Mohon tunggu...
Rachel Fitria
Rachel Fitria Mohon Tunggu... Freelancer - Research Leader

Mengamini Quote nya Mahatma Gandhi "Satisfaction lies in the effort, not in the attainment, full effort is full victory". Selalu jatuh cinta dengan dunia Biologi dan travelling. Memimpikan 'bermain' dengan anak-anak di pelosok negeri. rachelfithree.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Catatan Seorang Pengajar Muda di Pulau Terdepan NKRI (10)

11 Agustus 2017   03:38 Diperbarui: 11 Agustus 2017   04:58 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Berkunjung ke Pangkalan TNI Angkatan Udara Ranai"

Hari Inspirasi

Suatu hari, ketika saya sedang mengajar mata pelajaran Matematika di kelas VI, materi yang saya ajarkan saat itu adalah tentang Bidang Koordinat Cartesius. Saya mengajak siswa-siswi saya belajar sambil bermain, kami membuat denah letak bangunan sekolah kami dan menentukan koordinat letaknya. Lalu, saya membagi mereka menjadi 5 kelompok dan mereka harus menyelesaikan misi di setiap pos yang sudah saya tentukan. Saya hanya membekali mereka dengan denah dan koordinat setiap pos.

Mereka berusaha menyelesaikan misi di setiap pos dengan semangat dan terus berlari menuju pos berikutnya setiap misi di pos sebelumnya telah selesai. Setelah kami selesai bermain, saya mengajak mereka kembali ke kelas dan menjelaskan setiap detail kegiatan yang kami lakukan tadi serta menarik "garis merah" permainan tadi dengan materi pelajaran hari itu.

Kemudian ada seorang anak yang mengacungkan tangannya, pertanda ia hendak bertanya, "Bu, apa gunanya kita susah-susah belajar matematika sih bu, apalagi tentang koordinat-koordinat ini, mamak dan bapak saja susah cari uang, kata mereka mending jadi pedagang, bisa kaya, mending belajar tambah kurang, kali bagi saja bu". 

Lalu saya menanyakan suatu pertanyaan sederhana pada mereka, "menurut hati nurani kalian, apa cita-cita kalian, kalian ingin jadi apa?". Jawabannya bervariasi, mayoritas ingin menjadi anggota TNI. Lalu saya menjawab, "Baiklah, ibu akan mengajak kalian menonton sebuah video sore ini, datang ya...." 

Sorenya saya mengajak anak-anak duduk rapi dan saya mulai memutar sebuah video profil Kopassus. Dalam video itu, ada adegan menarik bagi siswa-siswi saya, yaitu saat para tentara sekilas membuat sebuah peta koordinat dan kemudian mereka melompat dari pesawat dengan parasut. Ketika video itu selesai, anak yang tadi pagi bertanya pada saya mengenai apa gunanya belajar koordinat, seketika berbicara, "wah, ternyata kalau mau jadi tentara harus pandai matematika ya bu, trus kalau mau membelokkan pesawat juga ada hitungannya kan bu seperti di video tadi". Ya, kebetulan anak ini bercita-cita menjadi seorang penerbang. Saya menganggukkan kepala dan berjanji, "Nanti kalau kita punya kesempatan, suatu saat kita menengok markas TNI ya". Itu janji kami 3 bulan lalu.

Jadilah hari itu, tanggal 29 Mei 2016, janji kami pada siswa-siswi dapat terlaksana. Konsep tamasya yang kami ubah dengan menyisipkan materi edukasi telah kami laksanakan. Kami mulai meninggalkan konsep tamasya yang isinya hanya "hura-hura", namun kami ingin, sambil tamasya, ada "sesuatu" yang bisa mereka bawa pulang, pengetahuan baru, pengalaman bernuansa edukasi.Tak hanya siswa-siswi yang terkesan dengan kunjungan ke Lanud Ranai ini, kami para guru pun juga. Terlebih kami terkesan melihat antusiasme anak-anak kami ketika berada di Lanud Ranai dan tanpa sungkan mereka bertanya kepada bapak-bapak TNI AU yang ramah.

Bahkan beberapa siswa mendatangi saya dalam perjalanan menuju hanggar helikopter setelah selesai melihat pesawat Casa 212/A-2107 buatan anak Negeri di apron, dan berkata, "ternyata benar ya bu, menerbangkan pesawat itu ada hitungannya, berarti kalau mau jadi pilot harus pandai matematika kan bu?". Tak hanya selama di Lanud, setelah kami pulang dan masuk sekolah keesokan harinya, anak-anak dengan semangat menyapa para guru ketika kami datang dan berkata, "bu, nanti ajak kami ke sana (Lanud dan Lanal) lagi ya bu, mau nengok pesawat lagi".

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Pengalaman ini sungguh berkesan, memang tak ada yang tahu kelak anak-anak ini akan menjadi apa, apakah mereka dapat menjadi sesuai yang mereka cita-citakan, kerumitan-kerumitan yang akan mereka hadapi kelak, namun satu hal yang patut kita apresiasi bersama, kita turut berkontribusi (walau kecil) dalam membangun pondasi "mimpi" anak-anak bangsa ini.

Semoga semakin banyak lagi pemuda dan pemudi bangsa yang berkontribusi untuk bangsanya sendiri. Bukankah mendidik adalah tanggung jawab orang terdidik?. Terima kasih TNI Angkatan Udara Ranai yang berkenan memberikan kami pengalaman yang luar biasa, harapan kita sama, agar anak-anak kita dapat menjadi seseorang yang berguna dan berkontribusi bagi Bangsanya, Bangsa Indonesia.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Salam hangat,

Rachel Fitria

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun