Mohon tunggu...
Quartina Sakanti devi
Quartina Sakanti devi Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswi S1 Akuntansi , Universitas Pamulang

Living my dreams

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Apakah Broken Home Mempengaruhi Kesehatan Mental? Yuk Simak Pembahasannya!

17 April 2024   10:34 Diperbarui: 17 April 2024   10:38 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Broken Home (Sumber : https://pin.it/5sDWpyFAu)

"Tak ada lagi tempat yang aku sebut 'pulang' karena rumahku selalu menjadi kenangan yang menyakitkan."


"Broken Home" merupakan kata yang menggambarkan sebuah keluarga yang tidak lagi berfungsi sebagai unit keluarga yang utuh . Kondisi ini terjadi ketika orang tua berpisah atau bercerai, yang menyebabkan terjadinya perpecahan atau perpisahan dalam sebuah rumah keluarga yang tadinya harmonis dan bahagia . Simple nya , istilah broken home di artikan sebagai dysfungsi keluarga .

Kira kira , hal apa saja yang bisa memicu terjadi nya "Broken Home" tersebut ?

Broken home ini biasa terjadi karena adanya berbagai macam perdebatan, perselisihan, kesalah pahaman , hingga berakhir pertengkaran besar yang mengakibatkan perpisahan atau perceraian. Suasana perceraian ini yang mengesankan kejadian yang paling terlihat dalam sebuah keluarga broken home yang akan dirasakan seorang anak- anak nya.

Jadi , Apakah Kesehatan Mental si Anak akan berdampak ?

Fenomena ini tentu akan menimbulkan dampak terhadap penderita nya , Siapa sih yang dimaksud "penderita" nya ? Tentu si anak tersebut ! anak-anak yang tumbuh dalam keluarga dengan orang tua yang berpisah atau bercerai.

Anak-anak dari dari keluarga Broken Home lebih mungkin mengalami masalah mental ketimbang anak-anak yang orang tuanya tinggal bersama. Keluarga yang terpecah-belah akan membuat rumah penuh dengan konflik dan situasi ini menjadi tidak nyaman untuk anak. Cara perpisahan orang tua bisa berdampak pada kesehatan mental anak Broken Home , berbeda - beda tergantung usia anak. Anak-anak yang masih kecil seringnya berjuang untuk memahami mengapa orang tua mereka sudah tidak bersama .

Selain kedekatan orang tua dan anak berkurang setelah terjadinya perceraian, banyak berbagai perubahan yang mau tidak mau harus dijalani oleh si anak, seperti pindah rumah atau pindah sekolah, hal ini tentu dapat membuat anak semakin stres , karena dia harus berusaha menyesuaikan diri lagi di lingkungan baru , dengan kondisi keluarga yang sudah berubah pula.

Anak Broken Home juga rentan mengalami depresi dan gangguan kecemasan , Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini bisa meningkatkan risiko anak untuk mengalami gangguan kepribadian, gangguan kesehatan mental , menyalahgunakan narkoba, bahkan melakukan percobaan bunuh diri.

Dampak serius lain yang dialami anak Broken Home adalah separation anxiety syndrome (SAD) atau gangguan kecemasan berpisah. SAD merupakan suatu kondisi di mana seorang anak memiliki kekhawatiran berlebihan tentang berpisah dari anggota keluarga atau individu yang sangat dekat dengan seseorang. Ini biasanya terjadi pada anak-anak dan dapat menyebabkan ketakutan akan hilang dari keluarga atau sesuatu yang buruk terjadi pada anggota keluarga jika mereka terpisah , yang dalam hal ini adalah ayah dan ibu mereka. Meskipun lebih umum pada anak-anak, remaja dan orang dewasa juga bisa mengalami SAD. Rasa cemas dan takut akibat gangguan tersebut dapat mengganggu aktivitas anak, membuat anak jadi rewel, uring-uringan, bahkan tidak mau pergi ke sekolah atau bermain dengan teman-temannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun