Di Indonesia, kepintaran sering kali hanya dilihat dari angka---baik itu nilai rapor, skor ujian, atau hasil tes IQ. Seseorang dianggap pintar bila ia jago berhitung atau logika. Padahal, kecerdasan manusia tidak hanya terbatas pada angka atau kemampuan akademik saja.
Mengapa IQ dan Matematika Begitu Diutamakan?
1. Sistem Pendidikan yang Fokus pada Akademik
Sebagian besar sistem pendidikan di Indonesia masih menekankan pentingnya kemampuan akademik, terutama matematika dan bahasa. Karena itulah, dua hal ini sering dijadikan tolak ukur utama kepintaran.
2. Tes Seleksi yang Bias Akademik
Mulai dari seleksi masuk sekolah hingga dunia kerja, ujian yang digunakan umumnya mengukur kemampuan logika dan numerik. Ini memperkuat persepsi bahwa kecerdasan hanya berkaitan dengan hasil ujian.
3. Angka yang "Mudah" Diukur
Tes IQ memberikan angka pasti yang bisa dijadikan acuan. Sementara kecerdasan lain seperti kreativitas, empati, atau kemampuan bersosialisasi lebih sulit diukur secara objektif.
4. Pandangan Tradisional terhadap "Orang Pintar"
Masyarakat cenderung mengagumi orang yang pandai dalam pelajaran eksakta, karena dianggap susah. Ini membentuk anggapan bahwa yang unggul di bidang itu pasti lebih pintar daripada yang berbakat di seni, musik, atau hal lain.