Mohon tunggu...
Purwati Idamaningsih
Purwati Idamaningsih Mohon Tunggu... Guru - Penulis Indie

Purwati Idamaningsih atau yang lebih sering disapa bu Ida oleh para siswanya. Adalah seorang pengajar di MA Masyithoh Gamping dan Di MA Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia,. Dunia literasi sudah digeluti sejak masa kuliah di Universitas Tidar Magelang sampai sekarang ini, Beberapa tulisannya berupa cerpen, opini, SST,serta Citicen Jurnalis pernah dimuat di berbagai media seperti Kedaulatan Rakyat, Bernas, Harian Yogya dan Tribun, dan Majalah Candra, majalah Dinas Pendidikan dan Pemuda DIY. Tulisannya juga ada yang sudah dibukukan dalam bentuk antologi salah satu tulisannya ada didalam buku yang berjudul Mozaik Pendidikan kumpulan tulisan penulis Sahabat Candra, Maaf Aku Bukan Super Mom, Buku Haru Biru dari Kementerian Agama serta membuat modul Bedah Soal UN dan Modul Pelajaran Bahasa Indonesia SMA, ditambah buku Antologi terbarunya yang tidak lama lagi terbit yang berjudul Di Balik Sosok Kartini Kementerian Agama DIY. Untuk mengenal lebih jauh dengan penulis bisa mengakses medsosnya melalui FB Purwatiidamaningsih, IG Pur_idaman, WA 081391428705.Email purida68@gmail,com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Falling in Love

25 Juni 2020   21:14 Diperbarui: 25 Juni 2020   21:21 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kehadiran siswa baru yang tak kuduga membuatku salah tingkah, selama mengajar secara tak sadar aku mencuri-curi pandang kepadanya. Untung saja bel berbunyi mengakhiri pelajaranku  pagi ini. Rasa lega terbebas dari perasaan yang tidak menentu ini. 

Rasa penasaran untuk tahu tentang  siswa baru tersebut aku segera bergegas menemui bu Ida untuk menanyakan jati diri siswa baru tersebut. Menurut keterangan bu Ida , Si Rosma pindah ke SMA ku karena orang tuanya pindah tugas dari Surabaya ke Yogya. Perasaan lega setelah mendengar semua jati diri Rosma ternyata dia pindah baik- baik alias tidak ada masalah di sekolah lamamya.

Kedatangan Rosma disekolah ini membuatku ada perasaan yang beda yang tak pernah kurasakan selama ini , bayangan anak itu selalu ada di mataku. Aku jadi begitu perhatian kepadanya,  apalagi saat ada jam mengajar dikelasnya , aku sangat mempersiapkan diri sepenuhnya dari materi sampai penampilanku, selama ini penampilanku biasa saja, gak peduli orang mau menilai apa. Tapi entah kenapa sekarang kok beda, aku sudah berusaha menepis perasaanku dan berpikir dengan logika bahwa perasaanku dan tingkahku ini salah. 

Aku berusaha apa yang kurasakan kusimpan rapi agar tidak ada orang yang tau apalagi si Rosma. Apa jadinya kalau ada yang tau aku sedang jatuh cinta dengan siswaku sendiri. Jarak usia yang sangat jauh membuatku berhitung, tapi kata orang  dan syair lagu yang didendangkan penyanyi jadul yang sering kulecehkan itu benar adanya. Aku dibuat tak berdaya oleh perasaan yang namanya cinta, aku benar-benar jatuh cinta dengan si Rosma yang nota bene siswaku sendiri, dan parahnya aku tidak sanggup dan tidak berani mengungkapkannya.

Sinyal cintaku ternyata terbaca oleh teman-teman guru, akhirnya aku tak tahan untuk memendam sendiri perasaanku, dengan menahan malu aku bercerita dengan bu Ida , teman guru seniorku itu, karena kupandang beliau bisa memahami perasaanku saat aku bercerita tentang cintaku kepada si Rosma. 

Dengan perhatian beliau mendengarkan curhatku kepadanya, beliau menyarankan kepadaku untuk sementara waktu sambil menunggu selesai ujian nasional , aku menahan perasaanku tersebut kepada Rosma ,demi kebaikannya sehingga dia bisa focus pada kelulusannya. Setelah itu baru aku boleh menyatakan perasaan cintaku kepada Rosma siswa kesayanganku tersebut. Sarannya sangat masuk akal tapi apakah aku sanggup menahan diri ini.

Ternyata memendam cinta sangat berat, aku hanya bisa berdoa semoga Allah mempercepat waktu dan kelak Rosma mau menerima cintaku yang tulus ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun