Mohon tunggu...
Rachmat Hidayat
Rachmat Hidayat Mohon Tunggu... Sejarawan - Budayawan Betawi

a father, batavia, IVLP Alumni 2016, K1C94111, rachmatkmg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Sebira, Pulau Sejuta Pesona

8 Maret 2019   16:08 Diperbarui: 8 Maret 2019   16:15 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beliau kasih info kalau mereka akhir bulan Februari ini akan ke Sebira. Kepada Yuli saya minta agar koordinasi ke pihak Puskes kelurahan, takutnya rencana itu berubah. Dan, selasa malam, Yuli kasih kabar positif. Rabu, 27 Februari 2019 alhamdulilah akhirnya jadi juga ke Sebira.

dokpri
dokpri
Pagi-pagi saya menuju dermaga 16 Marina. Setelah lapor kedatangan kepada Bang Anci, kami menunggu salah seorang pasien yang akan kembali ke pulau setelah di rujuk di salah satu rumah sakit di (daratan) Jakarta. Setelah si pasien tiba dengan kursi rodanya, segala persiapan keberangkatan dilakukan. Tepat pukul 08.00 kapal cepat bermesin tiga mulai lepas tambang. 

Udara di Marina cerah berawan. Hanya riak-riak ombak kecil yang menemani perjalanan dari Marina ke Pramuka. Oh ya, kapal ini akan singgah ke beberapa pulau sebelum ke Sebira. Dari sekitar 30 seat yang tersedia, hampir semuanya terisi. 

Pemberhentian pertama kami adalah pulau Pramuka, untuk menurunkan obat-obatan bagi RSUD. Satu dua penumpang pegawai kesehatan turun. Gantinya, naek beberpa orang teknisi AC untuk memperbaiki AC di Puskesmas Pulau Panggang. 

Selepas, Pramuka, kapal menuju ke Pulau Panggang, menjemput beberapa tenaga Kesehatan lainnya. Tak lama singgah di Panggang, kapal menuju ke arah barat daya ke Pulau Kelapa. 

Kali ini kami singgah agak lama, maklum banyak peralatan dan obat-obatan kesehatan yang diturunkan. Setelah bongkar muat barang dan penumpang, predator menuju ke Pulau Harapan, menjemput Yuli, staf PLKB dan beberapa tenaga kesehatan yang akan bertugas di pulau Sebira.

dokpri
dokpri
Diakui, selama ini memang untuk kunjungan pembinaan ke pulau berpenduduk 571 jiwa ini jarang kami lakukan. Paling banyak, kami melakukan pembinaan terprogram 2 tahun sekali. Jika pulau-pulau lainnya kami rutin menyambanginya minimal sebulan sekali, khusus untuk Sebira, memang rada sulit. Bukan karena malas ke sana, namun transportasinya sungguh sulit. 

Maklum, pulau terluar di jajaran Kepulauan Seribu ini tak dilayani kapal predator. Untuk ke Sebira, kita harus berangkat dari pelabuhan rakyat di Muara Angke, numpang kapal nelayan yang biasanya mencari ikan jauh keluar dari gugusan Kepulauan Seribu. 

Orang pulau biasa menyebut kapal kayu. Jika kita numpang kapal kayu, kita akan tua di laut lantaran lamanya waktu tempuh. rata-rata 8 jam perjalanan, sangat berbeda jauh bila kita naik kapal cepat yang hanya butuh waktu 3 jam-an. 

Sadar akan sulitnya transportasi ke Sebira, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menginstruksikan kepada jajaran Dishub DKI Jakarta agar membuka layanan kapal cepat ke Sebira. 

Syukur Alhamdulillah mulai Maret 2019, kini Sebira tak lagi terisolasi. 2 kali dalam seminggu kapal cepat milik Pemprov DKI melayari rute Muara Angke -- Sebira.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun