Mohon tunggu...
qurrotul uyun
qurrotul uyun Mohon Tunggu... -

lahir di lamongan, 4 agustus 1996. dari TK sampai MAN da habiskan di lamongan. dan saat kuliah sekarang, hijrah ke malang...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pria vs Wanita

12 November 2014   00:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:03 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

PRIA VS WANITA

Berbeda dari jenis kelamin yang membedakan laki-laki denganperempuan dari ciri biologisnya, gender lebih melihat perbedaan laki-laki dengan perempuan dari ciri sosial mereka. Gender terdiri atas prilaku atau sikap apapun yang pantas bagi kaum laki-laki dan perempuan oleh suatu kelompok. Gender sendiri merujuk mada maskulin dan feminin. Laki-laki yang cenderung berprilaku maskulin, dan perempuan yang cenderung feminin.

Mungkin dari prilaku terlihat jelas kalau laki-laki itu labih agresifdaripada perempuan, dan perempuan itu lebih banyak terjun ke dalam pekerjaan “mengasuh” seperti perawat daripada laki-laki. Banyak orang menafsirkan pernyataan ini dengan jawaban “mereka memang dilahirkan seperti itu”. Namun disini kita perlu menekankan bahwa apa yang kita lakukan ialah dari faktor sosial, bukan biologis. Perbedaan jenis kelamin itu sendiri tidak memiliki makna khusus. Sebaliknya, kita melakukan hal-hal itu karena adanya pembelajara (budaya) di lingkungan kita. coba dibayangkan, seandainya pekerjaan yang kita lakukan iti di dasarkan pada factor biologis, berarti perempuan seluruh dunia itu sama atau merupakan satu jenis orang tertentu dan laki-laki adalah jenis orang yang lain.

Laki-laki mendominasi masyarakat. Pada awal sejarah manusia, perempuan harus melahirkan banyak anak, sebab itu sebagian besar kegiatan hidup perempuan menjadi terbatas. Sebagai konsekuansinya, di seluruh dunia perempuan mengerjakan tugas yang berkaitan dengan rumah dan mengasuh anak, sedangkan laki-laki mengambil alih pemburuan binatang besar dan tugas lain yang memerlukan kecepatan dan ketidakhadiran di tempat tinggal. Perempuan menjadi warga kelas dua, yang tunduk pada keputusan laki-laki.

Ketidaksetaraan gender banyak terjadi di berbagai bidang, seperti dalam bidang pendidikan, perawatan kesehatan, di dalam tempat kerja. Yang dalam semua bidang itu selalu lebih mengunggulkan kaum laki-laki dari pada perempuan, meski perempuan sendiri sebenarnya memiliki potensi yang lebih unggul dari pada laki-laki. Sehingga, kaum perempuan selalu di tempatkan pada urutan kedua setelah laki-laki, bahkan pada akhirnya kaum perempuanlah yang harus dirugikan.

Dari semua pernyataan ini, kita dapat menyimpulkan bahwa kaum laki-laki bahkan tidak hanya di satu tempat, melainkan di seluruh dunia telah menjadi kaum yang mendominasi dan menguasai. Meski dalam masalah jumlah, lebih banyak dari perempuan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun