Hari Jumat, 3 Oktober 2025, saya berkesempatan melaksanakan bhakti akademisi di SD Negeri Ngadirgo 01, Kecamatan Mijen, Semarang. Sebagai mahasiswa PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi UNNES, saya membawa karya berupa buku panduan menggambar sketsa buah dengan bantuan bangun datar yang saya susun untuk mendukung kreativitas sekaligus pemahaman konsep geometri pada siswa sekolah dasar.
Dalam kegiatan ini, saya memperkenalkan buku panduan tersebut kepada para guru dan siswa. Saya menjelaskan bahwa ide penyusunan buku ini berangkat dari pengamatan sederhana: anak-anak sering kali mengalami kesulitan saat diminta menggambar bentuk objek nyata karena mereka belum terbiasa menghubungkannya dengan bentuk dasar. Dengan menggunakan bangun datar seperti lingkaran, oval, segitiga, atau persegi panjang, anak-anak dapat lebih mudah menyusun sketsa buah seperti apel, jeruk, pisang, atau mangga.
Saya memandu siswa kelas rendah untuk mencoba menggambar buah dengan teknik sederhana ini. Mereka tampak antusias saat mengetahui bahwa gambar yang awalnya sulit dapat terbentuk dengan langkah-langkah kecil menggunakan bangun datar. Guru-guru yang hadir pun ikut memperhatikan proses tersebut dan mencatat cara penyampaian yang dapat mereka terapkan di kelas masing-masing.
Buku panduan yang saya buat berisi langkah-langkah menggambar berbagai jenis buah, dilengkapi ilustrasi sederhana, contoh latihan, serta bagian refleksi kecil agar anak bisa menilai hasil karyanya sendiri. Buku ini tidak hanya melatih keterampilan seni, tetapi juga mengintegrasikan pembelajaran matematika melalui pengenalan bangun datar. Saya percaya pendekatan lintas disiplin ini bisa membantu siswa memahami bahwa matematika tidak terpisah dari kehidupan sehari-hari, termasuk dalam kegiatan menggambar.
Pengalaman ini menjadi pelajaran berharga bagi saya. Saya belajar bahwa kreativitas dapat dijembatani dengan cara-cara sederhana yang dekat dengan anak. Melalui buku panduan ini, saya berharap siswa di SDN Ngadirgo 01 tidak hanya semakin percaya diri dalam menggambar, tetapi juga terbiasa menghubungkan konsep matematika dengan kegiatan seni. Bagi saya, bhakti akademisi ini menjadi bentuk nyata pengabdian sekaligus penguatan diri sebagai calon guru yang ingin terus menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI