Setiap manusia pasti menginginkan kebahagiaan untuk kehidupan mereka. Dan beberapa diantaranya berusaha menghindari kesedihan dalam segala kondisi. Apalagi di era digital ini telah muncul berbagai konotasi negatif yang menyebutkan bahwa orang yang bersedih hanyalah orang yang lemah serta banyak beredar kalimat "Apaan sih gitu aja nangis" atau "Dih! Baperan" yang menyebabkan beberapa orang jadi takut menyampaikan kesedihannya. Jadi, apakah kesedihan memang perlu dihindari?
Sedih merupakan salah satu bentuk dari emosi yang dimiliki manusia. Menurut teori James Lange untuk pengertian emosi dalam psikologi, emosi adalah saat merasa sedih, marah, ingin menangis, dan ketakutan. Emosi adalah sebuah persepsi yang terdapat pada perubahan tubuh. Sederhananya, emosi merupakan reaksi alamiah manusia dalam menghadapi persoalan yang berbeda-beda dan sesungguhnya tidak ada emosi yang baik ataupun emosi yang buruk.
Ada seorang mahasiswa yang menceritakan mengenai pengalaman emosionalnya. Ia dikenal ceria dan dulunya memiliki keluarga yang harmonis harus menanggung beban setelah orangtuanya bercerai. Ia memaksakan diri agar tetap menjadi anak yang ceria agar Ibunya tidak khawatir. Namun, pada akhirnya dia jatuh sakit karena stress dalam menghadapi banyak masalah, lalu Ibunya memintanya menceritakan apa yang sedang Ia rasakan. Ia tak kuasa menahan tangis ketika tau Ibunya menerima kesedihannya dan bangga padanya.
Nah, dari sini dapat kita ambil pesan moralnya, ya teman-teman. Kesedihan itu diciptakan oleh Allah SWT untuk diterima dan bukan untuk dihindari oleh kita. Sebagai umat islam, kita harus pahami bahwa kita diciptakan untuk beribadah dan mengumpulkan amal-amal baik untuk bekal di akhirat. Bukan semata-mata hanya mencari kebahagiaan di dunia saja. Karena itulah, Allah memberikan banyak cobaan dalam hidup manusia sesuai dengan kemampuan manusia tersebut.Â
Sebagaimana firman Allah SWT (Q.S Al-Baqarah : 286): Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
Ada beberapa manfaat saat kita bersedih :
1. Kamu lebih peka terhadap sesama
Michael Trimble, profesor Inggris di Institute of Neurology di London mengatakan bahwa air mata merupakan respon alami manusia untuk penderitaan pribadi dan merasakan kasih sayang bagi orang lain.
2. Merenungkan sesuatu yang salah
Ketika sedih, banyak hal yang dipikirkan lalu kita mulai menyadari tentang sesuatu yang salah dan perlu perbaikan secepatnya. Di saat seperti inilah kamu bisa berpikir lebih jernih untuk hidupmu ke depan.