Kalau kamu pikir aplikasi ojek cuma buat antar-jemput, kamu belum kenal Kapajuma. Startup lokal asal Bali ini awalnya memang platform transportasi online, tapi sekarang mereka naik level jadi super app yang bantu digitalisasi UMKM. Gaya lokal, teknologi nasional --- dan vibe-nya? Totally Gen Z.
Jadi gini ceritanya. Di tengah gempuran startup besar kayak Gojek, Grab, atau Tokopedia, Kapajuma muncul dengan misi beda: bukan cuma soal mobilitas, tapi soal membangun ekonomi digital berbasis komunitas lokal. Mereka pengen bantu para pelaku usaha kecil --- mulai dari penjual kopi botolan sampai pengrajin kain Bali --- biar bisa naik kelas lewat teknologi.
Aplikasi Kapajuma sekarang bukan sekadar layanan ojek, tapi udah punya fitur lengkap: marketplace untuk jualan produk lokal, platform jasa freelancer, sampai layanan wisata digital. Semua disatukan dalam satu ekosistem yang disebut "Dari Lokal untuk Lokal." Tujuannya simpel: supaya masyarakat daerah bisa tumbuh bareng tanpa harus tergantung sama aplikasi besar luar.
Yang bikin keren, Kapajuma baru-baru ini juga menang di ajang kompetisi startup ASEAN-India sebagai salah satu inovasi digital terbaik dari Bali. Ini bukti kalau startup lokal bisa bersaing di level internasional asal punya ide dan eksekusi yang solid.
Data dari Kemenkop UKM nunjukin kalau lebih dari 25 juta UMKM Indonesia udah masuk ke dunia digital. Tapi, masih banyak yang belum tahu caranya jualan online, bikin konten, atau ngatur keuangan digital. Nah, di sinilah Kapajuma jadi penyelamat. Mereka kasih solusi "all-in-one" --- dari pengantaran produk, pembayaran digital, sampai nyari freelancer buat desain logo atau promosi bisnis.
Bisa dibilang, Kapajuma tuh kayak sahabat digitalnya UMKM. Semua urusan usaha bisa dibantu dari satu aplikasi aja. Dan yang paling penting: mereka paham budaya lokal. Jadi, bahasa, gaya, dan cara promosinya nggak kaku --- malah relate banget sama karakter masyarakat setempat.
Tapi ya, perjalanan mereka nggak selalu mulus. Tantangan kayak pendanaan, ekspansi keluar Bali, dan persaingan sama raksasa digital tetap jadi PR besar. Meski begitu, semangat tim Kapajuma buat tetap "lokal tapi digital" justru jadi kekuatan utama. Mereka nggak mau sekadar jadi follower tren, tapi mau jadi pelopor gerakan digitalisasi UMKM Indonesia dari akar budaya.
Yang menarik, Kapajuma juga paham cara komunikasi zaman sekarang. Feed Instagram mereka penuh dengan video singkat, cerita sukses pengguna, dan konten ringan yang gampang viral. Gaya mereka tuh bukan jualan fitur, tapi jualan cerita dan dampak sosial. Dan jujur aja, itu yang bikin startup ini punya aura positif dan relevan buat generasi muda.
Jadi, kalau kamu anak muda Bali atau pelaku UMKM yang pengen go digital, mungkin sudah waktunya cobain Kapajuma. Karena siapa tahu, dari aplikasi lokal ini bakal lahir unicorn baru yang bener-bener lahir dari tangan anak bangsa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI