Mohon tunggu...
Putra Dewangga
Putra Dewangga Mohon Tunggu... Content Writer di SURYA.co.id

Hanya seorang penulis di media online

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mudik Seru Bareng KAI, Persatukan Dua Generasi Dalam Satu Kereta

10 Mei 2025   13:56 Diperbarui: 11 Mei 2025   15:22 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penumpang menunggu kereta api (Tribun Jabar/Ahmad Imam)

Saat kami tiba di Stasiun Madiun, kakek mulai menunjukkan raut heran. Stasiun yang dulu ia kenal sebagai tempat gaduh dan berdebu, kini tampak modern, bersih, dan tertib.

"Stasiunnya sekarang keren ya, Nduk. Ada AC-nya... petugasnya juga rapi semua."

Aku menunjukkan QR code dari KAI Access kepada petugas boarding. Kakek melongo saat melihat kami langsung bisa masuk tanpa harus menunjukkan tiket fisik.

"Lho... kok enggak pake karcis? Dulu harus antre cetak dulu."

Aku hanya tertawa. "Kek, sekarang semuanya sudah digital."

Begitu masuk ke dalam gerbong, mata kakek menyapu seluruh ruangan: kursi empuk berlapis kulit, lantai bersih mengilap, AC yang sejuk, dan jendela lebar yang memamerkan sawah dan bukit di kejauhan.

Beliau duduk perlahan, menekan tombol sandaran, dan mendapati kursinya bisa direbahkan.

"Waduh... ini beneran kereta, Nduk? Dulu kakek duduknya cuma kursi kayu. Nggak bisa nyender, apalagi selonjoran."

Ia terus membandingkan kereta masa kini dengan yang dulu. Baginya, ini seperti naik waktu, bukan naik transportasi.

Setelah kereta mulai melaju, kakek mulai bercerita. Tentang betapa dulu ia merantau ke Surabaya dengan naik kereta barang, menyelip di balik karung-karung padi. Tentang saat ia mudik demi bertemu nenekku sebelum menikah. Tentang bagaimana kereta dulu mengajarkannya arti sabar dan pulang yang tak selalu mudah.

Lalu, tiba-tiba pramugari datang menawarkan makanan. Kakek memilih nasi rendang dan aku memesan teh hangat. Kami makan di kursi masing-masing sambil menatap pemandangan yang berganti-ganti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun