Di era modern yang serba praktis seperti sekarang ini, junk food dan makanan serba instan sangatlah mudah ditemui. Dengan alasan menghemat waktu dan lainnya kita seringkali terlena dengan kebiasaan atau pola makan yang tidak sehat tersebut. Akibatnya berbagai macam penyakit yang cukup berbahaya datang menghantui. Sebut saja obesitas, kolestrol, diabetes, jantung, bahkan kanker.
Dan saya hanya sebagian kecil dari orang yang terlena dengan pola hidup seperti itu. Dampak yang paling mudah terlihat akibat pola hidup tak sehat tersebut adalah kenaikan berat badan yang signifikan, yaitu sebelas kilo dalam kurun waktu kurang lebih tujuh tahun! Selain itu, juga berkaca dari pengalaman Bapak saya yang menderita penyakit komplikasi (darah tinggi, kolestrol dan diabetes) beberapa tahun lalu, saya kemudian berpikir untuk mengubah mindset sekaligus pola makan.
“Put, makin gemuk aja, sekarang makmur tuh hidupnya.”
Oke, baik. Itu hanya dua contoh pernyataan yang seringkali dilontarkan oleh saudara, kerabat atau teman yang sudah lama tidak bertemu dengan saya. Jangan diteruskan, kamu nggak akan kuat, biar aku saja. Hehe.
- Mengurangi konsumsi nasi (cut carbo)
- Mengurangi konsumsi mie instan
- Mengurangi konsumsi gula
- Memperbanyak minum air putih
- Memperbanyak konsumsi sayur dan buah
- Rutin berolahraga, minimal bergerak 15 menit/ hari
Banyak cara yang dilakukan agar tubuh menjadi ideal. Melakukan diet ini, diet itu, tak jarang berbagai macam metode diet sudah terasa maksimal, tapi hasilnya masih saja jauh dari harapan, bahkan terasa begitu menyiksa.
Nah, Cut Carbo bisa jadi solusi diet efektif tanpa menyiksa bahkan mendapatkan tubuh ideal pun bukan sesuatu yang mustahil lagi. Lalu, bagaimana cara kerjanya? Metode diet Cut Carbo tetap memperbolehkan kamu mengonsumsi karbohidrat kok, tetapi porsinya dikurangi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di New Zealand dan Amerika Serikat, menunjukkan diet rendah karbohidrat pada orang dengan kelebihan berat badan berhasil turunkan berat badan dibanding diet lainnya setelah enam bulan.
Tipikal orang Indonesia, belum disebut makan namanya jika tanpa nasi atau makan dengan jumlah porsi nasi yang sedikit, nggak kenyang! Betul sekali, dan itu saya rasakan sendiri, ketika saya mulai mengurangi konsumsi nasi yang tadinya tiga kali dalam sehari bahkan lebih menjadi sekali dalam sehari (terkadang untuk waktu-waktu tertentu tidak sama sekali, dan terkadang juga, saya mengganti nasi putih dengan jenis karbohidrat lain seperti nasi merah, kentang rebus, roti gandum ataupun bihun). Untunglah ada SOYJOY di tengah kelaparan yang melanda. Dan terhitung sejak Januari lalu, SOYJOY mengeluarkan varian baru lho, yaitu SOYJOY Crispy.
- Kaya akan antioksidan
- Mengurangi resiko penyakit jantung
- Mencegah kanker
- Membalikkan efek endometriosis
- Mencegah osteoporosis
- Mengatasi gejala menopause
- Memberi efek baik untuk diabetes dan sakit ginjal
- Menjaga berat badan
- Mengatasi anemia
- Meningkatkan kualitas otak
