Mohon tunggu...
purcahyono hariprasetyo
purcahyono hariprasetyo Mohon Tunggu... Guru - Bergabung di kompasiana agar dapat menuangkan ide dan pengalaman

Menulis untuk menuangkan ide dan pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Narasi Sebuah Pohon

16 Oktober 2022   10:53 Diperbarui: 16 Oktober 2022   10:54 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pohon-pohon itu tertegun, setiap hari ia mendapat sentuhan yang kasih. Tak terhitung cahaya sang surya yang ia terima,  membuat ia tumbuh kembang .

Tak terbilang lagi, hujan yang telah menumpahkan rintiknya, diserapnya hingga ke akar menjadikan ia kokoh tak bergeming.

Sebagai wujud syukurnya, ia rimbunkan dedaunan menjadi penyejuk mata, peneduh di saat terik menghampiri. Di lain waktu ia lahirkan bunga-bunga yang mekar merekah indah.

Ia bersahabat dengan beberapa serangga, menjadi istana yang nyaman bagi seekor ulat, sesekali bertandang sekelompok burung seraya bersenandung, dan mengundang seekor kupu-kupu untuk sejenak singgah.

Ia pun berterima kasih kepada sang bumi yang telah memberikan tempat berpijak, kepada sang matahari yang tiada jemu mengunjunginya, dan kepada malam yang sudah meninggalkan butiran embun bening pada helai-helai dedaunan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun