Mohon tunggu...
RACHID LIBOURKI
RACHID LIBOURKI Mohon Tunggu... Diploma Energi Terbarukan ,S1 Matematika .

S1 Matematika, dengan latar belakang akademik sebelumnya di bidang efisiensi energi bangunan dan teknologi energi terbarukan. Saya telah mengikuti pelatihan praktis dalam sistem energi surya dan angin. Minat saya berfokus pada keberlanjutan, inovasi, dan penerapan pendekatan matematis dalam solusi energi masa kini.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Apakah Model Daur Ulang Sampah di Swedia Bisa Menjadi Solusi Krisis Plastik di Indonesia ?

29 Juni 2025   12:29 Diperbarui: 29 Juni 2025   12:29 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo courtesy of ProjectSTOP and BorealisAG, bagian dari program waste management di Banyuwangi, Jawa Timur 

Membangun pusat pengumpulan dan pemilahan sampah skala kecil di pulau-pulau dan kota pesisir

  • Mengintegrasikan pendidikan lingkungan ke dalam kurikulum sekolah

  • Mendukung UMKM yang mengubah limbah plastik menjadi produk kerajinan atau bahan bangunan

  • Mengembangkan pembangkit energi dari sampah skala mikro

  • Mendorong pengembangan plastik ramah lingkungan dari singkong, rumput laut, atau serat pisang

  • Mewajibkan industri untuk bertanggung jawab atas kemasan yang mereka hasilkan (EPR)

  • Langkah-langkah ini tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga membuka lapangan kerja baru, mendukung pariwisata berkelanjutan, dan meningkatkan kesehatan masyarakat di wilayah pesisir.

    Penutup: Semangat Swedia, Solusi Indonesia

    Swedia membuktikan bahwa perubahan berkelanjutan bisa terjadi jika ada sinergi antara kebijakan, pendidikan, dan budaya masyarakat. Indonesia bisa dan harus menemukan jalannya sendiri. Solusi hijau versi Indonesia perlu dimulai dari komunitas, sekolah, dan desa-desa.

    Laut tidak menunggu. Alam tidak menunggu.
    Saatnya kita juga tidak menunda.

    Tentang Penulis:

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Nature Selengkapnya
    Lihat Nature Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun