Mohon tunggu...
Putri AstrianSurahman
Putri AstrianSurahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Bandung

Beam sebagai Alat Mobilisasi Selama PIMNAS: Kok Banyak yang Bermasalah?

10 Desember 2023   07:40 Diperbarui: 10 Desember 2023   08:29 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret Beam yang terparkir di area gerbang lama (Gerlam). (Foto: dokumentasi pribadi)

Universitas Padjadjaran (Unpad) tahun ini menjadi tuan rumah diadakannya kompetisi ilmiah bergengsi yaitu Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS). Dikutip dari website resmi PIMNAS 36 Unpad, disebutkan bahwa PIMNAS merupakan sebuah event resmi tahunan Pusat Prestasi Nasional, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam bidang penalaran untuk memperlombakan karya ilmiah mahasiswa tingkat nasional (PIMNAS 36 Unpad, 2023). Kompetisi ilmiah berskala nasional ini diselenggarakan pada tanggal 26 November - 1 Desember 2023 di Kampus Jatinangor dan Dipati Ukur.

Sebagai tuan rumah, Unpad tentunya mempersiapkan yang terbaik untuk berjalannya acara ini. Semua renovasi dilakukan demi kenyamanan acara. Bahkan untuk transportasi, tidak hanya odong yang dikerahkan, namun juga ada sepeda listrik untuk mobilisasi selama PIMNAS berlangsung. Unpad melakukan kerjasama operasional dengan pihak Beam Mobility dalam hal penyediaan sepeda listrik di kampus Unpad Jatinangor. Sebanyak 500 sepeda listrik dioperasionalkan untuk mobilisasi PIMNAS.

Sepeda listrik atau yang kerap disebut sebagai Beam ini tersebar di beberapa titik yang menjadi zona parkir seperti di Fakultas Teknik Geologi (FTG), dekat pintu D (Gerlam), dan lainnya. Peserta, official, tim panitia bisa memakai Beam ini. Penggunaannya cukup dengan scan barcode lewat aplikasi Beam. Semua informasi mengenai Beam mulai dari titik Beam, sisa baterai, pembukaan helm, ada di aplikasi tersebut.

Banyaknya Beam yang dioperasionalkan, membuat saya terkejut sekaligus penasaran bagaimana Beam digunakan. Karena penasaran, akhirnya saya berkunjung ke acara PIMNAS dan melihat sendiri banyaknya orang yang berlalu lalang menggunakan sepeda listrik berwarna ungu. Saya mengakui kerjasama dengan Beam sangatlah tepat karena mengingat Unpad Jatinangor ini memiliki tanah yang sangat luas. Hadirnya Beam sebagai alat transportasi, memudahkan orang-orang untuk mobilisasi dengan cepat.

Beam memang memudahkan dan ketika saya pertama kali mendapat informasi bahwa akan ada 500 Beam, saya pikir itu adalah jumlah yang banyak. Namun, ketika saya cek ke titik-titik yang menjadi zona parkirnya, Beam sulit didapatkan. Sempat saya berpikir apakah benar Beam yang beroperasi berjumlah 500. Rasanya jika dilihat, jumlahnya tidak mencapai sebanyak itu.

Saya ingin mencoba bagaimana rasanya naik Beam, jadi saya mencari Beam ke titik parkir. Setelah sampai di tempatnya, Beam kosong. Sudah 3 zona parkir yang saya datangi, namun nihil, tidak ada Beam yang bisa dipakai. Sebenarnya ada beberapa Beam yang menganggur, namun pas saya scan barcodenya malah muncul keterangan bermasalah dan sedang dalam perbaikan. Bukan hanya satu dua Beam yang bermasalah, namun setiap Beam yang saya scan hampir semuanya bermasalah.

Menurut saya, hari pertama pada acara PIMNAS berjalan chaos dalam hal penggunaan Beam. Banyak mahasiswa yang bukan peserta PIMNAS yang menggunakan Beam sehingga pihak yang berkepentingan tidak kebagian. Beam yang banyak bermasalah ketika di scan dan banyaknya orang yang tidak berkepentingan menggunakan Beam, membuat 500 Beam ini seolah hanya berjumlah 100 unit.

Saya mencoba bertanya kepada pihak Beam yang menjaga di area parkir di mana kita bisa mendapatkan Beam karena di zona parkir semua Beam yang tersisa tidak bisa dipakai. Katanya jika kita ingin dapat Beam, cari saja yang terparkir di jalanan dan coba scan, jika bisa digunakan maka pakai saja. Saya heran kenapa harus nyari Beam yang di pinggir jalan sedangkan di sini ada zona parkirnya? lantas untuk apa zona parkir ini?

Ketika saya masih berusaha mencari Beam, saya juga melihat peserta PIMNAS dari universitas lain sedang melakukan hal yang sama. Beberapa dari mereka ada yang duduk-duduk di pinggir jalan (sepertinya menunggu odong), ada yang jalan kaki, dan ada juga yang sedang berusaha scan Beam yang terparkir. Melihat itu saya jadi sedikit miris, peserta PIMNAS yang seharusnya punya kesempatan memakai Beam untuk mobilisasi malah sebaliknya.

Saya merasa lebih miris lagi saat melihat ada orang yang menggunakan Beam untuk pacaran. Dia keliling Unpad menggunakan Beam dengan posisi berpelukan. Saya tidak peduli mereka melakukan apa, yang saya sayangkan adalah kenapa harus memakai transportasi yang seharusnya dipakai sama pihak yang berkepentingan. Saya tahu dia bukan peserta dari universitas lain, karena yang laki-lakinya memakai almamater Unpad. Meskipun seandainya dia adalah bagian dari panitia, tapi memakai Beam untuk hal seperti itu di acara seperti ini menurut saya memalukan.

Tidak sampai di situ, saya juga merasa miris terhadap orang-orang yang memarkirkan Beam sembarangan di pinggir jalan. Kenapa tidak dikembalikan lagi ke zona parkir. Jika alasannya kehabisan baterai dan tidak bisa digunakan lagi, kenapa sebelumnya tidak di cek terlebih dahulu jumlah baterainya pada aplikasi. Jika dirasa baterainya tinggal sedikit, jangan dipakai. Jika pas habis di tengah jalan, setidaknya parkirnya jangan sembarangan yang dapat ganggu kendaraan lain. Saya melihat banyak sekali Beam yang terparkir sembarangan yang bahkan ada yang terparkir hampir ke tengah jalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun