Mohon tunggu...
Rachel MadelineRomasta
Rachel MadelineRomasta Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Do your best

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Lawan Insecure dengan Bersyukur, Apa Cukup?

19 November 2020   15:25 Diperbarui: 19 November 2020   15:34 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Zaman sekarang istilah "insecure" menjadi sangat nge-trend dan banyak dipakai khususnya oleh kaum muda. Melihat orang lain lebih unggul dari kita memang terkadang membuat kita merasa kecil. Mungkin kamu salah satunya yang sering mengalami hal tersebut, bahkan sering melontarkan " Duh dia cakep banget, aku jadi insecure." Ya, itu memanglah hal yang normal. Dengan melihat orang lain lebih baik dari kita membuat kita merasa tidak aman, malu, tidak mampu, bahkan sampai merasa useless. Apalagi di zaman modern sekarang mengakses kehidupan pribadi orang lain sangat mudah. Kita dapat mengetahui bagaimana kehidupan seseorang lewat akun media sosialnya. Kemudahan akses itu membuat kita semakin sering membandingkan diri kita dengan orang lain, yang akhirnya memunculkan rasa insecure.

Merasakan rasa cemas dan minder sesekali merupakan hal yang sangat wajar dan normal terjadi, khususnya dalam kehidupan sehari-hari. Namun, sebaiknya perhatikan kondisi kesehatan mental kamu jika kamu terus-menerus merasa cemas dengan diri kamu sendiri atau lingkungan sekitar diri kamu. Tentu semua orang pernah mengalami insecure. Sebagian orang menjadikannya motivasi agar menjadi lebih baik. Sebagian lagi menjadikannya batu sandungan yang membuat diri sendiri menjadi down. Jika sudah sampai tahap merasa tidak aman dan takut dengan lingkungan sekitar, maka insecure yang kamu alami sudah dalam tahap parah.

Saat merasa sedang dalam masalah, sering kali yang terlintas pertama kali di pikiran adalah berbagi masalahnya dengan orang lain, menceritakan keluh kesahnya dengan teman, saudara, atau orang-orang terdekat, begitu juga dengan orang yang mengalami insecure. Mereka mencoba sharing tentang hal-hal yang membuat mereka down dengan tujuan tentu saja untuk diberi saran dan disemangati. Tetapi banyak yang menganggap masalah insecure adalah masalah yang kecil, tidak perlu terlalu dipikirkan. Bagi orang yang sedang merasa insecure, tentu hal itu kurang membantu, apalagi yang sudah tahap parah yang dapat membahayakan mentalnya.

Sebagian orang menganggap insecure disebabkan karena kurangnya rasa bersyukur atas apa yang telah diberikan Tuhan. Sehingga sering kali memberi saran untuk bersyukur saja daripada insecure. Di satu sisi mungkin ada benarnya. Namun, bagaimana dengan yang sudah mencoba bersyukur tetapi lingkungan nya sendiri lah yang membuat dia terus-menerus merasa insecure?  Mendengarkan saran untuk bersyukur akan membuat dia makin down dan merasa kurang bisa bersyukur pada Tuhan, merasa tidak layak dan tidak berguna. Hal itu hanya memperparah kondisi mentalnya.

Lantas, tindakan apa yang harus kita lakukan untuk menolong seseorang yang sedang mengalami insecure? Yang pertama yaitu dengarkan. Dengarkan dengan baik apa keluh kesahnya, apa permasalahannya dan kekhawatirannya. Dengan mendengarkan saja terkadang sudah membuat beban seseorang berkurang.

Yang kedua adalah jangan memberikan saran yang menjatuhkan, melainkan jadilah orang yang justru membangun kepercayaan dirinya. Yakinkan bahwa semua manusia memiliki kelemahan dan kelebihannya masing-masing. Jangan pernah bosan untuk mengingatkan bahwa dia berharga dan banyak orang yang tetap menerima dia bahkan dengan kekurangannya. Mungkin terdengar kompleks dan sulit untuk dilakukan. Tapi cobalah mulai sekarang untuk memperhatikan kesehatan mentalmu dan orang-orang di sekitarmu.

Kondisi mental yang tidak baik bukanlah hal yang sepele. Jika mental tidak sehat, maka fisik pun terasa lemah dan enggan bekerja dengan baik seperti biasanya. Tertekan secara psikis atau mental bukanlah hal yang biasa dan layak untuk dianggap tidak penting. Tentu kita sering mendengar kasus suicide atau bunuh diri. Bunuh diri merupakan salah satu bahaya dari penyakit mental. Dengan menjadi seseorang yang mau mendengarkan dan menemani, sudah dapat menyelamatkan nyawa manusia yang berharga.

Insecure muncul  bukan selalu karena kita tidak bersyukur akan apa yang kita miliki. Tetapi terkadang di saat kita sudah berusaha menerima diri kita, justru orang di sekitar kita terus mengejek kekurangan kita itu sehingga kita tidak bisa keluar dari perasaan tidak aman itu. Saat tahu seseorang sedang insecure, menyuruhnya untuk bersyukur dan menerima diri bukanlah cara yang tepat. Insecure bukanlah hal sepele yang dapat diatasi hanya dengan menyuruhnya untuk bersyukur. Jadilah orang yang peka dan mau peduli dengan keadaan mental orang lain, karena orang yang sedang insecure lebih butuh diberi keyakinan dari orang lain bahwa dia berharga, bahkan dengan segala kekurangannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun