Sebagai orang tua, kita sering berpikir tentang warisan materi bagi anak-anak kita. Tapi bagaimana dengan warisan digital? Apakah kita ingin anak-anak kita mewarisi rekam jejak yang mereka sendiri tidak bisa pilih?
Mungkin sekarang saatnya kita mengubah perspektif. Bayangkan jika kita berada di posisi anak-anak kita---apakah kita ingin masa kecil kita terdokumentasi secara permanen tanpa persetujuan kita? Apakah kita ingin dikenal dari citra yang dibentuk orang lain, bukan dari diri kita yang sebenarnya? Tidak semua momen harus dibagikan. Tidak semua kebanggaan harus diumumkan ke dunia. Ada keindahan dalam menyimpan kenangan hanya untuk keluarga, dalam ruang yang lebih pribadi dan bermakna. Mungkin anak akan lebih bahagia jika momen-momen itu tetap menjadi kenangan pribadi keluarga, yang bisa mereka kenang dengan caranya sendiri.
Lebih dari sekadar menjaga privasi, ini tentang menghormati hak anak atas dirinya sendiri. Biarkan mereka tumbuh tanpa bayangan yang kita ciptakan untuk mereka di dunia maya. Biarkan mereka menjadi diri sendiri---baik di dunia nyata maupun di dunia digital.
Karena pada akhirnya, bukan tentang seberapa banyak like yang mereka dapatkan hari ini, tetapi tentang kebebasan mereka dalam membentuk identitas di masa depan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI