Sambil sedikit tersenyum Sari menceritakan kisahnya, dan aku hanya menyimak. "Aku ingat saat aku merajuk ingin dibelikan eskrim, dan saat itu uang bapak tidak cukup. Tapi ternyata keesokan harinya bapak membelikan aku eskrim, padahal aku sendiri sudah lupa" Sari terus menceritakan tentang masa kecilnya selama di perjalanan. "Iya Sari, yang namanya bapak memang begitu. Kadang kita merasa dia tidak pernah peduli, padahal setiap malam mereka kelelahan karena harus mencari nafkah", "Iya.. Huh.." Sari kembali menghela nafas, namun kini ia terlihat sedikit lebih tenang. Apa yang terjadi selalu bisa menjadi pelajaran.
Cerita Sari juga sangat berarti bagiku. Aku pun tak jauh bedanya dengan Sari, terkadang marah dan tidak bersyukur dengan kondisi orang tua, padahal mereka sudah bersusah payah membesarkan anaknya hingga rela mengorbankan segalanya. Mungkin tidak terlihat langsung didepan mata, namun setiap malam mereka kelelahan.Â
"Sesal dahulu yang bertuah, sesal kemudian yang celaka" Begitulah kata pepatah, aku bersyukur karena orang tuaku masih utuh. Selagi mereka ada di dunia, aku akan lebih berbakti lagi kepada mereka, bagaimanapun kondisi dan kekurangan mereka.