Bullying bukan sekadar candaan yang kelewat batas. Ia adalah bentuk kekerasan yang bisa meninggalkan bekas panjang tidak hanya di tubuh, tapi lebih dalam lagi, di dalam jiwa.
Banyak orang mengira bullying hanya berdampak sesaat. Tapi kenyataannya, efek samping dari bullying bisa menghantui korban seumur hidup, terutama jika tidak ada dukungan, perlindungan, dan pemulihan sejak dini.
Artikel ini akan mengulas efek samping bullying yang sering tidak disadari, namun nyata dan merusak.
1. Rasa Tidak Percaya Diri yang Mendalam
Korban bullying sering dibentuk untuk meragukan dirinya sendiri. Kata-kata seperti:
“Kamu jelek.”
“Kamu bodoh.”
“Kamu nggak pantas berteman sama kami.”
…bisa menjadi suara batin yang terus terngiang bahkan saat pelaku sudah tak lagi hadir. Korban merasa dirinya tidak cukup baik, tidak layak diterima, bahkan tidak layak dicintai.
Efek jangka panjangnya? Rasa minder, takut mencoba hal baru, dan sulit mengekspresikan diri.
2. Masalah Kesehatan Mental
Bullying bisa berdampak serius terhadap kesehatan mental, seperti:
Depresi
Kecemasan berlebih
Stres berkepanjangan
Gangguan tidur
Bahkan, pada kasus ekstrem: keinginan untuk bunuh diri
Korban bullying sering merasa sendirian, terisolasi, dan kehilangan harapan. Ketika tidak ada tempat untuk bercerita, luka itu berubah menjadi tekanan batin yang berbahaya.
3. Menutup Diri dari Lingkungan Sosial
Korban bullying cenderung:
Takut bergaul
Menarik diri dari teman-teman
Merasa asing di lingkungan sendiri
Hal ini bisa berdampak pada kemampuan sosial dan emosional mereka di masa depan. Anak-anak yang dibully saat kecil, bisa tumbuh menjadi remaja dan dewasa yang kesulitan membangun hubungan sehat.
4. Penurunan Prestasi Akademik
Rasa takut dan tekanan psikologis membuat korban sulit berkonsentrasi di sekolah. Mereka menjadi pasif, enggan bertanya, atau bahkan malas masuk kelas. Bukan karena mereka malas—tetapi karena lingkungan yang tidak aman membuat belajar terasa menakutkan.
Ketakutan membunuh semangat. Dan di sinilah masa depan pendidikan mereka mulai terganggu.
5. Menjadi Pelaku di Masa Depan (Lingkaran Kekerasan)
Tanpa penanganan yang tepat, beberapa korban bullying justru tumbuh dengan trauma yang berubah menjadi amarah. Mereka bisa:
Menindas adik kelas
Membalas dendam secara sosial
Mengulang pola kekerasan saat dewasa
Inilah yang disebut lingkaran kekerasan—di mana korban kemarin, bisa jadi pelaku esok hari.
6. Rasa Percaya pada Dunia Hilang
Efek paling menyedihkan dari bullying adalah hilangnya kepercayaan pada orang lain. Korban merasa:
Dunia tidak adil
Orang dewasa tidak bisa diandalkan
Tidak ada yang benar-benar peduli
Ini menciptakan pribadi yang selalu waspada, penuh curiga, dan tidak merasa aman di mana pun mereka berada.
Luka Akibat Bullying Tidak Selalu Berdarah, Tapi Nyata
Banyak luka akibat bullying tidak terlihat oleh mata, tapi sangat terasa oleh jiwa. Oleh karena itu, kita semua perlu lebih peka, peduli, dan aktif mencegah serta menangani bullying sejak dini.
Jika kamu adalah guru, jadilah pelindung.
Jika kamu adalah orang tua, jadilah pendengar.
Jika kamu adalah teman, jadilah penolong.
Dan jika kamu adalah korban, ketahuilah: kamu tidak sendiri. Kamu berharga. Kamu bisa sembuh.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!