Karawang -- Lingkungan belajar yang empatik dan kolaboratif menjadi bagian penting dalam proses pendidikan yang berpusat pada siswa. Untuk mendukung hal tersebut, tim dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) melaksanakan program Pengabdian kepada Masyarakat melalui pelatihan bertema "Self and Social Awareness Guru untuk Mewujudkan Lingkungan Belajar yang Empatik dan Kolaboratif."
Program ini dipimpin oleh Dr. Matin, M.Pd., dosen Manajemen Pendidikan dari Fakultas Ilmu Pendidikan UNJ, dan berlangsung di Yayasan Ma'had Al-Istiqlal, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang. Peserta kegiatan merupakan guru-guru dari berbagai jenjang madrasah di wilayah tersebut.
"Self and social awareness menjadi dasar penting bagi guru dalam mengelola pembelajaran yang sehat dan manusiawi. Guru yang mampu memahami diri dan lingkungannya akan lebih efektif dalam membina karakter peserta didik," ujar Dr. Matin, M.Pd. saat membuka kegiatan.
Dalam pelatihan ini, Muhamad Fadholi, ST.Par., M.M. turut memberikan materi mengenai strategi pembelajaran kolaboratif berbasis teknologi pendidikan. Sementara Dr. Siti Zulaikha, M.Pd. berperan sebagai konsultan akademik dan pengawas pelaksanaan kegiatan.
Para peserta mengikuti serangkaian sesi yang meliputi pelatihan pengenalan konsep self and social awareness, strategi experiential learning, penerapan model project-based learning, serta praktik micro-teaching berbasis sosial dan emosional. Selain itu, peserta juga dibimbing dalam penggunaan perangkat digital seperti Google Classroom dan Canva untuk mendukung pembelajaran yang lebih interaktif.
Untuk mendukung kelancaran kegiatan, tim pengabdian juga melibatkan mahasiswa dalam pendampingan teknis dan dokumentasi. Putri Novira Ariyanti dan Diantha Maryam Adyni hadir sebagai tim pelaksana lapangan yang membantu fasilitator dalam menyusun materi pelatihan serta memberikan asistensi dalam penggunaan teknologi.
"Pengalaman mendampingi guru di lapangan memperkaya pemahaman kami mengenai dinamika pendidikan yang sesungguhnya, terutama dalam hal pendekatan yang lebih manusiawi," ujar Diantha.
Program ini dilaksanakan dalam beberapa tahapan mulai dari sosialisasi, pelatihan, penerapan teknologi, pendampingan, dan keberlanjutan. Dalam tahap akhir, tim juga mendorong terbentuknya komunitas belajar guru madrasah untuk memperkuat praktik reflektif dan kolaboratif di antara para pendidik.
Melalui pelatihan ini, diharapkan guru-guru madrasah di Kecamatan Klari dapat menciptakan ruang belajar yang lebih inklusif, hangat, dan mendukung perkembangan karakter peserta didik secara utuh. "Kami percaya, perubahan di ruang kelas akan berdampak besar jika dimulai dari kesadaran guru sebagai pendidik dan pemimpin pembelajaran," tutup Dr. Matin, M.Pd.