Mohon tunggu...
Putri Laila
Putri Laila Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Sunan Ampel Surabaya

Masih ditahap Pembelajaran

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Perlunya untuk Mengenalkan Seni pada Anak Usia Dini

20 Mei 2023   11:42 Diperbarui: 20 Mei 2023   11:45 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan Anak Usia Dini merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Pendidikan tersebut sebagai pondasi dalam meletakkan dasar-dasar pendidikan. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini adalah untuk mengembangkan seluruh aspek kecerdasan bagi anak usia dini agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal sebagai kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. 

Pendidikan Anak Usia Dini disebut juga masa emas (the golden age), yang merupakan masa peka, dimana pada masa ini akan mudah menerima stimulus dari luar dirinya dan berguna bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Selain itu, pada masa ini anak mudah merespon stimulus yang diberikan dari lingkungan sekitar anak dalam pengembangan potensinya. Oleh karenanya, pertumbuhan dan perkembangan seluruh potensi anak dapat berkembang secara optimal. Peran lingkungan sangat besar dalam mendukung tumbuh serta kembang anak. Lingkungan menjadi salah satu sarana anak untuk belajar mengenai sesuatu dan merefleksikan pengalamannya. Masyarakat sekitar menyadari bahwa keberhasilan pendidikan secara optimalisasi dimulai sejak dini, dimana kecerdasan otak anak mencapai 80% dan 20% sisanya didapatkan pada pendidikan sekolah.

Pendidikan seni pada anak diarahkan untuk pembentukan sikap sehingga adanya keseimbangan intelektual, dan sensibilitas, rasional dan irasional, akal pikiran dan kepekaan emosi, menjadikan manusia terampil lahir dan batin, kemampuan motorik, kognitif, psikomotor berkembang dengan baik dan optimal. Kepribadian anak lambat laun akan berkembang dan berpengaruh terhadap fungsi jiwa. Fungsi-fungsi jiwa tersebut meliputi fantasi, sensitivitas, kreativitas, dan ekspresi. Anak melakukan kegiatan membayangkan suatu kejadian atau peristiwa yang pernah terjadi maupun yang belum dituangkan dalam bentuk karya seni disebut fantasi. Membangkitkan sebuah perasaan sedih, senang, gembira maupun marah dalam karya seni yang sudah dibuat disebut sensitif terhadap kejadian.  

Masa kanak-kanak merupakan masa saat anak belum mampu mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Mereka cenderung senang bermain pada saat yang bersamaan, ingin menang sendiri dan sering mengubah aturan main untuk kepentingan diri sendiri. Dengan demikian, dibutuhkan upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan, baik perkembangan fisik maupun perkembangan psikis. Potensi anak yang sangat penting untuk dikembangkan. Potensi-potensi tersebut meliputi kognitif, bahasa, sosioemosional, kemampuan fisik dan lain sebagainya.

Berdasarkan berbagai definisi dapat kita simpulkan bahwa anak usia dini adalah mereka yang berusia di bawah 6 tahun termasuk mereka yang masih berada dalam kandungan yang sedang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental, kepribadian, dan intelektualnya baik yang terlayani maupun tidak terlayani di lembaga pendidikan anak usia dini.

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa setiap individu memiliki keunikannya masing-masing dan bahwa setiap individu berbeda antara satu dengan lainnya. Namun demikian secara umum anak usia dini memiliki karakteristik yang relatif serupa antara satu dengan lainnya. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut. 

1. Anak Usia Dini Bersifat Unik

Setiap anak berbeda antara satu dengan lainnya dan tidak ada dua anak yang sama persis meskipun mereka kembar identik. Mereka memiliki bawaan, ciri, minat, kesukaan dan latar belakang yang berbeda. Menurut Putri Laila anak memiliki keunikan tersendiri seperti dalam gaya belajar, minat, dan latar belakang keluarga. Keunikan dimiliki oleh masing-masing anak sesuai dengan bawaan, minat, kemampuan dan latar belakang budaya kehidupan yang berbeda satu sama lain. Meskipun terdapat pola urutan umum dalam perkembangan anak yang dapat diprediksi, namun pola perkembangan dan belajarnya tetap memiliki perbedaan satu sama lain.  

2. Anak Usia Dini Berada Dalam Masa Potensial

Anak usia dini sering dikatakan berada dalam masa "golden age" atau masa yang paling potensial atau paling baik untuk belajar dan berkembang. Jika masa ini terlewati dengan tidak baik maka dapat berpengaruh pada perkembangan tahap selanjutnya. 

3. Anak Usia Dini Bersifat Relatif Spontan

Pada masa ini anak akan bersikap apa adanya dan tidak pandai berpura-pura. Mereka akan dengan leluasa menyatakan pikiran dan perasaannya tanpa memedulikan tanggapan orang-orang di sekitarnya. 

4. Anak Usia Dini Cenderung Ceroboh dan Kurang Perhitungan  

Anak usia dini tidak mempertimbangkan bahaya atau tidaknya suatu tindakan. Jika mereka ingin melakukan maka akan dilakukannya meskipun hal tersebut dapat membuatnya cedera atau celaka. 

5. Anak Usia Dini Bersifat Egosentris

Mereka cenderung memandang segala sesuatu dari sudut pandanganya sendiri dan berdasar pada pamahamannya sendiri saja. Mereka juga menganggap semua benda yang diinginkannya adalah miliknya. Pada umumnya anak masih bersifat egosentris, ia melihat dunia dari sudut pandang dan kepentingannya sendiri. Hal itu bisa diamati ketika anak saling berebut main, atau menangis ketika menginginkan sesuatu namun tidak dipenuhi oleh orang tuanya. karakteristik ini terkait dengan perkembangan kognitif anak. Menurut Piaget, anak usia dini berada pada tahapan: 1) tahap sensori motorik, 2) tahap praoperasional, 3) tahap operasional konkret. 

Untuk memaksimalkan kemampuan anak, orangtua disarankan memperkenalkan anak dengan dunia seni rupa, seperti aktivitas menggambar dan mewarnai. Karena, aktivitas seni rupa mengandung manfaat bagi perkembangan psikologi anak. 

Pengaruh Seni enelitian lain yang dilakukan McMaster University dan Rotman Research Institute Toronto juga menguatkan fakta tersebut. Kemampuan anak-anak umur 4---6 tahun yang mengikuti pelajaran musik lebih tajam dalam mengingat suatu deretan angka dibandingkan dengan anak-anak yang tidak mengikuti. Dalam penelitian tersebut juga dijelaskan beberapa jenis seni dan berpengaruh terhadap pengembangan otak dan kecerdasan emosional anak, di antaranya seni musik berguna untuk merangsang otak, meningkatkan kemampuan bersosialisasi, melatih empati, serta menumbuhkan musikalitas anak dengan menggunakan lagu dan gerakan yang merangsang koordinasi bagian otak. Alat musik yang direkomendasikan untuk dipelajari oleh anak antara lain piano dan organ, karena akan merangsang otak anak untuk lebih kreatif. Selain itu, anak anda bisa diarahkan juga untuk mempelajari gitar dan biola untuk mendapatkan efek yang tak jauh berbeda. Di samping musik, seni tari juga berguna bagi anak Anda karena akan membantu mengembangkan keterampilan motoriknya. Sementara seni drama akan mengajarkan tentang emosi, membantu anak tentang pengendalian diri dan empati sehingga anak mampu memecahkan masalah, serta belajar menghadapi frustrasi dan situasi sosial di sekelilingnya. Sementara seni lukis dapat membantu perkembangan emosional, sehingga anak Anda bisa memahami apa yang membuatnya merasa senang, sedih, maupun takut.

Berikut ini sejumlah manfaat bila anak belajar seni.
1. Anak jadi lebih mudah menyerap masukan dan saran yang diberikan.
2. Kepekaan terhadap alam menjadi lebih baik karena terbiasa membuat sesuatu yang indah.
3. Memberikan kesenangan dan dapat membantu buah hati mempelajari berbagai keterampilan yang perlu dikuasai atau sesuatu dengan bakat mereka.
4. Membantu anak mengekspresikan dan mengembangkan kreativitasnya dengan bebas.
5. Anak mampu mengendalikan emosi, perasaan sedih atau senang. Emosi itu dapat dicurahkan melalui karya seni yang mereka hasilkan.
6. Imajinasi anak bisa berkembang lewat karya yang dihasilkan.
7. Membangun perasaan pada anak dan memberi banyak pengalaman seni kreatif.
8. Apresiasi mereka terhadap keindahan akan tumbuh dan berkembang dalam dirinya. Kalau kepekaan itu sudah tumbuh, anak bisa menghasilkan karya yang bagus.
9. Pendidikan seni bisa memberi pengaruh positif dalam hal persepsi emosi anak 

Manfaat pengembangan aspek seni pada anak usia dini yaitu bisa mengembangkan kreativitas. Melalui seni, seorang anak memiliki banyak kesempatan untuk mengembangkan kreativitasnya. Apalagi jika seni yang diajarkan pada anak dilakukan bersama dengan permainan, tentu anak lebih senang dan tidak mudah bosan.  Dimasa sekarang kita dipercepat oleh zaman, dimana dulu kita semua serba paper atau kertas dan sekarang harus menjadi online. Maka dari itu kita sebagai pengajar atau guru harus mampu dengan perubahan zaman guna mengejar materi serta di implementasikan ke anak-anak.

Oleh: 

Putri Laila (06040922077)

Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun