Mohon tunggu...
Puspita Sari
Puspita Sari Mohon Tunggu... Model - Mahasiswi

Sedang menempuh studi manajemen

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Modal Sosial dalam Konsep Keislaman

4 Desember 2019   20:09 Diperbarui: 4 Desember 2019   20:22 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: uswarwatch.org

Bila dicermati, banyak sekali ayat Al-Quran yang membahas ibadah mahdhah seperti shalat berjamaah, zakat, qurban, puasa, haji, maupun muamallah seperti silaturahim, anjuran mengucapkan salam, menengok orang sakit dan seterusnya yang pada hakikatnya menjunjung tinggi dan sekaligus merupakan instrumen modal sosial.

Tidak sedikit hadits nabi yang menekankan pentingnya modal sosial, baik diantara sesama Muslim maupun sesama manusia (lihat Mintarti, 2003). Anas ra. menyatakan bahwa Nabi SAW bersabda, "Tiada sempurna iman salah seorang dari kamu sehingga ia mencintai sesama Muslim, sebagaimana ia telah mencintai dirinya sendiri."

An-Nu'man Basyir ra. berkata: bersabda Rasulullah SAW, "Perumpamaan orang-orang Mukmin dalam cinta mencintai, kasih mengasihi dan rahmat merahmati adalah bagaikan satu badan, apabila salah satu anggota badannya menderita sakit, maka menjalarlah penderitaan itu ke seluruh badan, hingga terasa panas dan tidak dapat tidur."

 Modal Sosial Dalam Islam secara Das Sein
Pertanyaannya, jika secara das sollen Islam merupakan agama yang memiliki ajaran dan perangkat modal sosial, apakah secara das sein umat Islam saat ini menunjukkan perilaku yang kental dengan trust?

Pertanyaan ini cukup penting mengingat pembangunan manusia melibatkan proses menggali dan memunculkan modal sosial yang bersifat das sollen (keharusan) menjadi das sein (kenyataan), yang diwujudkan oleh perilaku aktual umatnya dalam sebuah komunitas.

Menurut Syamsul Arifin (2003), masyarakat Islam tampaknya kurang memberi perhatian terhadap modal sosial, meskipun human capital yang dimiliki melimpah. Dalam kehidupan keagamaan, umat Islam tidak mudah disatukan dalam banyak hal yang sebenarnya bisa dilakukan, seperti yang selalu terjadi dalam menentukan Idul Fitri dan Idul Adha.

Rendahnya IPM dan problema kemiskinan masih merupakan tantangan serius yang dihadapi umat Islam, khususnya di Indonesia. Ini memberi pesan bahwa dalam pengentasan kemiskinan, peran lembaga-lembaga sosial keagaamaan (misalnya LAZNAS, BAZIS, Dompet Dhuafa) bisa memfokuskan pada penguatan aspek pelayanan kesehatan dan pendidikan.

Program-program seperti Rumah Sakit gratis, Rumah Bersalin gratis, dan sekolah untuk kaum dhuafa yang selama ini telah dijalankan perlu terus dikembangkan dan diperluas baik flatforms maupun jumlah sasaran garapannya.  

[1] http://www.hdr.undp.org/en/countries/profiles/IDN

[1] https://www.bps.go.id/subject/26/indeks-pembangunan-manusia.html#subjekViewTab1

[1] http://www.policy.hu/suharto/Naskah%20PDF/ModalSosialIslamDompetDhuafa.pdf

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun