Mohon tunggu...
Putri Ayu
Putri Ayu Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

kepribadiaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perpustakaan Jalanan sebagai Aktivasi Ruang Publik, Rekreasi Alternatif dari Penatnya Aktivitas Harian

31 Mei 2023   17:17 Diperbarui: 31 Mei 2023   17:28 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bekasi 13 mei 2023-Dalam upaya pengembangan kegemaran dan pembudayaan membaca melalui kegiatan ini, Kegiatan ini menjadi titik fokus para mahasiswa dalam pendekatan masyarakat kepada pendidikan nonformal yg ingin memperdalam ilmu ataupun wawasan. 

Kegiatan perpustakaan jalanan ini dilaksanakan lebih bernuansa dengan suasana wisata baca, karena masyarakat sekitar tidak hanya fokus kepada bacaan buku tersebut tetapi mereka juga bisa sambil menikmati kuliner pedagang kaki lima yang mangkal disana. Rekreasi tak hanya pergi menghabiskan uang ke Mall, tamasya ke gunung dan pantai. Namun, lebih jauh dari itu, membaca buku jugalah rekreasi. 

Demikian kutipan yang diucap oleh Derry, salah satu pendiri Perpustakaan Jalanan O2 (Oxygen) di Bekasi yang sejak pandemi telah aktif membuka lapak baca gratis.

Sumber: Arfan 
Sumber: Arfan 

"Jadi kalau rekreasi hanya semata shopping ke Mall, naik gunung atau kepantai, berarti rekreasinya kurang jauh. Karena rekreasi dari membaca buku, lebih dari itu. Kita bisa rekreasi ke masa lalu atau berfantasi ke masa depan, hanya lewat buku," jelasnya.Berawal dari koleksi buku pribadi pendirinya, mereka memulai Perpustakaan Jalanan pertama di Taman Terminal, Bekasi. 

"Sejauh ini masih bacaan-bacaan pribadi dan kolektif yang tergabung di Oxygen sih, tapi ada saja begitu yang suka DM di Instagram untuk mendonasikan beberapa buku bacaan," jawab Derry ketika ditanya buku apa saja yang ia dan rekan-rekannya sediakan di Perpustakaan Jalanan.

Aktivitas yang ia dan rekan-rekannya lakukan didasari oleh keresahan rendahnya minat baca masyarakat urban, khususnya Bekasi. Namun, ia juga menegaskan bahwasannya Oxygen hadir bukan sebagai juru selamat masyarakat untuk mencerdaskan anak bangsa lewat perpustakaannya.

"Kejauhan mencerdaskan anak bangsa mah, kalau konteksnya mencerdaskan berarti yang mencerdaskan harus sudah cerdas, kita semua masih jauh dari kata itu. Sekolah dan institusi pendidikan hari ini yang mengklaim mencerdaskan anak bangsa saja banyak menghasilkan orang-orang yang korup," jelasnya sambil tertawa.

"Buku hanya mediumnya sih, jadi ada orang yang dateng yang awalnya gasuka baca buku, ngobrol-ngobrol diskusi kesana-sini, akhirnya nyaman dan balik lagi. Dari obrolan dan diskusi itupun seringnya memunculkan banyak kegiatan seperti diskusi dan bedah buku, kegiatan amal, acara band. Buku akhirnya menjadi komunikasi yang lebih luas dan menggerakkan isu sosial yang lebih luas seperti persoalan lingkungan, penggusuran lahan, pekerjaan dan pertarungan budaya"

Di sisi lain, kegiatannya tak selalu didukung oleh orang disekitar taman. "Seringkali pas kita ngelapak buku dikira mau jualan buku, disuruh bayar sewa lahan dan segala macemnya," ujar Arfan menambahkan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun