Mohon tunggu...
Putri Apriani
Putri Apriani Mohon Tunggu... Freelancer - Fiksianer yang Hobi Makan

@poetri_apriani | poetriapriani.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Musim yang Baik

24 Januari 2015   03:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:29 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14220188681352629579

Kolaborasi : Septi Yaning & Putri Apriani

.

Sebuah kisah klasik ini berawal dari aku yang memutuskan untuk jadi pemuja rahasiamu. Setiap pagi yang menakjubkan, setidaknya itu menurutku, aku meletakkan setangkai mawar putih di meja kerjamu – bunga kesukaanmu tentunya, di tangkainya aku selipkan kartu bertuliskan “hidup terlalu singkat untuk kamu lewatkan tanpa mencoba cintaku, untuk perempuanku.”

.

untaian rasa yang kuselipkan

semoga mampu tuk meluluhkan hati pemilik senyum itu

berbagai cara akan ku coba

agar aku tak kehilangan pandangan dari senyum itu

(Sheila On 7 – Terlalu Singkat)

.

Tentang rasa ini, tentang rasa yang telah lama aku simpan sendiri, ah seandainya saja kau tahu. Perhatikan Rani! beberapa tahun yang lalu kita adalah sepasang sahabat dan bahkan hingga kini kau tetap jadi sahabat sejatiku tanpa kau menganggapku lebih dari itu, ya hanya sebatas sahabat. Semakin lama, kau menjadi candu bagiku, bahkan aku merasa ada bagian yang hilang bila kau tak di sampingku. Pernah aku berpikir seberapa pantaskah aku memilikimu?

.

telah lama aku, lama mengenalmu

lama menantimu, ikuti arusmu

berhenti sejenak, dan lihatlah aku

beri kejelasan tentang perasaan

maukah kau tau?

didalam hatiku

lama menantimu, sampai kapan?

apakah kau tau?

yang lama ku tau,

lama menantimu sampai kapan?

(Sheila On 7 – Sampai Kapan)

.

Pilihlah aku, itu yang sering aku katakan ketika aku melihatmu, ketika aku bersama ragamu, namun tidak dengan hatimu. Jadikan aku pacarmu, lupakan saja mantan kekasih yang selalu saja membuatmu tertatih itu. Lupakan semua tentangnya, juga hari bersamanya. Aku tak ingin kau tetap bertahan di sana, di titik yang membuatmu menjadi bobrok yang membuat hatimu menjadi berai, karena kau tak pantas menjadi generasi patah hati. Sempat terlintas dua kata dalam benakku, berhenti berharap ataukah tetap menjadi pejantan tangguh sekaligus pendosa karena ketidakwarasan padaku yang terus mencintaimu dalam diam? Tanpa kau tahu, tanpa dapat aku ungkapkan, tidak, aku belum berani mengungkapkannya. Mudah sajabagiku untuk tetap mencintaimu karena aku setia. Kau yang selalu buat aku tersenyum, dan itu hanya satu dari milyaran alasanku untukmencintaimu. Coba kau mendekat padaku dan lihat dengar rasakan cinta ini.

.

seolah tak tahu hanya engkau yang ku tuju

akan kunantikan hatimu mengiyakanku

kumau kau tahu tiap tetes tatapmu

iringi tanyaku kapan kau jadi milikku?

saat kau meratap, saat kau bahagia

ku ingin ada disana

saat kumelangkah, saat ku berpijak

adakah kau bersamaku?

(Sheila On 7 – Tanyaku)

.

Iringan lagu dari Sheila On 7 mengalun halus dari radio yang kuletakkan di atas meja di samping kasurku. Ada beberapa lagu yang begitu ku suka, Just for My Mom, Tunggu Aku di Jakarta, Selamat Tidur, Tunjukkan Padaku, Mari Bercinta, Jalan Terus, Menyelamatkanmu, Ingin Pulang, Last Pretence, Briliant, Jangan Beritahu Niah, Khaylila Song, Yang Terlewatkan, Ibu Linda, Sekali Lagi, Jalan Keluar, Lia Lia Lia, Pasti Kau Bisa, On The Phone. Oh mungkin itu terlalu banyak, tak apa mungkin dengan cara itulah aku mampu menepiskan rasa sepi, mencoba untuk tetap berlapang dada dengan situasi yang menekanku. Saat malam tiba, aku ingin kau tunjuk satu bintang.Berharap semoga bintang itu aku, yang akan menjadi cahaya terang disaat kau berada dalam kegelapan. Pada bait pertama di setiap doaku semoga kau dan aku bisa menjadi kita. Meyakinkan diri, menumbuhkan pede kemudian menjadikan aku sebagai satu-satunya pemenang hatimu, meskipun aku harus melompat lebih tinggi. Akan ku pastikan kau tidak akan pernah terjamah yang lain lagi. Akan ku pastikan pula kau takkan pernah menyesal memilihku untuk berlayar denganmu. Ketika nanti hujan turun aku tak lagi sendiri, karena kini kau ada temani aku sebagai pelengkap kamus hidupku. Aku pula takkan menjadi pria kesepian yang kehilangan arah, yang mengemis cinta dari puluhan gadis. Percayalah padaku, saat aku lanjut usianantibegitupun denganmu, saat kita menua bersama, saat aku berubah menjadi bapak-bapak dengan uban di kepalaku, bahkan sampai kapanpun kau akan tetap menjadi anugerah terindah yang pernah kumiliki. Bingkisan Tuhan yang diturunkan untukku, itulah kau. Kau dan aku akan selalu bersama hingga ujung waktu, karena tak ada waktu yang tepat untuk berpisah kecuali maut yang memisahkan.

.

setenang hamparan samudera

dan tuan burung camar takkan henti bernyanyi

saat aku berkhayal denganmu dan janji pun terukir sudah

jika kau menjadi istriku nanti

pahami aku saat menangis

saat kau menjadi istriku nanti

jangan pernah berhenti memilikiku hingga ujung waktu

(Sheila On 7 – Hingga Ujung Waktu)

.

Perfect time! dan kini, segalanya telah menjadi nyata, semua impianku memilikimu. Ya memilikimu seutuhnya, bukan sebagai sephia atau kekasih gelap. Buka mata buka telinga, dengan perasaan canggung yang menyerangku aku meraih tanganmu, kita langkahkan kaki, satu langkah bersama menuju cinta. Selamat datang di hatiku my lovely, selamat datang musim yang baik. Betapa beruntungnya aku memilikimu.

.

ini lagumu yang kutuliskan untuk temani dimanapun kau

tetap semangat jadi dewasa seperti yang kamu impikan

jangan mengeluh, jadilah tangguh

seperti yang kamu impikan

oww.. diamanapun kau berada

oww.. bahagialah

(Sheila On 7 – Selamat Datang)

--oOo--

Bagi yang sudah membaca atau memberikan apresiasi terimakasih bijaksana! Have fun! Sampai jumpa!

.

*kata yang dicetak tebal dan miring adalah judul lagu dari Sheila On 7

.

Ilustrasi 1 : Spring romance

Ilustrasi 2 : Sheila On 7

Januari 2015

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun