Mohon tunggu...
Luthfi Purnahasna
Luthfi Purnahasna Mohon Tunggu... PNS -

Saya justru bingung jika disuruh mendeskripsikan diri saya sendiri. Biarlah orang lain yang menilai saya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Transjogja Tak Lagi Berhati Nyaman

14 Mei 2015   04:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:04 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi body Transjogja rusak (Sumber: Radar Jogja)

Transjogja yang menjadi moda transportasi darat yang seharusnya menjadi andalan kota Yogyakarta dalam melayani kebutuhan transportasi perkotaan kotanya. Tetapi sekarang ini, kondisi bus-busnya sudah tidak sebagus dulu lagi. Apalagi jika dibandingkan dengan saat awal dioperasikannya pertama kali pada tahun 2008. Perbandingannya menjadi jauh sekali.

Saya memang tidak menggunakan Transjogja secara rutin. Transjogja juga bukan merupakan transportasi utama saya dalam mengarungi jalanan kota Yogyakarta dan sekitarnya yang sudah mulai sesak dengan kendaraan. Tetapi akhir-akhir ini, setidaknya satu tahun terakhir, setiap saya menggunakan atau melihat bus Transjogja, saya merasa miris bercampur sebal.

Perasaan miris karena kebanyakan kondisi bus Transjogja sudah tidak dalam kondisi baik. Baik disini tidak harus 100% prima karena seiring waktu, penggunaan akan menggerus kondisi. Tetapi kondisi kelayakan bus-bus tersebut seperti diabaikan. Kasus yang saya sering kali jumpai adalah kondisi badan bus yang rusak di berbagai tempat. Mulai dari cat yang mengelupas di banyak sisi, lapisan kaca film yang mengelupas hingga ada bagian badan bus yang hampir lepas dari tempatnya. Paling parah yang pernah saya temui adalah kerusakan pada pintu otomatis yang menjadi akses keluar masuk penumpang. Ada pintu yang harus dibuka tutup oleh petugas dan bahkan ada yang sampai tidak bisa ditutup dengan sempurna. Mungkin hal tersebut tidak secara langsung mengganggu fungsi berkendara bus tersebut. Tetapi dari segi estetika tentu tidak sedap dipandang. Apalagi jika penumpangnya adalah turis yang sedang berwisata di Yogyakarta. Khusus untuk kerusakan pada pintu bahkan bisa menganggu keamanan penumpang terutama saat bus sedang penuh atau ramai karena pintu tidak bisa tertutup dengan sempurna.

[caption id="" align="aligncenter" width="540" caption="Ilustrasi "][/caption]

Kalau hal tersebut hanya merusak dari segi keindahan maka ada pula kerusakan pada pendingin ruangan atau AC. Dari beberapa kali menumpang, saya sering kali mendapati AC pada bus-bus yang saya tumpangi tidak lagi memberikan hawa dingin atau bahkan sekedar sejuk. Apalagi jika penumpang sedang penuh dan sesak maka jangan berharap bisa merasakan angin sejuk dari AC. Hampir dipastikan kita akan keluar dalam keadaan berkeringat karena gerahnya keadaan di dalam saat bus penuh. Tentunya hal ini mengganggu kenyamanan para penumpangnya. Keberadaan AC merupakan salah satu fasilitas yang menjadi keunggulan utama dari Transjogja. Karena adanya AC, selama perjalanan menggunakan Transjogja, penumpang tak lagi perlu berpanas-panasan. Tetapi kenyamanan tersebut tidak lagi begitu terasa karena AC yang tidak berfungsi maksimal.

[caption id="" align="aligncenter" width="558" caption="Ilustrasi pintu penumpang yang tidak tertutup (Sumber: Koran Sindo)"]

Ilustrasi pintu penumpang yang tidak tertutup (Sumber: Koran Sindo)
Ilustrasi pintu penumpang yang tidak tertutup (Sumber: Koran Sindo)
[/caption]

Lalu belakangan ini, jika berkendara di jalanan Yogyakarta dan berada di belakang bus Transjogja, akan sering kita dapati bus yang mengeluarkan kepulan asap hitam tebal dari knalpotnya. Kepulan asap tebal yang tentunya menambah polusi udara dan juga mengganggu pernapasan para pengendara lain. Bahkan jika kepulan asapnya sangat tebal dan jarak pengendara lain terlalu dekat bisa mengganggu penglihatan pengendara lain. Hal tersebut selain menimbulkan kesan miris bercampur sebal karena mengganggu kenyamanan berkendara kendaraan lain juga menimbulkan pertanyaan tersendiri. Apakah perawatan rutin Transjogja tidak cukup baik? Kepulan asap hitam dari knalpot pada kendaraan jaman sekarang bisa jadi menunjukkan ada yang salah dengan mesin kendaraan terutama pada sistem pembuangan hasil pembakaran. Makin seringnya saya melihat bus yang mengeluarkan asap hitam tebal juga makin membuat saya sering bertanya pertanyaan tersebut. Padahal pemandangan seperti itu sudah lama tidak saya sering temui. Terakhir kali saya sering melihat kepulan-kepulan asap tebal dari knalpot bus ialah saat masa-masa jaya bus-bus kota lama sebelum Transjogja beroperasi. Tapi akhir-akhir ini, bus-bus Transjogja seperti hendak mengingatkan saya pada masa-masa tersebut.

[caption id="attachment_383470" align="aligncenter" width="300" caption="Bus Transjogja yang mengepulkan asap hitam tebal dari knalpot (Sumber: Dokumentasi Pribadi)"]

1431553013593469792
1431553013593469792
[/caption]

Tapi selain semua hal diatas, hal yang menurut saya terburuk adalah perilaku dari pengemudi bus Transjogja belakangan ini. Bus Transjogja yang mengemudi ugal-ugalan sekarang ini mulai bisa dengan mudah ditemui di jalanan. Kasus yang paling banyak saya temui adalah bus yang mendahului dengan seenaknya tanpa menaati rambu lalu lintas. Seperti mendahului dari sebelah kiri kendaraan yang akan didahului padahal kendaraan yang didahului tindak akan belok atau mengambil lajur ke kanan. Lalu ada yang mendahului saat marka jalan menunjukkan tidak boleh mendahului (marka jalan tidak terputus). Selain itu, ada yang mendahului kendaraan lain lalu memotong jalur kendaraan tersebut dengan sembarangan dan ugal-ugalan. Selain itu, pernah saya temui busa yang memotong jalur kendaraan lain dengan sangat tiba-tiba saat akan berhenti. Pernah pula saya temui bus yang berhenti tidak pada tempatnya pada saat di pemberhentian lampu lalu lintas. Ada yang berhenti di lajur paling kiri padahal lajur kiri seharusnya tidak boleh digunakan untuk berhenti karena kendaraan yang akan belok kiri diperbolehkan langsung belok tanpa berhenti dulu. Ada pula yang berhenti di lajur kanan yang merupakan lajur untuk arah yang berlawanan. Kasus kedua tersebut sering saya temui saat lampu lalu lintas sudah menjelang menjelang lampu hijau.

Perilaku para pengemudi Transjogja ini masih terus membuat saya heran hingga sekarang. Pemandangan yang dulu saya sering temui lagi-lagi pada masa jayanya bus-bus kota lama. Tapi pada masa itu saya masih bisa mengerti alasan para pengemudinya ugal-ugalan. Mereka melakukannya demi mengejar setoran. Oleh karena itu, mereka akan berusaha lebih cepat demi mendapatkan penumpang lebih dulu dan lebih banyak. Pengemudi Transjoga, sejauh yang saya tahu, sudah mendapatkan gaji tetap tidak berdasarkan banyaknya penumpang yang mereka bawa. Jadi gaji yang mereka dapat tidak berdasarkan setoran seperti bus-bus kota lama. Karena itulah saya heran dengan perilaku pengemudinya yang belakangan ini seperti pengemudi bus-bus kota lama. Hal yang sangat disayangkan karena saya ingat betul pada saat awal sebelum peluncurannya, bahkan para pengemudinya mendapatkan pelatihan khusus di salah satu komplek stadion di Yogyakarta. Sebelum ini pun, para pengemudinya juga selalu menaati lalu lintas dan tidak ugal-ugalan.

Transjogja sebagai moda transportasi umum perkotaan andalan kota Yogyakarta sudah seharusnya mendapatkan perhatian lebih. Mulai dari perawatan rutinnya sehingga tidak ada kerusakan-kerusakan yang tidak diinginkan. Lalu para pengemudi yang seharusnya bisa menjadi teladan dalam berlalu-lintas di jalanan Yogyakarta. Karena Transjogja sudah menjadi salah satu ikon Yogyakarta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun