Mohon tunggu...
qhonnisya rahelifia d3tem2023
qhonnisya rahelifia d3tem2023 Mohon Tunggu... Mahasiswa Politekhnik Kesehatan Jakarta2

Mahasiswa Tekhnik Elektroedik

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Pertahankan Etos Kerja Melalui Etika Profesi,Profesionalisme,Profesional dengan Kode Etik

23 Mei 2025   09:49 Diperbarui: 23 Mei 2025   10:09 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di tengah perkembangan dunia kerja yang semakin kompleks dan dinamis, istilah seperti profesi, profesional, profesionalisme, etika profesi, dan kode etik profesi sering menjadi perbincangan utama. Namun, pemahaman mendalam terhadap kelima konsep ini sangat penting, terutama bagi mereka yang menekuni bidang tertentu seperti kesehatan, pendidikan, hukum, atau teknik. Artikel ini akan mengupas secara tuntas makna dan keterkaitan dari kelima istilah tersebut sebagai fondasi dalam membentuk integritas dan kepercayaan publik terhadap suatu profesi.

 Makna Profesi

Profesi merupakan suatu pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang sebagai mata pencaharian utama yang memerlukan keahlian, pengetahuan khusus, serta pelatihan tertentu. Ciri utama dari sebuah profesi adalah adanya kompetensi khusus,   tanggung jawab sosial, dan pengakuan dari masyarakat.

Contoh klasik dari profesi adalah dokter, guru, insinyur, dan tenaga elektromedis. Masing-masing memiliki standar kompetensi dan pengabdian tertentu yang harus dijalankan demi kepentingan masyarakat luas, bukan semata-mata untuk keuntungan pribadi.

Menjadi Profesional

Seseorang disebut profesional apabila ia memiliki kemampuan, pengetahuan, dan sikap kerja yang mencerminkan standar tinggi dalam menjalankan tugasnya. Seorang profesional tidak hanya cakap secara teknis, tetapi juga mampu bersikap adil, bertanggung jawab, dan menjunjung tinggi integritas.

Misalnya, seorang teknisi elektromedis tidak hanya mampu memperbaiki alat kesehatan, tetapi juga memahami pentingnya akurasi dan keamanan, serta menjaga kerahasiaan pasien yang mungkin terekam dalam alat yang diperbaikinya.

 Profesionalisme sebagai Jiwa Profesi

Profesionalisme adalah semangat dan sikap yang mendasari cara kerja seorang profesional. Ini mencakup komitmen terhadap kualitas kerja, kedisiplinan, tanggung jawab, dan kesetiaan pada standar profesi. Profesionalisme menjadi indikator kualitas dari seorang tenaga profesional apakah ia hanya menjalankan rutinitas, atau benar-benar menghayati nilai-nilai luhur profesinya.

Sebagai contoh, seorang perawat yang bekerja dengan penuh empati, meski di bawah tekanan, menunjukkan tingkat profesionalisme yang tinggi. Ia sadar bahwa pekerjaannya bukan sekadar tugas, melainkan bagian dari misi kemanusiaan.

 Etika Profesi sebagai Kompas Moral

Etika profesi adalah nilai dan norma moral yang menjadi pedoman perilaku bagi para pelaku profesi. Etika ini lahir dari kesadaran bahwa profesi memiliki dampak besar terhadap kehidupan orang lain, sehingga menuntut perilaku yang bermoral dan bertanggung jawab.

Etika profesi mencegah penyalahgunaan wewenang dan mengarahkan seorang profesional untuk bertindak demi kebaikan bersama, bukan hanya kepentingan pribadi atau institusional. Dalam konteks ini, seorang akuntan, misalnya, harus menolak permintaan klien untuk memanipulasi laporan keuangan, karena bertentangan dengan etika profesi.

 Kode Etik Profesi sebagai Panduan Tertulis

Jika etika profesi adalah nilai-nilai umum, maka kode etik profesi adalah rumusan tertulis yang lebih spesifik dan operasional. Kode etik ini disusun oleh organisasi profesi dan berfungsi sebagai pedoman serta alat kontrol sosial bagi para anggotanya.

Kode etik juga berfungsi sebagai perlindungan bagi masyarakat dari praktik profesional yang menyimpang, serta perlindungan bagi profesional itu sendiri dari tekanan atau konflik kepentingan. Pelanggaran terhadap kode etik dapat dikenai sanksi, mulai dari teguran, pembekuan lisensi, hingga pemecatan dari keanggotaan profesi.

Sebagai contoh, di dunia medis, dokter tidak boleh menerima imbalan dari perusahaan farmasi untuk meresepkan obat tertentu. Jika hal ini terjadi, maka ia melanggar kode etik kedokteran.

Keterkaitan dan Pentingnya Lima Konsep Ini

Kelima konsep ini saling berhubungan dan membentuk ekosistem yang sehat dalam dunia kerja profesional:

  •  Profesi menjadi wadah pengabdian berbasis keahlian.
  • Profesional adalah pelaku yang menjalankan profesi dengan kompetensi tinggi.
  • Profesionalisme menjadi jiwa atau semangat kerja profesional.
  • Etika profesi menjadi rambu moral dalam pelaksanaan tugas.
  • Kode etik profesi menjadi aturan tertulis yang membatasi penyimpangan dan menjaga martabat profesi.

Tanpa salah satu dari lima unsur ini, suatu bidang kerja akan kehilangan kepercayaan publik dan bisa menjadi lahan subur bagi penyimpangan, korupsi, dan ketidakadilan.

Menjadi bagian dari sebuah profesi bukan hanya tentang keterampilan teknis, tetapi juga tentang menjaga martabat dan memberi manfaat. Profesional sejati tidak hanya mampu, tetapi juga bermoral. Dalam dunia yang penuh tantangan dan godaan, etika profesi dan kode etik menjadi kompas moral yang menjaga arah pengabdian tetap pada jalur yang benar. Dengan menjalankan profesi secara profesional dan beretika, kita tidak hanya membangun karier, tetapi juga turut membangun peradaban.

Implementasi dari Materi "Menjadi Profesional: Menjaga Marwah Profesi melalui Etika dan Kode Etika"

1. Peningkatan Kompetensi dan Keahlian Secara Berkelanjutan

1. Mengikuti pelatihan, workshop, dan sertifikasi yang relevan dengan bidang profesinya.
2. Meng-update pengetahuan melalui jurnal ilmiah, forum profesi, dan perkembangan teknologi terkini.
3. Contoh: Seorang tenaga elektromedis mengikuti pelatihan kalibrasi terbaru agar dapat menjamin keamanan alat kesehatan.

 2. Menjunjung Tinggi Integritas dan Tanggung Jawab Sosial

1. Melaksanakan tugas dengan jujur, tanpa manipulasi data atau konflik kepentingan.
2. Menyadari bahwa pekerjaannya berdampak langsung pada keselamatan dan kesejahteraan orang lain.
3. Contoh: Guru menilai murid secara objektif tanpa diskriminasi atau tekanan eksternal.

3. Menghidupi Semangat Profesionalisme

 1. Menjaga kedisiplinan, etos kerja tinggi, dan semangat pengabdian meski di bawah tekanan.
 2.Menunjukkan dedikasi pada pekerjaan, bukan sekadar menyelesaikan rutinitas.
 3.contoh: Seorang perawat tetap memberikan pelayanan dengan empati walau sedang bertugas dalam kondisi penuh tekanan.

4. Mematuhi dan Menerapkan Etika Profesi

 1.Mengambil keputusan berdasarkan nilai moral, bukan hanya keuntungan atau tekanan atasan.
 2.Menolak perintah atau permintaan yang melanggar etika profesi.
 3.Contoh: Seorang akuntan menolak memalsukan laporan keuangan meski diancam oleh klien.

5. Memahami dan Menjalankan Kode Etik Profesi

1. Membaca, memahami, dan menginternalisasi kode etik yang ditetapkan oleh organisasi profesi.
2.Melaporkan pelanggaran yang dilakukan oleh rekan sejawat demi menjaga integritas profesi.
3. Contoh: Dokter tidak menerima gratifikasi dari perusahaan farmasi dan melaporkan jika terjadi pelanggaran serupa di lingkungannya.

Kesimpulan

Menjadi profesional bukan hanya soal memiliki keahlian teknis, tetapi juga soal memegang teguh nilai moral dan etika dalam menjalankan profesi. Profesi membutuhkan kompetensi khusus dan tanggung jawab sosial; profesional adalah individu yang mengemban profesi dengan integritas dan dedikasi tinggi. Profesionalisme mencerminkan semangat dan sikap yang menjaga kualitas serta kehormatan pekerjaan. Etika profesi berperan sebagai pedoman moral, sementara kode etik profesi menjadi aturan tertulis yang mengatur dan melindungi praktik profesional. Kelima konsep ini profesi, profesional, profesionalisme, etika profesi, dan kode etik saling terhubung dan menjadi fondasi penting dalam menjaga marwah profesi. Dengan menjunjung tinggi semuanya, seorang profesional tidak hanya membangun karier, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dan peradaban.

Implementasi dari materi ini akan berhasil apabila dimulai dari kesadaran individu, diperkuat oleh dukungan institusi, dan dilandasi oleh semangat pengabdian. Dengan demikian, marwah dan kehormatan profesi akan tetap terjaga, dan kepercayaan masyarakat terhadap profesi tersebut akan terus tumbuh.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun