Minggu sore, 20 Juli 2025, desa Tanjungenongo tampak berbeda dari biasanya. Biasanya, suasana desa ini tenang dengan aktivitas warga yang sederhana, tetapi sore itu tampak lebih hidup. Kehadiran mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) R3 Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya membawa semangat baru yang menular ke seluruh warga desa.
Yang membuat kegiatan ini istimewa bukan hanya hasil akhirnya, tetapi juga prosesnya. Semangat gotong royong benar-benar terasa: mahasiswa dan warga bekerja sama tanpa memandang perbedaan usia, pekerjaan, atau latar belakang. Para ibu rumah tangga tampak sibuk memunguti sampah plastik kecil yang sering terabaikan, sementara beberapa bapak membantu mahasiswa membersihkan selokan yang tersumbat.
Di sela-sela kerja bakti, terdengar canda dan tawa yang membuat suasana semakin hangat. Terik matahari sore tak mengurangi semangat mereka. Malah, suasana santai dan kekeluargaan membuat kelelahan terasa seperti tidak ada artinya. Semua menyadari bahwa mereka sedang melakukan sesuatu yang berguna---bukan hanya untuk hari itu, tetapi juga untuk masa depan desa.
Desa yang bersih tidak hanya enak dipandang. Lebih dari itu, kebersihan desa mencerminkan kepedulian warganya terhadap kesehatan, kenyamanan bersama, dan tentu saja mencerminkan rasa hormat terhadap sesama. Bagi para mahasiswa, inilah wujud patriotisme yang sederhana namun nyata: menjaga dan merawat lingkungan tempat mereka tinggal, meski hanya untuk sementara waktu.
Kegiatan ini juga membuka mata mahasiswa bahwa pengabdian kepada masyarakat bukan hanya tentang menjalankan program kerja, melainkan juga tentang membangun ikatan kemanusiaan dan rasa memiliki terhadap tempat di mana mereka mengabdi. Gotong royong, kepedulian, dan rasa cinta tanah air bukan sekadar slogan, tetapi benar-benar dihayati dan dilakukan bersama.
Mahasiswa KKN R3 menyadari, pengalaman kerja bakti bersama warga desa Tanjungenongo akan menjadi pelajaran penting yang tak akan terlupakan. Mereka berharap, budaya gotong royong seperti ini akan terus terjaga dan diwariskan kepada generasi berikutnya, agar semangat persatuan selalu hidup di tengah masyarakat. Karena sejatinya, patriotisme bukan hanya soal lambang dan upacara, tetapi soal menjaga dan merawat lingkungan tempat kita berpijak, bersama-sama, dengan tulus dan penuh cinta.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI