Mohon tunggu...
QayyumNaya
QayyumNaya Mohon Tunggu... Penulis - Hanya Penulis

Hanya Penulis biasa yang suka menulis. Hobi membaca dan menulis. Dan biasa saja dalam menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Seadanya Saja

1 Juli 2023   07:47 Diperbarui: 1 Juli 2023   07:50 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

    Sekitar shubuh hari, kami berdua sampai didepan rumahku. Dari depan rumah tampak terlihat keadaan rumahku masih agak gelap. Mungkin ibu dan ayah masih belum bangun akibat suasana hujan yang tidak mau berhenti.


    Kekhawatiran ku mulai lagi ada, terbesir dalam pikiran ku apakah kedua orang tuaku akan menerima wanita yang aku bawa ini dan seperti apa jadinya jika Alin tahu kalau aku sudah menikah.


    Didepan pintu, kami berhenti sebentar untuk mengatasi kegelisahan yang menyelimuti pikiranku. Sehingga mengundang perhatian Alin, dia lalu bertanya padaku dengan nada yang paling mesra.


    "Syarif, laki-laki yang menggemparkan hatiku karena kuasa cintamu telah kekuatan diriku, apa yang kamu lakukan ? Mengapa tidak mengetuk pintu rumahmu ?. Cepatlah ketuk, aku mau istirahat, Syarif. Aku capek, dingin dan perasaan ini ingin segera memeluk mu dengan cara yang paling unik."


    Melihat keadaan Alin yang agak menggigil karena kedinginan, aku merangkulnya dengan nilai transfer hawa hangat agar terhubung kesuluruh sekucur tubuhnya supaya merasakan bagaimana rasanya jika antusias rasa tidak pernah putus.


    Tidak berlangsung lama, ternyata ibuku sudah melihat kami dari dalam jendela depan pintu bahwa aku datang, kembali kerumah dengan membawa sebuah intan bercahaya yang kilaunya masih tertutup oleh lilitan kiswa bajuku.


    "Apakah kamu yang datang, Syarif ?." Tanya ibuku dari dalam rumah sambil membuka pintu rumah.


    Aku tidak bisa menjawab dengan lantang sebab keadaan sewaktu aku meninggalkan rumah tidak dalam baik-baik saja.


    Sekedarnya saja, aku merespon pertanyaan ibuku, " iya, Bu. Aku yang datang !."


    Bisikkan kata yang seadanya pun keluar dari wanita yang aku cintai, "apakah wanita itu adalah ibumu, Syarif ?.''


    "Iya." Jawabku pada Alin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun