mitos adalah jenis ujaran (bisa berupa teks, gambar, atau bahkan objek) yang mengambil sistem tanda tingkat pertama (bahasa-objek) dan mengosongkan makna aslinya untuk diisi dengan makna baru yang ideologis.
Mari kita ambil contoh klasik sampul majalah yang menunjukkan seorang tentara Afrika-Amerika memberi hormat pada bendera Prancis.
Pada tingkat denotasi, ini hanyalah gambar seorang prajurit dalam pose tertentu. Pada tingkat konotasi, gambar ini bisa bermakna "patriotisme" atau "kewajiban". Tetapi pada tingkat mitos, keseluruhan adegan ini diubah menjadi sebuah pesan tentang "kekaisaran Prancis yang tanpa diskriminasi rasial" atau "kesetiaan semua anak bangsa pada negara induk."
 Ideologi kolonialisme yang sebenarnya penuh dengan masalah dan ketimpangan direduksi menjadi gambar yang sederhana, positif, dan seolah-olah alamiah.
Tanda tersebut tidak lagi terasa sebagai konstruksi budaya, tetapi sebagai kebenaran yang tak terbantahkan. Fungsi mitos, tulis Barthes, adalah untuk memurnikan makna, mengosongkan realitas sejarahnya, dan memberikan kepadanya kealamiahan yang palsu.
Membongkar "The Death of the Author"
Konsep tanda Barthes juga berhubungan erat dengan esainya yang terkenal, "The Death of the Author". Jika makna ditentukan oleh rangkaian konotasi dan mitos yang luas dalam budaya, maka niat atau biografi penulis asli menjadi tidak relevan.
 Sebuah teks bukan lagi saluran untuk "suara" tunggal sang pengarang. Sebaliknya, teks adalah jaringan kutipan yang bersumber dari pusat kebudayaan yang tak terhitung jumlahnya. Pembaca, dengan latar belakang budayanya sendiri, yang kemudian "menulis" ulang teks tersebut dan memproduksi makna.
Dalam kerangka ini, penulis hanyalah seorang "skriptor" yang menyusun tanda-tanda yang sudah ada sebelumnya, dan kekuatan sejati untuk menciptakan makna berada di tangan pembaca.
Relevansi Barthes di Masa Kini