Mohon tunggu...
Putri Sari
Putri Sari Mohon Tunggu... -

Pecinta kopi yang suka buku, budaya, dan berbagi cerita

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pelatihan Spesial Mendukung Tenaga Kerja Disabilitas

12 Juni 2017   07:45 Diperbarui: 12 Juni 2017   09:55 1932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta tuna rungu yang sedang berdiskusi dengan penerjemah (sumber gambar: Kerjabilitas)

Cara merencanakan karir yang paling baik adalah dengan mengilustrasikannya melalui Pemetaan Karir (Career Mapping) yang merupakan materi terakhir di hari pertama pelatihan. Sebelum melakukan pemetaan karir, seseorang harus mengetahui pekerjaan impiannya terlebih dahulu. Namun, bagaimana jika belum tahu karir apa yang paling sesuai untuk kita? Untuk menjawabnya, kita dapat menggunakan suatu metode bernama Segitiga Karir Impian (Career Sweet Spot). Menggunakan Segitiga Karir Impian, peserta dapat mengetahui pekerjaan apa yang paling cocok dengan passion, tujuan hidup, dan kompetensinya.

Segitiga Karir Impian (sumber gambar: Kerjabilitas)
Segitiga Karir Impian (sumber gambar: Kerjabilitas)
Pekerjaan impian yang didapat dari Segitiga Karir Impian kemudian digunakan sebagai tujuan final dalam pemetaan karir. Dari tujuan akhir yang sudah didapat kemudian disusun langkah-langkah yang perlu diambil selama 5 tahun atau lebih untuk mencapai karir impian yang diinginkan. Pelatihan hari pertama pun diakhiri dengan pembuatan peta karir masing-masing peserta. Peta karir yang dibuat pun beragam mulai dari bentuk tangga, diagram alur, dan peta pikiran. Patut dicoba nih, Kompasiana.

Pelatihan hari ke-2

Sebagai tindak lanjut dari pelatihan hari pertama, sesi di hari kedua berisi tentang Pengenalan Dunia Kerja, Keterampilan Masuk Dunia Kerja, dan Teknologi Penunjang Karir. Hadir pula tamu istimewa yaitu Ahmad, seorang tuna rungu yang bekerja di sebuah hotel di Yogyakarta melalui Kerjabilitas.com.

Ahmad (tuna rungu) berbagi tentang pengalaman kerjanya (sumber gambar: Kerjabilitas)
Ahmad (tuna rungu) berbagi tentang pengalaman kerjanya (sumber gambar: Kerjabilitas)
Belajar tentang gambaran umum dunia kerja khususnya bagi penyandang disabilitas menjadi pembahasan utama dalam sesi Pengenalan Dunia Kerja. Ahmad yang hadir hari itu membagikan pengalamannya dalam mendapatkan pekerjaan video interaktif dan tanya jawab langsung dengan peserta.

Ahmad yang sudah sebelumnya sudah pernah bekerja sebagai penjahit dan koki, mengaku orang-orang di tempat kerja mengerti dengan keadaannya dan tidak memiliki hambatan yang berarti dalam berkomunikasi. Kuncinya hanya satu, gigih dan pantang menyerah "Saya yakin Allah SWT selalu membantu saya mengatasi kendala yang ada", ujar pemuda yang berasal dari Jambi ini.


Kristina, peserta dari Flores sedang menuliskan daftar kemampuan (sumber gambar: Kerjabilitas)
Kristina, peserta dari Flores sedang menuliskan daftar kemampuan (sumber gambar: Kerjabilitas)
Melalui kisah Ahmad juga, para peserta mulai masuk ke sesi kedua yaitu Keterampilan Masuk Dunia Kerja. Disini dipelajari lebih dalam tentang soft skilldan hard skillseperti apa yang harus dimiliki seorang tenaga kerja. Setiap peserta kemudian menggali dan menuliskan kemampuan yang sudah dimiliki saat ini juga kemampuan yang ingin mereka kuasai di masa depan.

Daftar soft skilldan hard skillsudah ada, lalu bagaimana agar pihak pemberi kerja mengetahuinya? Ya, melalui dokumen Daftar Riwayat Hidup (Curriculum Vitae) atau Resume. Para peserta pun diperkenalkan dengan beberapa contoh CV dan Resume termasuk bagaimana membuat dokumen mereka menarik bagi pemberi kerja. Hal ini juga menyangkut tata cara pengiriman lamaran kerja yang baik secara langsung maupun online.

Tak hanya itu, peserta juga melakukan simulasi interview sebagai tahap lanjut dari proses seleksi pekerjaan. Melalui simulasi, peserta dapat mengetahui cara menjawab pertanyaan, penyampaian, hingga bahasa tubuh yang baik selama proses interview berlangsung. Setiap pertanyaan interview kemudian 'dibedah' lagi melalui diskusi interaktif kelompok. Lengkap sekali kan, Kompasiana!

Sucipto (kiri), salah satu fasilitator dari Kerjabilitas menjelaskan tentang sesi teknologi (sumber gambar: Kerjabilitas)
Sucipto (kiri), salah satu fasilitator dari Kerjabilitas menjelaskan tentang sesi teknologi (sumber gambar: Kerjabilitas)
Masuk ke sesi terakhir di hari pelatihan kedua yaitu Teknologi Penunjang Karir. Di materi ini peserta dikenalkan dan mempraktekkan secara langsung tools yang dapat mereka gunakan untuk membangun citra positif di dunia digital. Contoh dari toolstersebut adalah teknik khusus menggunakan mesin pencari, email, dan Google Calendar. Di sesi ini Para peserta tuna netra juga aktif berpartisipasi menggunakan laptop dan ponsel pintar mereka yang dilengkapi dengan screen reader.

Untuk merangkum dan memperkuat pemahaman para peserta, pelatihan hari kedua ditutup dengan tugas membuat video perkenalan diri dan pencarian gambar dari mesin pencari menggunakan teknik yang telah diajarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun