Penerjunan Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) UNNES pada Program GIAT 13 di Kabupaten Temanggung

Temanggung – Universitas Negeri Semarang (UNNES) kembali melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat melalui Program GIAT 13 (Gerakan Inspiratif, Aktif, dan Tangguh). Program ini menjadi wadah bagi mahasiswa untuk berkontribusi langsung dalam pembangunan masyarakat di berbagai wilayah, salah satunya di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Sinergi Kampus dan Masyarakat

Kegiatan penerjunan mahasiswa KKN UNNES di Temanggung dilaksanakan sebagai langkah nyata mewujudkan tridharma perguruan tinggi, khususnya dalam aspek pengabdian kepada masyarakat. Melalui Program GIAT 13, mahasiswa tidak hanya menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah, tetapi juga belajar langsung dari kehidupan sosial masyarakat pedesaan.

Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNNES dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan menjadi ajang kolaborasi antara kampus dan pemerintah daerah. “Mahasiswa tidak sekadar turun ke lapangan, tetapi juga menjadi agen perubahan yang mampu memberi dampak positif dan inovatif bagi masyarakat,” ujarnya.

Semangat dan Antusiasme Mahasiswa

Penerjunan mahasiswa KKN disambut antusias oleh masyarakat Temanggung. Para kepala desa dan perangkat daerah memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan program ini. Mahasiswa pun menunjukkan semangat tinggi untuk beradaptasi dan bekerja sama dengan masyarakat.

Harapan ke Depan

Melalui Program GIAT 13, UNNES berharap kegiatan KKN tidak hanya menjadi rutinitas tahunan, tetapi menjadi program berkelanjutan yang membawa dampak positif bagi pembangunan daerah. Hasil kegiatan ini diharapkan dapat mendukung terwujudnya masyarakat mandiri, kreatif, dan berdaya saing, sejalan dengan semangat UNNES untuk menjadi Universitas Konservasi yang berwawasan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.

Penerjunan mahasiswa KKN UNNES di Kabupaten Temanggung bukan sekadar bentuk pengabdian, melainkan simbol dari sinergi ilmu pengetahuan dan kemanusiaan — di mana mahasiswa hadir sebagai bagian dari solusi, bukan hanya penonton perubahan.