Mohon tunggu...
Queensa A. H Tampubolon
Queensa A. H Tampubolon Mohon Tunggu... Siswi

hai ak queensa

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Media Sosial sebagai Ruang Baru Interaksi Sosial bagi Remaja

9 Oktober 2025   19:59 Diperbarui: 9 Oktober 2025   20:02 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sudah tidak asing lagi dengan istilah media sosial atau yang lebih sering disebut medsos. Media sosial merupakan sarana atau platform yang digunakan untuk berinteraksi satu sama lain secara daring (online). Di era digital seperti sekarang, keberadaan media sosial sudah menjadi bagian yang sulit dipisahkan dari kehidupan, khususnya bagi kalangan remaja.

Dalam kajian sosiologi, interaksi sosial diartikan sebagai hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial tidak selalu harus dilakukan secara langsung atau di dunia nyata. Perkembangan teknologi memungkinkan manusia untuk berkomunikasi melalui media digital. Misalnya, ketika seorang siswa menyapa temannya melalui pesan singkat atau mengunggah postingan yang kemudian mendapat tanggapan dari orang lain, hal tersebut sudah termasuk bentuk interaksi sosial.

Media sosial membawa perubahan besar terhadap cara remaja berinteraksi. Jika dahulu interaksi sosial lebih sering dilakukan secara langsung, kini sebagian besar komunikasi telah berpindah ke dunia digital. Remaja dapat berinteraksi melalui berbagai platform media sosial seperti WhatsApp, TikTok, Instagram, Telegram, dan lain sebagainya. Dalam sosiologi, media sosial mendukung dua jenis proses sosial, yaitu proses sosial asosiatif (interaksi yang bersifat membangun kerja sama dan membawa dampak positif) serta proses sosial disosiatif (interaksi yang dapat menimbulkan konflik atau perpecahan dan berdampak negatif).

Dampak positif dari interaksi di media sosial antara lain adalah kemudahan remaja dalam menjalin hubungan tanpa dibatasi oleh jarak dan waktu. Mereka dapat berteman dengan siapa pun, meskipun berasal dari daerah atau negara yang berbeda. Media sosial juga memudahkan remaja menemukan komunitas yang memiliki minat dan bakat serupa. Selain itu, media sosial menjadi wadah bagi remaja untuk mengekspresikan diri secara bebas, menampilkan kemampuan, serta menunjukkan kreativitas mereka.

Namun, media sosial juga dapat menimbulkan dampak negatif. Salah satunya adalah munculnya perasaan insecure akibat membandingkan diri dengan kehidupan orang lain yang tampak lebih sempurna di media sosial. Selain itu, media sosial sering kali menjadi sarana penyebaran berita bohong (hoaks) serta adu domba antarkelompok. Dampak negatif lainnya adalah berkurangnya interaksi langsung di dunia nyata karena terlalu asyik dengan dunia maya, sehingga banyak remaja menjadi kurang terbiasa berkomunikasi tatap muka. Tidak jarang pula media sosial menjadi tempat terjadinya perundungan daring (cyberbullying), yang dapat memengaruhi kesehatan mental remaja.

Contoh nyata interaksi positif di media sosial dapat ditemukan dalam kehidupan sekolah, seperti pembentukan grup WhatsApp kelas yang digunakan untuk berkoordinasi mengenai tugas atau penyampaian informasi penting. Interaksi semacam ini mempererat hubungan antarsiswa dan memudahkan komunikasi. Sebaliknya, contoh interaksi negatif dapat terjadi saat terjadi kesalahpahaman yang berujung pada konflik. Misalnya, seorang siswa merasa tersindir oleh unggahan temannya, padahal unggahan tersebut tidak ditujukan kepadanya. Hal ini dapat memicu pertengkaran di antara teman sebaya.

Dari sudut pandang sosiologi, perubahan tersebut mencerminkan adanya perubahan sosial di masyarakat. Perkembangan teknologi telah mengubah pola komunikasi serta nilai dan norma yang berlaku. Sebagai contoh, norma kesopanan kini juga diterapkan di dunia maya, seperti larangan menyebarkan ujaran kebencian dan keharusan menghormati privasi orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun bentuk interaksi mengalami perubahan, nilai-nilai sosial tetap menjadi dasar dalam menjaga hubungan antarmanusia. Selain itu, media sosial memperlihatkan bagaimana hubungan sosial dapat terbentuk dalam dunia maya.

Dengan demikian, interaksi sosial di media sosial memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan remaja. Media sosial ibarat pedang bermata dua, dapat menjadi sarana yang bermanfaat apabila digunakan dengan bijak, namun juga dapat menimbulkan dampak buruk apabila disalahgunakan. Melalui sudut pandang sosiologi, dapat dipahami bahwa interaksi di media sosial merupakan bentuk adaptasi manusia terhadap perubahan zaman. Oleh karena itu, remaja perlu memahami bahwa baik interaksi di dunia nyata maupun di dunia maya harus dilandasi oleh sikap saling menghormati agar hubungan sosial yang terjalin tetap sehat, harmonis, dan bermakna.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun