Mohon tunggu...
I Putu Agus Eka Pratama
I Putu Agus Eka Pratama Mohon Tunggu... Lecturer at Udayana University

Menyelesaikan pendidikan S1 Informatika di IT Telkom dan S2 Informatika di ITB. Pengguna GNU/Linux dan FOSS dan sangat antusias menggiatkan dan menyebarluaskannya ke masyarakat bersama teman - teman komunitas lainnya. Dosen, penulis buku IT, konsultan IT, pembicara pada sejumlah seminar dan international conference. Saat ini aktif sebagai dosen tetap di Universitas Udayana sambil mempersiapkan jenjang S3. Beberapa tulisan penulis ada di: http://bytescode.wordpress.com http://www.slideshare.net/PutuShinoda/ http://ilmukomputer.org/author/putu-shinoda/ Keep sharing, keep learning, keep using linux dan open source software.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Penerimaan Pajak di Era Artificial Intelligence: Sebuah Opini

11 Agustus 2025   07:18 Diperbarui: 11 Agustus 2025   07:18 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Secangkir kopi hitam panas (Sumber: dokumentasi pribadi)

Implementasi AI sebagaimana TI pada umumnya, sangat bergantung terhadap infrastruktur yang memadai, terutama listrik dan internet. Faktanya, tidak semua daerah di Indonesia (terutama pelosok, pedesaan, perbatasan) memiliki infrastruktur yang memadai, khususnya pasokan listrik dan internet. 

4.Kesenjangan Sumber Daya Manusia (SDM).

SDM adalah faktor penting ketiga pada adopsi AI, di samping ketersediaan data dan infrastruktur. Adopsi AI memerlukan SDM handal di bidang algoritma, pemrograman, data science, database, jaringan komputer dan cybersecurity.

 Menyikapi tantangan-tantangan tersebut, maka diperlukan beberapa langkah dari sisi regulasi, edukasi, dan teknologi untuk mendukung jalannya adopsi AI pada existing system perpajakan di Indonesia, yaitu:

1.Penguatan infrastruktur.

Meliputi: peningkatan kapasitas server, internet, dan integrasi sistem antar lembaga/instansi.

2.Etika penggunaan AI dan framework pendukung.

Meliputi: akuntabilitas, transparansi, dan non diskriminasi di dalam penggunaan AI. Hal ini bertujuan agar AI tidak merugikan orang  lain serta menghindari adanya bias/hallucinate (terutama AI dalam bentuk LLM/Large Language Model). 

3.Sosialisasi dan edukasi ke pengguna.

Meliputi: upaya literasi digital kepada pengguna/wajib pajak, panduan/tutorial menggunakan layanan pajak berbasis AI, hak dan kewajiban wajib pajak terkait layanan pajak. 

4.Kolaborasi semua pihak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun