Kurikulum Merdeka ialah kurikulum yang dimaksudkan untuk mengasah minat serta bakat anak sejak dini dengan fokus pada materi esensial, pengembangan karakter dan kompetensi siswa yang diharapkan dapat mereformasi kurikulum pendidikan di Indonesia.
Kurikulum Merdeka mengacu pada model pendidikan yang memperkuat iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia, kemandirian, gotong royong, berkebinekaan global, Â kebebasan berpikir/berpikir kritis, Â dan pengembangan kreativitas siswa.
Melalui kurikulum merdeka, siswa diberikan ruang untuk mengeksplorasi minat dan bakatnya sendiri dalam suasana yang menarik perhatian sehingga belajar di sekolah akan menjadi pengalaman yang menyenangkan. Pendidik juga diberikan keleluasaan untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik.
Selain itu, Kurikulum Merdeka juga memperhatikan tantangan global yang terus berkembang dengan menerapkan edukasi digital, AI, dan inovasi terbaru lainnya dalam pengajaran. Edupreneurship dan entrepreneurship juga menjulang sebagai konsep dan nilai kunci Kurikulum Merdeka yang akan membekali siswa dengan kecakapan hidup dan keberanian bertindak sebagai seorang pemimpin.
Dalam rangka mencapai cakupan nasional, Kurikulum Merdeka akan terus beradaptasi dengan perubahan dan harus diupdate dengan sumber daya manusia yang terampil, kreatif, inovatif dan berpihak pada keadilan sosial. Dengan Kurikulum Merdeka, diharapkan bahwa Indonesia dapat menghasilkan generasi pelajar yang mampu bersaing dengan generasi dari negara lain serta dapat mewujudkan kemajuan bangsa dan kesejahteraan masyarakat.
Berikut adalah fitur dari penerapan kurikulum merdeka yang dapat diterapkan di sekolah:
1. Belajar dengan bermain: Seleksi materi pelajaran harus memperhatikan konteks kehidupan siswa dan kompetensi yang harus dicapai dalam setiap tahapan pembelajaran. Model pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan dapat meningkatkan minat siswa pada pelajaran tertentu.
2. Belajar kolaboratif: Pelajaran diatur secara komprehensif sehingga mengacu pada gaya belajar yang berpusat pada siswa, di mana participatory hadir sebagai prinsip dasar. Pembelajar yang saling berinteraksi dengan mendorong kerjasama dan keterlibatan siswa dalam kelompok belajar.
3. Tantangan: Siswa diberikan tugahtantangan yang dapat mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa, sehingga mendorong kemampuan siswa untuk memecahkan masalah.
4. Berorientasi pada masalah-masalah penting: Masalah-masalah yang diangkat dalam proses pembelajaran harus relevan dengan masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari dan dunia global (kontekstual).