Mohon tunggu...
Putri Saura
Putri Saura Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya menyukai kegiatan ekplore, saya suka berjalan sendiri mengunjungi tempat tempat yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menelusuri Etika Belajar dalam Islam: Adab, Prinsip, dan Nilai Spiritual dalam Menuntut Ilmu

11 Juli 2025   13:00 Diperbarui: 11 Juli 2025   13:43 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
( Contoh Kondisi Pembelajaran di Kampus )

Pendahuluan

Dalam Islam, proses menuntut ilmu tidak hanya dianggap sebagai upaya akademik, tetapi juga sebagai ibadah yang bernilai pahala ketika diniatkan karena Allah SWT. Etika belajar menjadi pondasi utama dalam membentuk karakter pelajar yang berintegritas, sopan, dan bertanggung jawab. Nilai-nilai seperti kejujuran, kerendahan hati, menghormati guru, dan kesungguhan belajar telah lama diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW dan para ulama terdahulu. Dalam konteks pendidikan modern, etika ini menjadi semakin penting karena banyak pelajar yang belajar hanya demi nilai atau gelar, tanpa memperhatikan akhlak dan tanggung jawab moralnya.

Etika belajar juga memberikan arah spiritual bagi pelajar untuk tetap fokus, disiplin, dan menjaga sikap dalam proses belajar. Dalam Islam, guru diposisikan sebagai pembimbing ruhani, bukan sekadar penyampai materi. Oleh karena itu, pelajar dituntut untuk menunjukkan sikap hormat dan tidak menyombongkan diri atas ilmu yang dimiliki. Pendekatan ini mengingatkan bahwa ilmu sejati adalah yang membawa manfaat dan keberkahan, bukan sekadar prestise akademik. Artikel ini hadir untuk menggali kembali nilai-nilai luhur dalam belajar menurut perspektif Islam dan mengaitkannya dengan tantangan dunia pendidikan saat ini.

Pembahasan

Konsep Etika Belajar dalam Islam: Panduan Sikap Seorang Penuntut Ilmu

Etika belajar dalam Islam mencakup berbagai aspek moral dan spiritual yang mengatur hubungan antara pelajar, ilmu, dan guru. Konsep ini berasal dari Al-Qur'an, Hadis, serta teladan para ulama yang menekankan pentingnya niat yang ikhlas, kesabaran, kerendahan hati, dan ketekunan dalam menuntut ilmu. Islam memandang ilmu sebagai cahaya, dan hanya hati yang bersih dan penuh adab yang mampu menerima cahaya tersebut. Dalam Surah Al-Mujadilah ayat 11, Allah SWT berfirman: "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat." Ayat ini menunjukkan bahwa ilmu tidak hanya memberi kemuliaan duniawi, tetapi juga kedudukan tinggi di sisi Allah, bila disertai keimanan dan akhlak mulia.

Adab belajar meliputi aspek internal dan eksternal, mulai dari menjaga kebersihan hati, berkata sopan, tidak memotong pembicaraan guru, hingga menghindari plagiarisme dan ketidakjujuran akademik. Dalam era digital saat ini, etika belajar justru menjadi tantangan tersendiri. Pelajar Muslim dituntut untuk tidak hanya cakap menggunakan teknologi, tetapi juga menjaga nilai-nilai keislaman dalam interaksi belajar daring. Dalam Surah Taha ayat 114, Allah SWT mengajarkan doa: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu." Ini menegaskan bahwa belajar adalah proses spiritual yang memerlukan kerendahan hati di hadapan Allah SWT. Etika ini menjadi pelindung agar proses belajar tetap bermakna dan bernilai ibadah. Dengan memahami etika belajar Islam secara utuh, pelajar akan tumbuh menjadi pribadi yang bukan hanya cerdas, tetapi juga berakhlak mulia.

Etika Terhadap Diri Sendiri dalam Belajar

Etika terhadap diri sendiri dalam proses belajar menuntut adanya kesadaran pribadi yang tinggi dari setiap penuntut ilmu. Seorang pelajar harus memiliki niat yang ikhlas karena Allah, menjaga komitmen, dan disiplin dalam mencari ilmu. Niat merupakan fondasi utama; apabila niat lurus, maka proses belajar menjadi ibadah. Dalam Surah Al-Baqarah ayat 286, Allah berfirman: "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya." Ayat ini menegaskan bahwa setiap individu memiliki potensi belajar yang harus dimaksimalkan, tanpa merasa terbebani secara berlebihan. Selain itu, seorang pelajar wajib menjaga kesehatan fisik dan mental, mengatur waktu belajar secara efisien, serta menjauhi perilaku malas dan putus asa.

Sikap rendah hati juga menjadi bagian penting dari etika terhadap diri. Pelajar hendaknya tidak sombong terhadap pengetahuan yang dimilikinya, karena ilmu sejatinya adalah amanah dan anugerah dari Allah. Dalam Surah Al-Isra ayat 36, Allah berpesan: "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya." Ini menunjukkan bahwa setiap aktivitas belajar memiliki konsekuensi moral dan tanggung jawab. Oleh karena itu, pengendalian diri, introspeksi, dan evaluasi terus-menerus harus menjadi bagian dari kebiasaan seorang pelajar Muslim. Dengan menjalankan etika terhadap diri secara konsisten, proses pembelajaran akan menjadi sarana untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Contoh Etika Belajar Berdasarkan Al-Qur'an dan Hadis

Belajar merupakan salah satu perintah utama dalam Islam yang memiliki kedudukan tinggi dan mulia. Islam sangat menekankan pentingnya ilmu pengetahuan, sebagaimana yang termaktub dalam Al-Qur'an dan diperjelas melalui hadis-hadis Nabi Muhammad SAW. Dalam proses menuntut ilmu, seorang pelajar tidak hanya dituntut untuk rajin dan tekun, tetapi juga harus menjaga etika dan adab. Etika belajar dalam Islam tidak hanya mencakup hubungan antara pelajar dan guru, tetapi juga meliputi hubungan dengan Allah SWT, sesama pelajar, dan terhadap ilmu itu sendiri.

  • Perintah Menuntut Ilmu dalam Al-Qur'an

Allah SWT berfirman:

"Katakanlah: Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" (QS. Az-Zumar: 9) 

Ayat ini menunjukkan bahwa orang berilmu memiliki kedudukan istimewa di sisi Allah. Maka, menuntut ilmu bukan hanya suatu pilihan, tetapi juga kewajiban yang disertai dengan tanggung jawab moral.

  • Hadis Tentang Keutamaan Ilmu

Rasulullah SAW bersabda:

"Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim)

Hadis ini mempertegas bahwa belajar adalah jalan menuju kebaikan dan keberkahan, asalkan dilakukan dengan adab dan niat yang benar.

Etika Belajar Berdasarkan Al-Qur'an dan Hadis

  • Niat yang Ikhlas karena Allah

Etika belajar dimulai dengan meluruskan niat. Menuntut ilmu hendaknya diniatkan karena Allah SWT, bukan untuk kepentingan dunia semata. Hal ini sesuai dengan hadis.

"Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya." (HR. Bukhari dan Muslim)

  • Rendah Hati dan Tidak Sombong

Orang yang berilmu seharusnya semakin tawadhu. Al-Qur'an menyebut:

"Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi." (QS. Al-Isra: 37)

Belajar dengan sombong atau merasa lebih pintar dari orang lain bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

  • Menghormati Guru

Rasulullah SAW bersabda:

"Bukan termasuk umatku orang yang tidak menghormati orang tua kita, menyayangi yang muda, dan mengetahui hak para ulama." (HR. Ahmad)

Dalam proses belajar, menghormati guru sangat penting, karena mereka adalah perantara penyampai ilmu.

  • Bersungguh-sungguh dan Konsisten

Islam mengajarkan pentingnya kesungguhan dalam menuntut ilmu:

"Dan katakanlah: Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu." (QS. Taha: 114)

Ayat ini menunjukkan bahwa permintaan untuk menambah ilmu harus terus menerus dilakukan, tidak cukup hanya dengan usaha sesaat.

  • Menjaga Kebersihan Hati dan Perilaku

Ilmu akan sulit masuk ke dalam hati yang kotor atau yang dipenuhi kemaksiatan. Oleh karena itu, menjaga adab seperti jujur, sabar, dan menjauhi dosa adalah bagian dari etika belajar.

  • Mengamalkan Ilmu

Etika belajar tidak berhenti pada penguasaan materi, tetapi juga pada pengamalannya dalam kehidupan:

"Ilmu tanpa amal adalah seperti pohon tanpa buah." (HR. Abu Nu'aim)

Prinsip-Prinsip Dasar Belajar dalam Islam

  • Niat yang Ikhlas karena Allah SWT

Segala amal bergantung pada niat (HR. Bukhari dan Muslim). Belajar diniatkan untuk mencari ridha Allah, bukan sekadar mengejar nilai atau dunia.

  • Menuntut Ilmu adalah Kewajiban

Rasulullah SAW bersabda:

"Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim." (HR. Ibnu Majah)

Ilmu agama dan ilmu dunia yang bermanfaat, keduanya penting.

  • Ilmu Harus Diamalkan

Ilmu tidak cukup diketahui, tetapi harus diamalkan. 

"Ilmu tanpa amal seperti pohon tanpa buah." (HR. Abu Nu'aim)

  • Menghormati Guru dan Sumber Ilmu

Adab terhadap guru menentukan keberkahan ilmu.

Allah berfirman:

"Allah meninggikan derajat orang-orang yang berilmu." (QS. Al-Mujadilah: 11)

  • Konsistensi dan Ketekunan (Istiqamah)

Ilmu tidak diperoleh secara instan.

Rasulullah SAW bersabda:

"Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang terus-menerus walau sedikit." (HR. Bukhari)

Rendah Hati (Tawadhu')

  • Semakin berilmu, semakin rendah hati.

Allah berfirman:

"Di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan ada yang lebih mengetahui." (QS. Yusuf: 76)

  • Sabar dalam Proses Belajar

Ilmu memerlukan kesabaran dalam proses mencarinya.

Allah berfirman:

"Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah: 153)

  • Berdoa dan Memohon Ilmu yang Bermanfaat

Belajar disertai doa agar diberi ilmu yang berkah dan pemahaman yang dalam.

Doa Nabi Muhammad SAW:

"Rabbi zidnii 'ilma"

(Ya Tuhanku, tambahkanlah aku ilmu) -- QS. Taha: 114

Jadi belajar dalam Islam bukan sekadar proses intelektual, tetapi juga spiritual dan moral. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip dasar belajar ini, seorang pelajar Muslim tidak hanya akan menjadi cerdas, tetapi juga berakhlak mulia dan bermanfaat bagi umat.

Adab Praktis di Kelas dan Majelis Ilmu

  • Niat yang Ikhlas

Menuntut ilmu semata-mata karena Allah SWT. Niatkan untuk menambah ilmu yang bermanfaat dan mengamalkannya.

  • Datang Tepat Waktu

Menunjukkan kesungguhan dan tanggung jawab.  Menghindari keterlambatan agar tidak mengganggu proses pembelajaran.

  • Memakai Pakaian yang Sopan dan Bersih

Menjaga penampilan sebagai bentuk penghormatan terhadap guru dan ilmu. Pakaian yang menutup aurat dan rapi.

  • Mengucapkan Salam dan Bersikap Ramah

Menyapa guru dan teman dengan salam. Menjaga adab pergaulan dan tidak menyombongkan diri.

  • Duduk dengan Sopan

Tidak bersandar seenaknya, menyilangkan kaki ke arah guru, atau rebahan. Duduk dengan penuh perhatian dan hormat.

  • Fokus dan Tidak Berbicara Sendiri

Mendengarkan penjelasan guru dengan seksama. Tidak mengobrol atau membuat gaduh.

  •  Bertanya dan Menjawab dengan Sopan

Mengangkat tangan saat ingin bertanya. Menggunakan bahasa yang baik dan sopan.

  • Tidak Bermain HP atau Distraksi Lain

Menjaga perhatian penuh saat belajar. Mematikan atau menjauhkan benda-benda yang mengganggu konsentrasi.

  •  Mencatat Hal Penting

Menunjukkan keseriusan dalam belajar. Membantu mengingat dan memahami materi.

  • Menghormati Guru dan Teman

Tidak membantah guru dengan nada tinggi. Tidak mengejek atau meremehkan teman yang bertanya atau menjawab.

  • Berdoa Sebelum dan Sesudah Belajar

Membaca doa seperti:

"Rabbi zidnii 'ilma warzuqnii fahma"

(Ya Allah, tambahkanlah ilmuku dan berilah aku pemahaman)

  • Menjaga Kebersihan dan Ketertiban

Tidak membuang sampah sembarangan. Menjaga kebersihan ruang kelas atau majelis. Penekanan:

Adab yang baik membawa keberkahan ilmu. Ilmu yang bermanfaat bukan hanya yang dikuasai, tapi juga yang diamalkan dengan akhlak mulia.

Kesimpulan

Etika belajar dalam Islam tidak hanya merupakan norma akademik, tetapi juga mencerminkan spiritualitas dan akhlak. Nilai-nilai ini membentuk pelajar Muslim yang unggul baik dari segi ilmu maupun moral. Islam mengajarkan bahwa menuntut ilmu adalah ibadah dan jalan menuju kemuliaan. Konsep etika belajar ini berasal dari Al-Qur'an, Hadis, serta teladan para ulama, yang menekankan pentingnya niat yang ikhlas, kesabaran, kerendahan hati, dan ketekunan dalam menuntut ilmu. Etika ini juga mencakup penghormatan terhadap guru, pengamalan ilmu, serta menjaga kebersihan hati dan perilaku. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, proses pembelajaran akan menjadi sarana untuk memperbaiki diri, mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan menghasilkan individu yang cerdas, berakhlak mulia, serta bermanfaat bagi umat.

Penutup

Di tengah pesatnya perkembangan informasi dan teknologi, penting bagi kita untuk kembali merenungkan dan menerapkan adab belajar dalam setiap aspek keseharian. Baik saat kita menuntut ilmu di bangku sekolah, mengejar pendidikan tinggi di kampus, maupun terlibat dalam pembelajaran daring, adab adalah kunci utama. Mari kita niatkan setiap proses belajar semata-mata karena Allah SWT , menjaga sikap rendah hati dan tidak sombong atas ilmu yang dimiliki , serta senantiasa menghormati para guru sebagai pembimbing ruhani. Dengan bersungguh-sungguh , konsisten , dan senantiasa menjaga kebersihan hati serta perilaku , ilmu yang kita peroleh tidak hanya akan menambah wawasan, tetapi juga membawa keberkahan dan kemuliaan. Mari jadikan setiap momen belajar sebagai ibadah dan jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, sehingga ilmu yang kita dapatkan bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, dan seluruh umat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun