Mohon tunggu...
Putri Sei
Putri Sei Mohon Tunggu... -

Sertakan Allah SWT dalam setiap langkahmu... Maka kau akan mendapatkan segalanya...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Aku Ada Bukan untuk Dibeda-bedakan

3 Maret 2018   06:50 Diperbarui: 3 Maret 2018   08:18 1056
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada hakikatnya manusia diciptakan berbeda-beda. Entah berbeda dalam ras, suku, maupun agamanya. Dari  perbedaan itulah akan menimbulkan rasa saling  melengkapi dan tolong menolong. Namun berbeda lagi pada "bagaimana jika terjadi perbedaan pada diri peserta didik dalam proses pembelajaran? apakah pantas sebutan "bodoh" diberikan kepada mereka yang kurang bersemangat dalam belajar? Lantas apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang pendidik terhadap hal tresebut?".

Berbicara perbedaan bukanlah hal yang asing lagi bagi kita. Memang adanya perbedaan akan tercipta saling melengkapi. Tapi tidak dengan "perbedaan" dalam menangkap ilmu di dunia pendidikan. Bagi mereka yang mempunyai IQ pas-pasan dan kurangnya semangat dalam belajar akan terkenal sebagai siswa yang "bodoh", berbeda lagi dengan mereka yang mempunyai segudang prestasi akan terkenal sebagai bintang kelas.

Sering kita mendengar bahwa seorang guru bahkan orangtua "mengecap" seorang anak sebagai anak yang "bodoh". Dengan mudahnya mereka mengatakan hal demikian, semudah membalikkan telapak tangan. Sering kita temui bahwa anak yang dikatakan "bodoh"  adalah mereka yang kurang bersemangat dalam belajar, sering membuat gaduh, bertanya yang nyleneh-nylenehdan bagi mereka yang tak menaati aturan.

Perlu kita sadari bahwa tidak semua orang mempunyai gaya dan pemahaman belajar yang sama. Walau mereka berada dibawah atap yang sama, sekolah yang sama, kelas yang sama dan bahkan waktu yang sama pula. Karena kemampuan seseorang dalam menyerap pelajaran sudah jelas berbeda tingkatannya. Ada yang sangat cepat, sedang dan bahkan lambat. Oleh karena itu mereka harus menempuh trik yang berbeda dalam menguasai pelajaran yang didapatkannya.

Dari perbedaan diatas perlu diperhatikan oleh seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran. Guru dapat menentukan bagaimana proses dan strategi yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran. Guru harus mampu memperhatikan dan mengenali satu persatu anak didiknya. Sehingga guru tidak hanya memberikan pemahaman secara umum terhadap mereka, namun guru juga memberikan pemahaman khusus terhadap kelompok-kelompok yang mempunyai karakter yang berbeda pada umumnya.

Dalam hal ini, peran seorang guru BK juga sangat dibutuhkan. Misalnya saja dalam sekelompok pembelajaran terdapat anak yang selalu mendapatkan nilai yang minim dibanding dengan teman --temannya. Selain itu ia mengalami kesulitan dalam menerima materi dan merasa ketinggalan dengan yang lainnya. Maka seorang pendidik dan BK (Bimbingan & Konseling) harus mencari tau penyebab hal tersebut dan memberikan penanganan khusus terhadap mereka agar tidak tertinggal dengan yang lainnya.

Bagi seorang pendidik, kenalilah dan pahamilah setiap diri peserta didik. Lakukan pendekatan personal terhadap mereka yang mengalami berbagai masalah dalam belajar. Jangan sekali-kali "mengecap" mereka "bodoh" karena pada dasarnya perkataan tersebut dapat membunuh semangat belajar mereka.

Mencerdaskan satu dua anak adalah hal yang biasa. Namun mencerdaskan anak yang dianggap "bermasalah" adalah hal yang berat.

"Aku ada bukan untuk dibeda-bedakan"

"Aku ada untuk dibimbing"

"Dan aku ada untuk diperhatikan"

Semoga bermanfaat...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun