Mohon tunggu...
Putri Lomo
Putri Lomo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Jurnalisme Multimedia sebagai Gambaran Jurnalisme Masa Kini

11 Oktober 2021   00:04 Diperbarui: 11 Oktober 2021   00:37 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: smkn1leuwiliang.sch.id

Jurnalisme multimedia yang sudah tidak asing lagi di telinga kita menjadi gambaran kondisi jurnalisme saat ini. Dimana konten jurnalisme multimedia memuat konten dalam format yang bervariatif. Selain itu, konten berita tersebut juga dapat diakses dimana saja dan kapan saja menggunakan jaringan internet.

Adanya internet memunculkan media baru bagi industri media dunia termasuk Indonesia. Kini perusahaan-perusahaan media sudah memanfaatkan web sebagai portal berita online.

Semakin bagus teknologi maka akan semakin cepat sebuah berita tersampaikan ke masyarakat.

Jurnalisme Masa Kini

Era globalisasi mengakibatkan teknologi informasi semakin berkembang. Alhasil dalam penyebaran informasi dari waktu ke waktu semakin mudah dan modern.

Begitu pula dalam dunia jurnalisme.

Kini berita tak lagi seputar media cetak yang merujuk pada koran maupun media siaran yang merujuk pada radio dan televisi.

Sebelum adanya istilah "Jurnalisme Online" dan "Jurnalisme Multimedia," media-media di era konvensional saling menyingkirkan satu sama lain.

Media cetak disingkirkan oleh kemudahan yang diberikan oleh radio. Siaran radio disingkirkan oleh siaran televisi.

Munculnya media baru dan teknologi yang semakin canggih menyatukan format berita yang ada pada media konvensional dalam satu portal berita online. 

Tak jarang kita menemukan sebuah portal berita online meyajikan sebuah informasi yang tidak hanya menggunakan teks dan gambar saja.

Format dalam bentuk audio, video, hingga grafis pun sudah digunakan oleh jurnalis dalam menyajikan sebuah informasi.

Bentuk penyajian berita yang menggunakan lebih dari tiga format berita disebut dengan jurnalisme multimedia.

Jurnalisme online di Amerika dan Eropa telah berhasil membuat beberapa media cetak khususnya koran dan majalah menutup usahanya.

Selain karena aspek manajemen dan aspek ekonomi, fenomena tersebut juga disebabkan oleh minat pembaca yang sudah beralih pada berita-berita yang disajikan melalui dunia maya.

Kini sebuah berita dapat dipublikasikan dan dilihat kapan saja. Teknologi memampukan seorang jurnalis untuk memproduksi sebuah berita dalam kurun waktu yang singkat.

Portal berita online dinilai sebagai sarana yang efektif dalam memenuhi kebutuhan informasi publik saat ini.

Dimana dengan kurun waktu yang singkat masyarakat sudah dapat memperoleh sebuah informasi yang terkini.

Selain itu, audiens dimampukan untuk dapat langsung memberikan tanggapan terhadap sebuah informasi berita yang diperoleh.

Dengan mengeluarkan uang sejumlah ratusan ribu saja, setiap orang dapat membuat sebuah portal berita online.

Bahkan jika menggunakan blog gratis dapat dipastikan pihak tersebut tidak mengeluarkan biaya sepersen pun untuk membuat portal berita online.

Tak heran jika portal berita online sudah sangat menjamur di Indonesia.

Media Sosial Sebagai Media Jurnalisme

Sumber: new.unair.ac.id
Sumber: new.unair.ac.id

Internet dapat menggantikan fungsi media-media konvensional yang sejak dulu sudah digunakan. 

Sebelum adanya internet, orang tua kita dapat memperoleh informasi terkini melalui televisi maupun koran.

Kehadiran kanal Youtube menjadi alternatif bagi masyarakat yang tidak dapat menonton televisi di rumah.

Selain menyajikan konten yang bervariatif, konten-konten yang ada di kanal tersebut dapat disaksikan kembali di lain waktu.

Begitu pula dengan informasi berita yang ada di media sosial lainnya seperti Instagram, Twitter, Facebook dan masih banyak lagi.

Namun sangat disayangkan bahwa faktanya sangat banyak berita yang berisi hal-hal murahan hingga informasi-informasi palsu tersebar di media sosial.

Fenomena ini tak bisa dihindarkan mengingat di media sosial siapa saja dapat menjadi seorang jurnalis.

Minimnya literasidigital membuat banyak masyarakat dunia maya yang lebih suka mengkonsumsi informasi-informasi berita yang seperti itu.

Sedangkan akun berita yang memuat konten-konten dengan pembahasan yang mendalam justru tidak laku di masyarakat.

Kecepatan sebuah media sosial dalam menyiarkan informasi telah membuat para penggunanya mengabaikan metode pembatasan akurasi dan verifikasi. Padahal kedua poin tersebut merupakan esensi dari etik jurnalisme.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun