Puluhan siswa yang bersekolah di SDN Kecil Parentek, Kecamatan Lembean Timur, Minahasa, Sulawesi Utara, harus mengenyam pendidikan di sekolah yang kondisinya sangat memprihatinkan. Tak hanya berdinding anyaman bambu dan berlantai tanah, atap sekolah untuk melindungi murid-muridnya dari hujan dan panas cuma terbuat dari rumbia. Kondisinya persis gubuk seadanya, jauh dari megahnya bangunan sekolah yang terdapat di daerah perkotaan.
Menurut Kepala Sekolah Raunola Karundeng, sejak terbakar pada 2004 silam gedung permanen yang sempat ada tergantikan dengan gubuk sederhana yang jauh dari kesan lembaga pendidikan. Pemerintah Daerah seakan tutup mata dengan kondisi ini."Padahal saya telah memasukkan proposal pengajuan perbaikan namun sampai saat ini belum ada jawaban," jelas Karundeng kepada wartawan, Kamis (1/5).
Meski begitu, puluhan anak di SD Kecil ini mengaku senang dapat menimba pendidikan dan menerima kondisi sekolah yang terbilang sangat tidak memadai ini. Pelajaran demi pelajaran yang diberikan para guru diikuti dengan cermat dan penuh semangat. "Saya senang bisa bersekolah di sini," ujar Yanti salah seorang siswi dengan polos. Ia mengaku tidak malu dan berharap suatu saat dapat melanjutkan ke tingkat lebih tinggi.
Total murid yang berjumlah 10 orang dari berbagai kelas digabung dalam satu ruangan lantaran bangunan sekolah terdiri dari satu ruang. Tenaga pendidik pun hanya berjumlah 5 orang dan beberapa di antaranya hanya berstatus honorer.
Dari berita di atas memperlihatkan kurangnya perhatian pemerintah terhadap pendidikan di daerah khususnya masalah gedung sekolah yang tidak layak. Tidak hanya gedung sekolah yang kurang diperhatikan , tenaga pengajar yang terbatas dan fasilitas yang kurang. Sangat berbanding terbalik dengan keadaan di kota-kota besar seperti gedung sekolah yang megah, fasilitas yang lengkap dan tenaga pengajar yang melimpah. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi mundurnya pendidikan di Indonesia. Beberapa solusi yang akan saya jelaskan terkait tentang berita di atas.
1.Peranan Pemerintah yang Lebih
Pemerintah setiap tahunnya berusaha meningkatkan anggaran untuk pendidikan. Dan tentu saja sasarannya adalah agar seluruh masyarakat Indonesia bisa menikmati pendidikan yang bermutu dengan kondisi yang mendukung seperti perbaikan gedung sekolah dan dipenuhi nya fasilitas yang lengkap. Sehingga tidak ada ketimpangan antara sekolah di kota dan didaerah terpencil.
2.Kualitas Guru di Tingkatkan
Pemerintah mulai aktif dalam pemberian bekal, penyuluhan, lokakarya, dan sebagainya untuk meningkatkan kualitas pendidik di Indonesia. Terbukti saat ini seluruh Pegawai Negeri Sipil yang telah atau sedang mengajar, harus bergelar S1. Ini berarti, mau tidak mau bagi pengajar yang bergelar diploma harus menempuh pendidikan lanjutan untuk mendapat gelar Sarjana dan secara otomatis, mereka akan mendapatkan ilmu yang lebih pula.
3.Memperbaiki Kurikulum
Untuk mengatasi masalah kurikulum yang ada, pemerintah telah berusaha untuk mengganti kurikulum yang dianggap kurang tepat dan kurang efisien dengan kurikulum baru yang dianggap lebih efisien
4.Mengadakan Kegiatan Sosial
Kegiatan sosial ini dapat dilakukan dengan berkunjung ke sekolah terpencil yang dekat dengan daerah kita. Di sana kita dapat melihat langsung kondisi sekolah tersebut tidak layak dan fasilitasnya tidak memadai. Kemudiankita dapat membantu dengan menyumbangkan alat tulis, buku bacaan, seragam sekolah , tas sepatu dll.
Harapan saya untuk pendidikan di Indonesia khususnya kepada pemerintah untuk lebih memperhatikan sekolah di daerah terpencil yang jauh akan kondisilayak. Tidak hanya tugas pemerintah, namun juga tugas kita sebagai pelajar dan masyarakat Indonesia ikut serta dalam memajukan pendidikan di Indonesia.
Nama : Putri Purwaning
NIM : 1215142003
Fakultas : Fakultas Ilmu Pendidikan
Jurusan : Teknologi Pendidikan
Sumber : http://www.merdeka.com/peristiwa/memprihatinkan-puluhan-siswa-sd-belajar-dalam-sekolah-gubuk.html
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI