Halo, Kompasianer!
Kali ini aku mau cerita tentang salah satu usaha UMKM yang sudah jadi legenda di Jogja dan sekitarnya, yaitu Bakpao Mega Jaya. Aku sempat ngobrol santai sama Mas Subri, salah satu karyawan yang udah dua tahun kerja di sana. Yuk, kita kulik bareng-bareng tentang usaha bakpao ini dari sisi jenis usaha, kapan mulai berdiri, serta perjuangan yang mereka jalani.Â
1. Jenis Usaha: Bakpao Halal yang Bikin Nagih
Bakpao Mega Jaya ini adalah usaha kuliner yang fokus jualan bakpao, si jajanan tradisional yang dikemas dengan rasa yang pas buat lidah orang Indonesia. Bedanya, bakpao Mega Jaya menonjolkan ciri khas halal, yang diulang-ulang di jingle mereka, supaya pembeli yakin kalau isi bakpaonya aman dan sesuai dengan mayoritas konsumen Muslim di Indonesia.
Varian rasa bakpao yang mereka produksi cukup simpel tapi favorit banget, seperti rasa ayam, cokelat, stroberi, dan kacang hijau. Selain bakpao kukus, mereka juga jual bakpao goreng yang punya penggemar tersendiri karena teksturnya yang renyah di luar dan lembut di dalam. Harga bakpao ini juga super terjangkau, mulai dari Rp3.500 untuk bakpao kukus dan Rp5.000 untuk bakpao goreng, jadi cocok banget buat semua kalangan, terutama anak muda dan pekerja yang pengen cemilan enak tanpa bikin kantong bolong.
Yang bikin usaha ini makin unik adalah cara mereka promosi yang nggak biasa, yaitu lewat jingle khas yang dibawa keliling menggunakan gerobak sepeda lengkap dengan speaker. Jingle itu gampang banget nempel di kepala, "Coba-cobalah bakpao yang halal, bakpao Mega Jaya enak rasanya. Halal, lho!" Bener-bener strategi marketing yang jenius buat menarik perhatian dan membangun brand awareness tanpa perlu iklan mahal-mahal.
2. Kapan Memulai Usaha: Dari Tahun 2012 Sampai Eksis di Jogja
Menurut Mas Subri, Bakpao Mega Jaya mulai berdiri sekitar tahun 2012. Dari awal, mereka sudah punya visi buat menghadirkan bakpao yang enak, halal, dan bisa dijangkau oleh semua kalangan. Meskipun teknologi produksi dan pemasaran mereka masih tergolong sederhana, tapi justru itulah yang bikin mereka punya ciri khas dan tetap eksis sampai sekarang.
Usaha ini awalnya fokus di wilayah Surakarta dan sekitarnya, tapi sekarang sudah merambah ke beberapa kota besar di Pulau Jawa, termasuk Jogja. Jadi, kalau kamu lagi di Jogja dan denger suara jingle bakpao yang familiar itu lewat, bisa jadi itu Bakpao Mega Jaya yang legendaris itu berkeliling di sekitar kamu.
Alasan Mas Subri memilih berjualan bakpao, menurut hasil wawancara dan informasi yang ada, adalah karena faktor ekonomi yang memaksa dan mendesak. Ia terpaksa memilih usaha ini sebagai jalan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan tanggungan keluarga yang harus diselesaikan. Meski awalnya mungkin bukan pilihan utama, Mas Subri tetap semangat dan pantang menyerah menjalankan usaha bakpao Mega Jaya karena didukung penuh oleh keluarganya serta motivasi untuk terus maju meskipun banyak rintangan yang menghadang.
3. Perjuangan Usaha: Antara Sukses dan Tantangan yang Nggak Mudah
Mas Subri cerita kalau perjalanan Bakpao Mega Jaya itu nggak selalu mulus. Ada banyak perjuangan yang harus mereka hadapi, mulai dari persaingan ketat dengan produk bakpao lain yang makin banyak bermunculan, sampai tantangan pemasaran yang harus terus disesuaikan dengan perkembangan zaman.
Salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana mempertahankan kualitas rasa dan harga yang terjangkau, sementara biaya produksi dan bahan baku terus naik. Tapi, mereka tetap konsisten menjaga resep dan kualitas agar pelanggan setia nggak kecewa.
Selain itu, persaingan dengan bakpao-bakpao lain yang mulai menggunakan teknik pemasaran modern juga jadi ujian tersendiri. Namun, Bakpao Mega Jaya punya keunggulan lewat jingle yang ear catching dan strategi word of mouth yang kuat. Banyak pelanggan yang loyal karena pelayanan ramah dari para penjualnya, termasuk Mas Subri yang selalu sigap dan ramah saat melayani pembeli.
Mas Subri juga bilang, kadang ada masa-masa di mana penjualan menurun, terutama saat pandemi atau musim hujan yang bikin orang malas keluar rumah. Tapi mereka nggak menyerah, justru berusaha mencari cara baru, seperti memperluas jaringan penjualan dan memanfaatkan platform online untuk tetap menjangkau pelanggan.
Di sisi lain, keberhasilan Bakpao Mega Jaya juga terlihat dari bagaimana mereka mampu bertahan dan bahkan berkembang selama lebih dari satu dekade. Keunikan jingle dan kualitas produk yang konsisten jadi kunci utama mereka tetap eksis dan dicintai banyak orang, termasuk di Jogja.
Dari ngobrol sama Mas Subri, aku makin paham kalau Bakpao Mega Jaya bukan cuma soal jualan bakpao biasa. Ini adalah cerita perjuangan UMKM yang sederhana tapi penuh strategi dan kerja keras. Mereka berhasil membangun brand yang kuat lewat kualitas produk, harga terjangkau, dan cara promosi yang unik.
Buat kita, terutama anak muda yang pengen belajar bisnis atau komunikasi, Bakpao Mega Jaya ini bisa jadi contoh nyata gimana sebuah usaha kecil bisa bertahan dan berkembang di tengah persaingan yang ketat. Kuncinya adalah konsistensi, inovasi sederhana, dan tentunya pelayanan yang ramah.
Jadi, kalau kamu lagi di Jogja dan denger suara jingle bakpao yang khas itu, jangan ragu buat nyoba. Selain enak dan murah, kamu juga ikut mendukung UMKM lokal yang punya cerita seru di balik setiap gigitan bakpaonya!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI