Mohon tunggu...
Rachelle Ocelynn Bunardy
Rachelle Ocelynn Bunardy Mohon Tunggu... Pelajar

Nama saya Rachelle Ocelynn, bisa dipanggil Ocel. Saya suka menulis tentang experience saya di tempat-tempat tertentu (wisata dll)

Selanjutnya

Tutup

Trip

Wonosobo Desa Buntu: Keramahan Besar yang Bikin Hati Enggan Pulang!

14 April 2025   14:34 Diperbarui: 14 April 2025   14:53 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bazaar
Bazaar

SMA Global Prestasi, Local Immersion Global Prestasi School, sosiologi.

Wonosobo terletak di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kota ini berada di tengah-tengah Pulau Jawa dan terkenal sebagai pintu gerbang menuju Dataran Tinggi Dieng, kita menuju ke Wonosobo (Desa Buntu) pada tanggal 16 Februari dan sampai pada 17 Februari. Sekitar 6-7 jam kita di bus, kita mulai jalan di hari minggu malam sampai senin pagi. Dengan pendekatan etnografi, penulis berusaha merasakan sendiri bagaimana masyarakat desa ini menjalani kehidupan sehari-hari, bagaimana mereka menyapa, berbicara, dan menjalin hubungan satu sama lain.

Disaat penulis sampai di Wonosobo penulis sempat notice bahwa warga-warga disana saling kenal, anak-anak disana pun juga sering sekali menyapa kami. Hal itu langsung bikin penulis merasa seperti di rumah sendiri. Keakraban yang terjalin di antara warga Wonosobo bukan sekadar basa-basi, tapi benar-benar terasa tulus. Setiap orang yang kami temui menyapa dengan senyuman ramah, bahkan tanpa ragu mengajak ngobrol, seolah kami itu bukan orang asing. Mereka benar-benar peduli, benar-benar ingin memastikan bahwa tamu yang datang merasa diterima.

Tak hanya itu, saat kami mampir ke warung untuk membeli jajanan, pemilik warungnya dengan hangat bertanya asal kami dan tanpa ragu merekomendasikan mainan menarik yang seru. Pembicaraan tersebut terasa begitu akrab, seperti berbicara dengan seseorang yang kita kenal.

Saat penulis berkunjung ke rumah teman-teman penulis, pemilik rumah, seorang ibu tanpa ragu menawarkan segelas teh hangat. "Diminum dulu, biar nggak masuk angin," katanya sambil tersenyum. Warga sekitar juga sangat baik untuk memberi tahu jalan agar tidak nyasar.

Kebetulan penulis mendapatkan orang tua asuh yang bernama Pak Didik dan Ibunya. Mereka sangat ramah kepada kami (penulis & teman-teman penulis). Ibu selalu menawarkan teh hangat agar tidak masuk angin. Penulis dan teman sekamar penulis sangat tertarik saat berbicara dengan Ibu. Ibu juga selalu ingat untuk memberi makanan yang sangat amat enak.

Desa Wonosobo bukan hanya tentang alamnya yang indah atau udaranya yang sejuk. Yang membuatnya begitu istimewa adalah orang-orangnya mereka yang menjadikan keramahan sebagai bagian dari hidup, bukan karena harus, tetapi karena itu adalah siapa mereka sebenarnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun