Mohon tunggu...
Siska Widya
Siska Widya Mohon Tunggu... Lainnya - Putu Siska Widya Antari

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Nature

Produksi Sampah Meningkat, Ini Strategi DLH Kabupaten Buleleng Menangani dan Mengelola Sampah

22 Januari 2022   17:40 Diperbarui: 22 Januari 2022   17:42 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Kabid PSLB3 Dinas Lingkungan Hidup Kab. Buleleng (Sumber : Dokumen Pribadi)

Singaraja,(22/1/2022). Produksi sampah di Wilayah Kabupaten Buleleng kian hari semakin meningkat. Bagaimana tidak, produksi sampah khususnya di Kabupaten Buleleng diperkirakan sebanyak 0.5 Kilogram per harinya, hanya untuk satu keluarga. Belum lagi ditambah dengan sekitar 20 persen dari sampah fasilitas umum yang tidak terkelola. Untuk mengantisipasi peningkatan produksi sampah masyarakat di setiap harinya, Pemerintah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Buleleng menciptakan berbagai strategi dalam upaya menangai dan mengelola peningkatan produksi sampah yang ada.

Gede Agus Ngurah Suryawan, S.Sos. saat ditemui secara langsung pada Jumat, 21/1/2022 mengatakan, Terkait dengan Pengelolaan sampah, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng memiliki tugas dan fungsi dari Dinas terkait, berupa pelayanan kebersihan dimana yang dilayani itu berupa Kawasan. Kawasan yang dimaksud dalam hal ini adalah di 19 kelurahan dan 129 Desa yang ada di Kabupaten Buleleng.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Buleleng dalam hal menangani terkait dengan peningkatan produksi sampah tersebut, dilakukan dengan berbagai upaya mulai dari melakukan strategi pengurangan sampah, dengan cara memilah dan mengolah sampah berupa organic dan anorganik. Sampah berupa Organik kembali di olah menjadi pupuk Kompos, Ekoenzim, serta dapat dimanfaatkan untuk Budidaya Margot. Sementara sampah anorganik akan diolah kembali melalui daur ulang dengan tujuan agar bisa dipergunakan kembali.

Upaya lainnya yang sedang digalakkan oleh DLH Kabupaten Buleleng utamanya dalam bidang Pengelolaan Sampah Limbah Berbahaya Beracun (PSLB3) adalah dengan cara membentuk strategi Bank Sampah Snit di Kabupaten Buleleng, di masing-masing Desa bahkan di Sekolah. Tidak hanya itu, Bank Sampah Unit ini juga didirikan di SKPD Kantor Dinas yang nantinya akan di tampung di Bank Sampah Induk yang ada di Dinas Lingkungan Hidup. Melalui Bank Sampah Induk inilah kemudian akan disalurkan ke pengepul sehingga nantinya dapat bernilai ekonomis.

Kepala Bidang Pengelolaan Sampah Limbah Berbahaya Beracun (PSLB3) ini juga menambahkan,  "Terkait penanganan sampah, kami melakukan pengumpulan, pemilahan hingga pengangkutan ke tempat pemrosesan akhir sampah dan bukan ke tempat penampungan sampah. Kami di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng memiliki Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang terletak di Desa Bengkala dengan luas kurang lebih 4,8 Hektar disana ada empat blok yang saat ini hanya tinggal satu blok yang akan dalam posisi overload. Jadi permasalahan sampah itu tidak hanya di Buleleng saja, tidak juga di Bali Saja, akan tetapi mencangkup di seluruh Indonesia."Ungkapnya.

Dalam Upaya menangani dan mengelola sampah, Pemerintah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Buleleng bekerja sama dengan berbagai pihak melalui pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah-Reduce Reuse Recycle (TPS3R) di masing-masing desa hingga sampai pada memberikan penyuluhan terkait dengan pengelolaan sampah secara rutin kepada masyarakat.

Gede Agus Ngurah Suryawan, S.Sos. berharap, begitu pemerintah DLH Kabupaten Buleleng  menjalankan upaya terkait dengan pengurangan sampah ini berhasil maka sampah-sampah yang selama ini hilang akan muncul kembali karena sudah bernilai ekonomis serta dapat dimanfaatkan. Pemahaman itulah sebagai strategi pemerintah DLH Kabupaten Buleleng dalam hal pengelolaan sampah. Beliau juga berpesan, agar masyarakat bersama-sama menangani permasalahan sampah karena solusi sudah jelas ada, Hanya tinggal meluangkan waktu untuk mengelola sampah masing-masing secara mandiri. "Jika Sampah organik bisa dikelola menjadi kompos, atau bercocok tanam kenapa mesti menggunakan pupuk kimia?" jelasnya.

 Selain itu masyarakat juga dihimbau untuk selalu mengajak orang-orang disekitar untuk saling perduli sampah. Karena sampah bukan berarti tidak bisa digunakan kembali, justru harus dipergunakan kembali untuk mengefisiensi penggunaan material agar bisa dipergunakan kembali.

Pihak pemerintahan memang selalu bersedia untuk mensosialisasikan terkait dengan permasalahan sampah dan solusi bagaimana cara dalam menangani sampah. Akan tetapi jangan sampai mencemari lingkungan akibat sampah kita sendiri. Karena keperdulian kita bersama dapat menyelesaikan permasalahan tentang sampah. Tidak cukup hanya pemerintah sendiri yang harus melaksanakan pengelolaan sampah itu, karena kesadaran dan kerja sama dari masyarakat untuk perduli sampah juga sangat diperlukan guna mendukung program pemerintah utamanya Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Buleleng dalam menangani masalah sampah.

(Sis/Jul)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun