Mohon tunggu...
queen sha
queen sha Mohon Tunggu... Owner

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Diary

Gegara Mimpi Main Timezone, Arshyla dan Mecca asal Jepara Mogok Sekolah di Hari Senin

29 September 2025   15:18 Diperbarui: 29 September 2025   16:06 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto, dokumen pribadi Arshyla Quinnsha Qiana Qalesya dan Mecca.

Jepara -- Suasana pagi biasanya dipenuhi rutinitas menyiapkan anak sekolah, namun berbeda dengan yang dialami dua keluarga muda di Jepara, Senin (29/9/2025). Bukannya berangkat ke PAUD, dua bocah perempuan justru kompak mogok sekolah karena sebuah alasan unik, yang satunya mimpi bermain Timezone dan satunya lagi badannya pegel-pegel dan kesiangan.

Kisah ini bermula dari rumah Elisa Fitriana Prihandari, warga Suwawal, Mlonggo. Ia heran ketika putrinya, Arshyla Quinnsha Qiana Qalesya atau akrab disapa Achio, sulit sekali dibangunkan. Alih-alih bersemangat, bocah cantik itu justru menangis kencang.

Foto, dokumen pribadi Arshyla Quinnsha Qiana Qalesya dan Mecca.
Foto, dokumen pribadi Arshyla Quinnsha Qiana Qalesya dan Mecca.

"Gak mau sekolah, di sekolah gak ada mainannya, huwaaa," ucap Achio sambil terisak, sebagaimana dituturkan sang ibu.

Elisa awalnya mengira anaknya sekadar malas bangun, namun setelah ditanya lebih jauh, Achio mengaku dirinya baru saja bermimpi seru bermain di arena Timezone. Perasaan enggan pun muncul, sebab sekolah dianggapnya tidak seasyik mimpi tadi malam.

Foto, dokumen pribadi Keluarga Elisa Fitriana Prihandari dan Diah Ayu Novitasari serta Puput.
Foto, dokumen pribadi Keluarga Elisa Fitriana Prihandari dan Diah Ayu Novitasari serta Puput.

Ternyata Ada yang Senasib

Belum selesai menenangkan putrinya, ponsel Elisa berdering. Ternyata panggilan datang dari Diah Ayu Novitasari (Bu Ayuk), sahabatnya sekaligus ibu dari Mecca, teman sebaya Achio. Dalam nada cemas, Bu Ayuk bercerita bahwa putrinya juga menangis keras pagi itu. Penyebabnya itu badannya pegel-pegel dan ingin mogok sekolah.

"Loh, kok sama kayak Achio, bangun kesiangan, tapi klo Achio mimpi bermain Timezone," ucap Elisa terkejut.

Kebetulan kedua keluarga memang kerap menghabiskan waktu bersama. Melihat kondisi anak-anak yang benar-benar ngambek, akhirnya Elisa mengajak Ayuk sepakat untuk meminta izin kepada wali kelas. Mereka kompak menyampaikan alasan bahwa hari itu anak-anak sedang rewel dan sulit dibujuk.

Dari Mogok Sekolah ke Petualangan Kecil

Sekitar pukul 10.00 WIB, Elisa mengajak Achio bersama adiknya, Puput, untuk bertemu dengan Bu Ayuk dan Mecca. Tujuannya jelas: menuruti kemauan kecil mereka, bermain di Timezone.

Rombongan kecil itu pun meluncur ke Saudara Swalayan Jepara Kota, salah satu pusat perbelanjaan populer di daerah tersebut. Sesampainya di lokasi, tangisan berganti tawa. Achio dan Mecca berlarian ceria, mencoba berbagai wahana permainan dengan kartu yang diberikan orang tua mereka.

Tak berhenti di situ, suasana makin hangat ketika mereka menyantap makanan bersama. Ada ramen hangat, es krim manis, HokBen, Es teh Solo, Tahu Uap Pak Heri, Tomoro coffee, hingga camilan Lacker Crepes yang jadi favorit anak-anak.

"Alhamdulillah sederhana itu bahagia, kompak itu seru, yang penting tidak pilih-pilih teman," tutur Elisa Fitriana Prihandari sambil tersenyum puas.

Pelajaran dari Kejadian Sehari-hari

Fenomena anak-anak mogok sekolah bukan hal baru, namun kisah Achio dan Mecca menyuguhkan sisi lain yang penuh kehangatan. Alih-alih marah atau memaksa, para ibu memilih memberi ruang bagi imajinasi anak.

Meski sekolah penting, terkadang kebutuhan emosional anak untuk bermain juga tak kalah berarti. Seperti disampaikan salah satu guru PAUD Ratu Shima Suwawal, tempat kedua bocah ini bersekolah, sikap orang tua yang sabar dan memahami dunia anak bisa membentuk ikatan emosional lebih erat.

"Kadang yang anak-anak butuhkan bukan hanya ilmu di kelas, tapi juga pengalaman bersama orang tua yang membuat mereka merasa dicintai," ujar seorang pendidik yang enggan disebutkan namanya.

Hari itu, Senin yang biasanya penuh hiruk pikuk, berubah menjadi kisah sederhana namun manis bagi dua keluarga kecil di Jepara. Semua berawal dari mimpi tentang Timezone, yang kemudian menjadi kenyataan.

Penulis: Elisa Fitriana Prihandari.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun