Tahun ini, sekolah saya menerima kepercayaan besar dari negara. Terpilih sebagai penerima Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Kinerja, sekolah kami bukan hanya diberi dukungan anggaran untuk meningkatkan mutu pendidikan, tetapi juga kesempatan untuk berkembang melalui program-program strategis. Salah satu program tersebut adalah Pelatihan Pembelajaran Mendalam (PM) Tahap 2 yang diselenggarakan oleh Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Provinsi Jawa Tengah.
Kepercayaan ini tentu bukan sekadar angka dalam surat keputusan. Ia adalah mandat. Sebuah isyarat bahwa sekolah kami dianggap siap untuk naik kelas---bukan hanya dalam hal fasilitas, tapi juga dalam kualitas sumber daya manusianya, terutama para guru.
Meneruskan Estafet, Mewakili Sekolah
Sebelumnya, kepala sekolah kami telah mengikuti pelatihan tahap pertama. Ia pulang dengan semangat baru, penuh cerita tentang paradigma belajar yang lebih memanusiakan, tentang pembelajaran yang tidak hanya mengejar nilai, tetapi juga memuliakan proses.
Kini, saya bersama dua guru lainnya dipercaya untuk mengikuti tahap lanjutan. Kami tergabung dalam kelas 2B, bersama rekan-rekan guru dari SMP dan SMA se-Kabupaten Semarang. Kami datang dari latar yang beragam, tetapi dipersatukan oleh satu misi: belajar untuk menjadi guru yang lebih baik.
Sebagai guru fisika, saya tidak melihat pelatihan ini sebagai tambahan beban. Justru sebaliknya. Ini adalah kesempatan emas. Kesempatan untuk memperbaiki praktik pembelajaran saya, dan lebih dari itu---kesempatan untuk kembali menyelami makna dari profesi guru itu sendiri.
Rangkaian Tahapan Pelatihan
Pelatihan ini disusun secara sistematis melalui pola IN-ON-IN, dan terdiri atas tiga tahapan utama
 1.  IN-1 (In-Service Learning 1) -- Tahap MemahamiTanggal: 30 Juli -- 4 Agustus 2025
   Sesi pelatihan tatap muka (sinkron/daring) untuk membekali peserta dengan konsep, prinsip, dan kerangka kerja                      Pembelajaran MendalamanÂ
2. Â ON (On-the-Job Learning) -- Tahap Mengaplikan
     Pendampingan 1  : 25 Agustus 2025
     Pendampingan 2 :  15 Sepetember 2025
     Pendampingan 3 :  6 Oktober 2025
     Peserta mengimplementasikan pembelajaran mendalam di kelas masing-masing, dengan pendampingan fasilitator Â
3.  IN-2 (In-Service Learning 2) -- Tahap Merefleksi dan Berbagi                                                                             Tanggal: 8 - 11 Oktober 2025
    Peserta kembali mengikuti sesi pelatihan untuk merefleksi pengalaman mengajar, memperdalam pemahaman, serta                   mempresentasikan praktik baik bersama rekan guru.
Namun sebelum memasuki sesi IN-1, peserta diwajibkan menyelesaikan tahap belajar mandiri secara asinkronus melalui LMS. Dan di sinilah perjalanan saya benar-benar dimulai.
Belajar Mandiri Tanpa Fasilitator: Sunyi Tapi Menyadarkan
Tahap awal ini disebut sebagai fase pra-IN, dan dilaksanakan secara mandiri:
 Tanggal: 28 -- 29 Juli 2025
Akses ke modul pembelajaran tidak serta-merta dibuka. Saya harus lebih dulu menyelesaikan tiga prasyarat penting:
- Membaca pengantar pelatihan
- Mengerjakan tes awal (pre-test)
- Membaca referensi umum
Baru setelah itu, saya diperbolehkan mengakses tujuh modul utama. Tantangan sesungguhnya pun muncul. Waktu yang disediakan hanya dua hari, sementara materi yang harus dipelajari mencakup:
- Pola Pikir Bertumbuh (Growth Mindset)
- Konsep dan Kerangka Kerja Pembelajaran Mendalam
- Prinsip dan Pengalaman Belajar
- Asesmen dalam PM
- Perencanaan Pembelajaran
- Implementasi dan Refleksi
- Inkuiri Kolaboratif
Pada tahap ini, belum ada fasilitator yang mendampingi. Saya belajar sepenuhnya sendiri. Tidak ada sesi diskusi, tidak ada ruang konsultasi, tidak ada kelompok belajar. Hanya saya, layar laptop, koneksi internet, dan niat untuk menyelesaikan dengan baik.
Justru di situ letak kekuatannya. Saya merasa kembali menjadi murid---mencatat, membaca ulang, dan berusaha memahami. Tidak ada dorongan dari luar. Semuanya tergantung pada kesadaran belajar pribadi.
LMS: Lebih dari Sekadar Platform
Belajar melalui LMS mengajarkan saya banyak hal. Bukan hanya isi materinya, tetapi juga etos belajarnya. Saya dilatih untuk mengatur waktu, fokus pada materi yang esensial, dan menyelesaikan tugas dengan mandiri. Tidak ada alarm yang mengingatkan. Tidak ada guru yang menegur. Semuanya bergantung pada kesadaran diri.
Saya sadar, di masa depan, murid-murid saya juga akan menghadapi dunia belajar yang seperti ini---mandiri, digital, dan penuh tantangan. Maka saya pun merasa perlu menempuh jalan yang sama, agar bisa memahami kebutuhan mereka lebih dalam.
Modul-modul dalam LMS memberikan pemahaman bahwa pembelajaran mendalam bukan metode baru, tapi pendekatan baru terhadap belajar. Ia berakar dari model-model sebelumnya---CBSA, PAKEM, PAIKEM, CTL---namun disesuaikan dengan kebutuhan zaman yang lebih kompleks. Ia mengajak guru untuk tidak hanya mengajar, tetapi juga menghidupkan pengalaman belajar yang menyentuh nalar, emosi, nilai, dan gerak.
Refleksi Awal: Guru Juga Butuh Dimuliakan dalam Belajar
Pelatihan ini memberi kesan yang sangat kuat sejak awal: bahwa guru juga butuh dimuliakan dalam proses belajar. Tidak sedikit dari kita yang sering merasa terlalu sibuk untuk belajar, terlalu lelah untuk berkembang. Tapi lewat pelatihan ini, saya diajak untuk berhenti sejenak, menengok ke dalam, dan bertanya: apakah cara saya mengajar masih selaras dengan kebutuhan zaman?
Belajar bukan hanya tugas murid. Belajar adalah napas seorang guru. Dan saya bersyukur, diberi ruang, waktu, dan tantangan untuk terus menghirup napas itu.
Penutup: Ini Bukan Akhir, Ini Titik Awal
Tulisan ini adalah catatan awal dari perjalanan saya dalam Pelatihan Pembelajaran Mendalam Tahap 2. Masih banyak tahap yang akan saya lalui: dari pelatihan intensif (IN-1), praktik di kelas (ON), refleksi dan berbagi (IN-2). Tapi saya percaya, setiap langkah akan membawa perubahan. Tidak hanya pada saya, tapi juga pada cara saya mengajar, dan akhirnya, pada murid-murid saya.
Terima kasih kepada Kemendikbudristek, BBGTK Jawa Tengah, kepala sekolah, dan seluruh pihak yang telah membuka jalan ini. Saya akan belajar dengan sungguh-sungguh, karena saya percaya: perubahan besar dimulai dari ruang kelas kecil yang diisi guru-guru yang terus belajar.
Bersambung ke: Catatan dari IN-1 -- Menyelami Makna Pembelajaran yang Menghidupkan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI