Daur Ulang Sampah Plastik
Plastik telah menjadi sabahat manusia selama hampir satu abad, ia terus diproduksi dan dimanfaatkan sampai saat ini. Sebagai material yang sulit diurai secara alami,akhirnya sampah plastic menumpuk dimana-mana kalau tidak dikelola dengan baik, termasuk menumpuk di TPA. Padahal idealnya tidak boleh ada plastik yang menumpuk di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).Â
Seharusnya ketika produk dari plastik telah habis masa pakainya, ia dapat didaur ulang dan dimanfaatkan kembali, yang bisa menghasilkan suatu benda yang bermanfaat. Sudah banyak masyarakat yang telah melakukan aksinya merubah sampah plastk menjadi barang yang lebih berguna untuk kita, misalnya daur ulang dari botol plastik untuk kreasi sapu. Berikut ini adalah salah satu cara membuat kreasi sapu dari bahan botol bekas minuman sekali pakai, semoga bermanfaat.
Masyarakat lingkungan RW 05 Kelurahan keboansikep, Kecamatan gedangan, Kota sidoarjo  mempunyai cara tersendiri untuk menyulap barang bekas atau sampah plastik menjadi sebuah barang berharga dan bernilai ekonomis.
Barang-barang tersebut dikelola menjadi berharga seperti tas belanja, tempat air mineral, vas bunga dan pernak-pernik kebutuhan keluarga.
Kreativitas warga RW 05 Kelurahan keboansikep,sidoarjo  juga terpampang pada sebuah nama gapura di pintu masuk dengan bertuliskan Kampung Dalang Djiduran.
Selain itu, di kiri dan kanan jalan terdapat pot bunga dari botol plastik bekas dengan corak cat berwarna warni.
"Semua pot bunga ini berbahan dasar kaleng plastik bekas warga di daerah ini," kata ketua RW 05 Kelurahan keboansikep, Kecamatan gedangan Kota, Misnandar, Jumat (6/9/2019).
Menurutnya, upaya menciptakan kampung Dalang (daur ulang) sampah sebagai bentuk kecintaan warga terhadap lingkungan bersih dan sehat.
"Sampah bila tidak dilakukan penanganan yang serius akan menjadi sumber negatif atau polusi pada lingkungan. Selain menyebabkan lingkungan kotor, juga bisa menjadi sarang nyamuk yang menjadi penyebab timbulnya penyakit," ujarnya.
Untuk sampah yang di daur ulang, Misnandar membaginya menjadi dua jenis sampah. Untuk sampah rumah tangga jenis organik warga memilahnya menjadi pupuk kompos.