Berjalan kaki di Jakarta saat ini sangatlah tidak nyaman,bukan karena tidak adanya trotoar, tapi trotoar di sini seperti judul sebuah sinetron dan lagu "Antara Ada dan Tiada".Ada karena memang tampak secara kasat mata.Tiada karena fungsinya untuk para pejalan kaki sudah berganti untuk tempat berdagang dan parkiran motor.Padahal trotoar tersebut dibiayai dari duit rakyat tapi penggunaannya untuk kepentingan bisnis sekelompok orang. Beberapa lokasi trotoar yang disalahgunakan yang saya temui:
1. Trotoar Di Jl.Saharjo,Kuningan,Jakarta Selatan.
Terletak di sebelah kiri jalan sebelum mall Ambasador kalau kita dari arah jalan Sudirman.Trotoar ini penuh dengan parkir sepeda motor para pengunjung ke mall tersebut, apalagi pas hari libur.
2. Trotoar di samping kiri gedung Sarinah dan trotoar di seberangnya.
Dimanfaatkan para pedagang makanan,teruatama di mulai di sore hari.
3. Jalan umum di depan gedung Belezza,Permata Hijau.
Padahal di situ adalah jalan umum,tapi dikasih pembatas khusus untuk mobil yang mau masuk ke gedung tersebut.
4.Jalan umum depan hotel Mulya, Senayan.
Tidak berbeda dengan kasus di gedung Belezza, tidak jarang jalan depan hotel ini diperlakukan seperti milik mereka pribadi.
Itu cuma segelintir contoh,masih banyak tempat yang lain dan Anda bisa menambahkannya di kolom komen di bawah ini.Kita tidak melarang orang untuk mencari nafkah,tapi alangkah bijaksana kalau hal tersebut dilakukan di tempat yang tepat dan trotoar bukan dibikin untuk itu. Untuk para oknum petugas yang membiarkan hal ini terjadi mungkin karena sudah menerima "upeti", tolong kembalikan hak kami sebagai rakyat yang ingin berjalan kaki dengan aman dan nyaman di trotoar yang dibikin dari uang kami.