Kadang kita terlalu sibuk mengejar apa yang belum kita punya, sampai lupa mensyukuri yang sudah ada.
---
Malam  kembali datang. Waktu seolah berlari tanpa menoleh, sementara kita masih sibuk memikirkan apa yang belum tercapai. Umur terus bertambah, tapi coba tanyakan ke diri sendiri apakah semua cita-cita yang dulu pernah kita tanam sudah tumbuh menjadi kenyataan, atau masih tetap diam di tempat yang sama?
Kita sering bertanya, Kenapa ya cita-cita itu belum tercapai, padahal aku sudah bekerja keras, menabung, dan berusaha sekuat tenaga? Tapi mungkin jawabannya bukan di luar sana, melainkan di dalam diri.
Mungkin kita perlu berhenti sejenak, menatap ke cermin, dan bertanya dengan jujur:
Apakah selama ini kita benar-benar tulus dalam berusaha, atau hanya sekadar mengejar pengakuan?
Kadang kita lupa bahwa ketika semua impian itu tercapai nanti, bukan harta atau jabatan yang akan diuji tapi hati.
Apakah kita masih bisa tetap rendah hati, atau justru menjadi sombong dan lupa asal?
Dunia ini penuh godaan, dan sering kali bukan kegagalan yang menjatuhkan kita, tapi keberhasilan yang tidak kita jaga dengan bijak.
Kita juga sering melihat kesalahan orang lain, seolah kita sendiri tak pernah salah. Padahal introspeksi diri itu jauh lebih penting dari pada mengkritik. Sama halnya dengan pemimpin  tak ada pemimpin yang tidak ingin negaranya maju dan dipuji rakyatnya. Tapi setiap keputusan pasti ada pro dan kontra.
