Mohon tunggu...
Rachel Novitasari
Rachel Novitasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Communication Student

Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Disebut sebagai "Evil Empire", Berikut Kapitalisme Starbucks

27 Maret 2021   06:17 Diperbarui: 27 Maret 2021   07:05 972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: researchgate.net

Sehingga secara runtut, Starbucks dilihat hanya memperdagangkan simbolnya. Kemudian simbol tersebut dikonsumsi oleh masyarakat dan direproduksi kembali oleh masyakarat secara berkelanjutkan. Dan pada akhirnya tercipta budaya tertentu mengenai brand Starbucks.

Dari sini terlihat bagaimana kopi dikomodifikasikan. Kopi mungkin tidak lagi berfungsi sebagai minuman penghilang kantuk, namun juga sebagai kode simbolik yang digunakan untuk mengkomunikasikan keberadaan kelompok sosial tertentu.

Semoga melalui artikel ini, Anda dapat lebih memahami seputar cultural jamming dan implementasinya pada tanda dan simbol tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

Barker, C., & Jane, E. (2016). Cultural studies: theory and practice. (5th ed.). Los Angeles : SAGE Publications.

Edkins, J. & Vaughan-Williams, N. (2009). Critical theorists and international relations. United Kingdom : Routledge.

Nomai, A. J. (2008). Culture jamming : ideological struggle and the possibilities for social change. Austin : University of Texas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun