Mohon tunggu...
Gading Cempaka
Gading Cempaka Mohon Tunggu... Guru - Gading Cempaka adalah nama salah satu tokoh atau karakter dalam legenda yang berasal dari daerah Bengkulu.

Menulis📝, adalah seni menuangkan isi hati ke dalam rangkaian kata-kata yang saling terhubung menjadi untaian cerita yang sarat dengan makna💞😍

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kekasih yang Ingkar Janji

25 Juni 2018   15:21 Diperbarui: 25 Juni 2018   15:36 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.mediaislam.net/purnama

Jangan pernah menganggap remeh janji sepasang kekasih. janji yang pernah kita buat berasal dari hati. janji serupa dengan doa. harapan akan terwujudnya sepenuh jiwa. kekasihku ibarat merpati yang tak pernah ingkar janji, kala itu. Kamun sayang, kekasihku mengingkari janjinya.

(Halimah gadis desa Mojoasri. Ia adalah gadis yang kesehariannya bekerja sebagai guru madrasah. Rupanya elok. Perangainya pun santun. Namun sayang, bertahun-tahun ia menantikan sang pujaan hati. Dengan janji segera pulang dan meminangnya. 1000 purnama telah ia lewati. Seperti malam ini, Halimah seolah-olah hanya mampu bertanya pada rembulan...di mana gerangan sang pujangga berada)

Halimah termenung memandangi rembulan. Rembulan yang bersinar dengan terangnya, sekan-akan memberi sebuah energi buat Halimah. Manakala ia menghalau kegundahan dalam hatinya. 

Terkadang ia merasa iri. Rembulan selalu datang menepati janjinya. Ia tak pernah Ingkar. Setiap purnama, Halimah selalu berharap, bahwa hatinya seterang itu, dinaungi dengan kegembiraan yang penuh. Namun apa daya, jangankan datang, sepucuk suratpun tak pernah sampai. Sudah bertahun-tahun Halimah menanti. Tak ada kabar sama sekali dari sang pujaan hati.

Halimah tak mampu menyembunyikan kegalauan hatinya. Ia merasakan perlahan rasa yang ia simpan mulai terkikis oleh waktu. Kesetiaan yang ia bangun pun seakan mulai pudar. Bukan karena salahnya, namun janji yang seakan terlupakan membuat Halimah seakan tak sabar.

Halimah seorang guru, ia mengajar di sebuah sekolah kecil di ujung desa. Mengapa Halimah masih menanti? Sebenarnya, bukan karena ia tak mampu mendapatkan lelaki lain, namun karena janji ia masih menanti. Beberapa lelaki pernah datang dan mau mengisi kekosongan hatinya, namun ia tolak. Ia masih berharap dan yakin, bahwa kekasihnya datang dan memenuhi janjinya seperti kata-katanya kala itu ia ucapkan sebelum kepergiannya. Dan Halimah pun berjanji akan setia menanti sang kekasih pulang untuk meminangnya.

Di desa Mojoasri, keluarga halimah merupakan orang yang cukup terpandang. Ayahnya adalah orang yang dianggap berperan penting dalam masyarakat. Sebagai aparat desa, ia cukup di segani.

Wajar bila Halimah menjadi incaran banyak lelaki. Ia gadis yang berpendidikan. Sedangkan gadis-gadis di desanya tidak banyak yang bekerja. Sebagian besar mereka hanya di rumah. Gadis-gadis itu biasanya merajut.

Halimah cukup terkejut, ketika ayahnya mengatakan bahwa ia akan dijodohkan. Dan, selayaknya perjodohan pada umumnya, semua telah diatur dan ditentukan oleh pihak orang tua. Halimah berusaha menolak. Namun apa daya, keputusan sang ayah sudah bulat. Ia merasa kasihan dengan Halimah. Yang sekian lama terjebak dalam ketidakpastian.

Halimah merasa deg-degan. Malam ini ia akan dipertemukan dengan lelaki pilihan ayahnya. Ia berusaha menguasai perasaannya. Dan berharap, apa yang ia risaukan tak terjadi. Meski sebenarnya ia tidak siap menerima keadaan ini.

Sekali lagi, Halimah memandangi rembulan. Wajahnya yang rupawan, nampak murung disela-sela pantulan sinar bulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun