Mohon tunggu...
Puspa Sari Dewi
Puspa Sari Dewi Mohon Tunggu... A lifelong learner

Author of Seni Memaknai Hidup & Novella Ranum Email : 1991saripuspa@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Perkara-perkara yang Dapat Merusak Dialog dalam Berumah Tangga

29 Mei 2022   19:43 Diperbarui: 29 Mei 2022   20:02 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by idntimes.com

Sebenarnya yang menyakitkan itu bukan apa yang kita ucapkan, tetapi bagaimana kita mengucapkan. Jadi, kita harus selalu memberi perhatian bagaimana merangka kata-kata yang akan keluar dari mulut kita.

Banyak perkara atau perbuatan yang bisa membuat dialog antara suami istri berakhir sebelum selesai. Inilah yang dimaksudkan dengan perkara-perkara yang bisa Merusak dialog. Di antaranya adalah:

  • Kritikan pedas. Ketika dialog sedang berlangsung, jika salah satu pihak memberikan Kritikan pedas, maka pihak lain yang dikritik tidak akan meneruskan perkataannya.
  • Keputusan yang salah. Contohnya dengan mengatakan, "Kamu telah bersalah dalam ..." di awal dialog. Tentu orang merasa tertuduh dan tidak sudi lagi meneruskan dialog.
  • Membiarkan masalah tergantung tanpa dialog atau bertukar pikiran, dengan alasan contohnya, "Masalah ini akan selesai seiring berlalunya waktu" atau "Biarkan waktu yang akan menyelesaikannya". Kekeliruan ini akan terpendam dalam diri seseorang yang akan menimbulkan masalah kejiwaan yang negatif.
  • Mengungkit-ungkit masa lalu. Ketika ada masalah baru, jangan mengungkit permasalahan sebelumnya dan mengungkapkannya sekali lagi.
  • Seperti tahu. Contohnya seperti seorang istri ingin berbicara dengan suami tentang suatu masalah, lalu tiba-tiba suami berkata, "Aku tahu apa yang ingin kamu katakan." Dengan demikian, suami telah menutup pintu dialog.

Selain itu, di antara perkara yang paling menyakitkan istri ketika berbicara dengan suami adalah ketika istri merasakan suaminya tidak mendengar perkataannya, menganggapnya bodoh, meremehkan pendapatnya, tidak menghargai perasaan dan tuntutannya, serta menganggapnya tidak penting.

Ada pun perkara yang menyakitkan suami ketika berbicara dengan istri adalah gaya bicara istri yang mencabar dan pengakuan istri bahwa dirinya tidak percaya lagi pada suami, atau istri tidak menghargai bahkan mengingkari apa yang telah diberikan suami padanya.

Termasuk dalam perkara penting adalah kita harus pandai membedakan antara kesalahan dan orang yang bersalah agar mudah menemukan penyelesaian. Jika seorang istri melakukan kesalahan yang membuat suami tidak berkenan, maka cukuplah suami sekadar mengkritik perbuatannya saja. Semua disampaikan tanpa harus menghina kepribadian istri.

Apabila salah satu pihak melakukan sekatan dan tidak memberi kesempatan bagi pihak lain yang ingin minta maaf atau mengakui kesalahannya, maka itu akan menegangkan dialog dan menggagalkan penyelesaian. Karena itu, jika Anda melihat pasangan Anda bersedia mengubah pendapatnya dan ingin meminta maaf, Anda harus memberi kesempatan dengan keresahan hati. Apabila dia meminta maaf secara jujur, maka Anda harus menerima maafnya ketika itu juga.

Kesimpulannya, untuk menghindari itu, terima perbedaan dengan tenang dan berusaha untuk memahami pendapat pasangan Anda. Carilah titik-titik persamaan. Jika ternyata Anda salah, maka akuilah kesalahan itu. Berusahalah untuk selalu saling memahami dan bukan sebaliknya salah paham.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun